Malang, Tugumalang.id – TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif per bulan, TikTok membawa perubahan besar dalam cara kita mendapatkan dan menyerap informasi.
Fenomena “TikTok-isasi” ini menggambarkan pergeseran yang terjadi saat ini. Format video singkat menjadi pilihan utama. Namun, fenomena ini juga berdampak pada kebiasaan masyarakat, khususnya dalam hal rentang perhatian dan cara kita mengonsumsi informasi sehari-hari.
Dampak terhadap Rentang Perhatian
Video pendek seperti yang ada di TikTok membuat kita terbiasa mendapatkan hiburan dan informasi dalam waktu singkat. Hal ini berdampak pada kemampuan kita untuk fokus dalam waktu lama. Studi Microsoft pada 2021 menunjukkan bahwa rentang perhatian manusia kini hanya sekitar 8 detik, bahkan lebih pendek dari ikan mas!
Kebiasaan menonton video berdurasi 15 hingga 60 detik dapat membuat otak kita lebih sulit untuk beradaptasi dengan tugas yang memerlukan konsentrasi mendalam, seperti membaca artikel panjang atau menyelesaikan pekerjaan yang kompleks. Jika tidak diimbangi, hal ini bisa berdampak pada produktivitas dan kualitas belajar kita.
Baca Juga: Tarian Daboy yang Sedang Trending di TikTok, Kenali Budayanya
Perubahan Preferensi Konten
Sebelum era video pendek, banyak orang menikmati konten dalam bentuk artikel panjang atau video berdurasi lama seperti di YouTube. Namun, kini preferensi masyarakat berubah drastis. Video pendek lebih diminati karena langsung menyampaikan inti informasi tanpa bertele-tele. Ditambah lagi, algoritma TikTok sangat pintar dalam menyajikan konten yang sesuai dengan minat pengguna, sehingga membuat kita terus ingin menonton. Format ini juga mudah diakses karena dirancang untuk ponsel, membuatnya nyaman untuk dikonsumsi kapan saja.
Dampak pada Perilaku Sosial
TikTok-isasi tidak hanya mengubah cara kita mengonsumsi informasi, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi. Berbagi informasi kini sering dilakukan melalui video viral yang singkat, bukan diskusi mendalam. Tren seperti challenge viral, dance, atau meme menciptakan budaya baru yang menyatukan pengguna di seluruh dunia. Namun, ada sisi negatifnya. Ketergantungan pada interaksi digital dapat mengurangi kualitas komunikasi langsung dan memperkuat budaya instan yang terkadang dangkal.
Dampak Positif dan Negatif
Meski begitu, TikTok juga membawa manfaat. Video pendek memungkinkan informasi tersebar lebih cepat dan menjangkau banyak orang, termasuk mereka yang sebelumnya kurang terpapar informasi. Selain itu, platform ini mendorong kreativitas penggunanya untuk menyampaikan ide atau cerita dengan cara baru. Namun, dampaknya tidak selalu positif. Risiko seperti penyebaran informasi palsu, kecanduan konten, dan penurunan kemampuan berpikir kritis juga meningkat.
Baca Juga: Rapalguna si Bapak Kucing, Raih 326 Ribu Followers di Tiktok Berkat Konten Anabul
TikTok-isasi telah mengubah pola konsumsi informasi masyarakat, terutama anak muda. Rentang perhatian yang semakin pendek menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan dan pekerjaan. Meski demikian, fenomena ini juga menawarkan peluang baru untuk menyampaikan informasi secara kreatif. Penting bagi kita untuk tetap bijak dalam mengonsumsi konten video pendek, mencari keseimbangan, dan memastikan informasi yang kita serap bermanfaat. Dengan begitu, kita bisa menikmati manfaat fenomena ini tanpa mengorbankan kemampuan berpikir kritis.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Say Martua Panji Tampubolon
Redaktur: jatmiko