Aqua Dwipayana*
Setiap orang membutuhkan uang. Namun masing-masing individu memiliki sikap yang berbeda terhadap materi. Terkait dengan itu janganlah selalu menyamaratakannya agar tidak merusak silaturahim dan menimbulkan suasana yang kurang nyaman.
Pesan di atas sering saya sampaikan terutama kepada teman-teman yang selama ini cenderung menyamaratakan semua orang. Mereka beranggapan bahwa setiap orang pasti senang jika diberi uang. Padahal kenyataannya tidak demikian.
Sering terjadi pemberian itu dikaitkan dengan bantuan yang diterima. Sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih, orang yang menerima bantuan memberikan sejumlah uang kepada orang yang membantunya.
Logika sederhana seharusnya orang yang diberi materi sangat senang menerimanya. Mendapatkan rejeki yang mungkin sebelumnya tidak pernah dibayangkan olehnya.
Realitanya tidak seperti itu. Saya beberapa kali menemukan orang yang tidak mau menerima pemberian sejumlah uang dari orang yang pernah dibantunya. Meski telah dijelaskan bahwa rejeki itu sebagai rasa syukur dan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan.
Niat baik dari orang yang memberi uang bisa berubah jadi negatif. Tidak jarang orang yang diberi materi jadi tersinggung dan tidak berkenan dengan hal itu.
Merasa kebaikannya “dibayar” dengan sejumlah materi. Padahal dari awal memberikan bantuan niatnya tulus dan ikhlas. Sama sekali tidak mengharapkan balasan kecuali dari TUHAN.
Selain itu hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada orang yang akan diberi uang. Dia merasa bahwa kebaikannya dibalas dengan sejumlah materi. Dirinya hanya senilai uang pemberian tersebut.
Harus Dihargai
Biasanya ada yang menolak pemberian uang itu secara halus. Tidak sedikit pula yang menyampaikan apa adanya. Semuanya tergantung karakter masing-masing.
Sementara ada orang yang menilai bahwa mereka yang tidak mau menerima pemberian uang itu sama dengan menolak rejeki. Tidak mensyukuri pemberian TUHAN.
Bahkan ada yang menilai lebih keras dari itu. Mereka melihat orang yang tidak mau menerima pemberian itu kebangetan dan “bodoh” karena ngga berkenan mengambil uang yang dinilainya halal.
Pemikirannya sederhana. Kalau memang tidak berkenan dengan uang itu, ambil saja. Kemudian berikan ke orang lain atau disumbangkan ke yayasan sosial. Selesai urusannya.
Karena ini adalah sikap seseorang terhadap bantuan yang telah diberikannya kepada orang lain maka harus dihargai. Jangan dipermasalahkan. Terima saja dengan ikhlas. Jadikan pelajaran agar lain kali hati-hati dalam memberi kepada siapa pun juga.
Mereka yang ditolak pemberiannya jangan tersinggung apalagi marah. Merasa tidak dihargai. Hormati orang yang bersikap seperti itu. Bahkan banyak belajar dari kejadian tersebut.
Orang-orang yang menolak imbalan atas jasa yang diberikannya, umumnya memiliki keyakinan dan jati diri yang kuat. Di samping sikap ikhlasnya yang luar biasa.
Bantu dengan Tulus Ikhlas
Bantulah mereka agar tetap konsisten dengan sikap terpujinya tersebut. Tentunya secara positif ada penilaian tersendiri kepada orang-orang yang punya kebiasaan seperti itu.
Mereka berbeda dengan kebanyakan orang pada umumnya. Punya karakter kuat yang dianggap langka karena sikapnya tidak seperti banyak orang.
Ke depan jadikanlah semua itu sebagai pengalaman berharga. Jangan menyamaratakan setiap orang terutama pada hal-hal sensitif termasuk kebiasaan memberi sejumlah uang kepada mereka yang telah memberikan bantuan.
Jaga terus silaturahim dengan semua orang. Jangan merusaknya lewat pemberian sejumlah uang. Mempertahankan suatu hubungan lebih susah dibandingkan mendapatkan sahabat baru.
Ingat setiap orang membutuhkan uang. Namun ada sebagian orang yang sangat selektif mendapatkannya. Tidak dengan menghalalkan segala cara yang akhirnya menjatuhkan harkat dan martabatnya.
Terbaik adalah selalu membantu setiap orang dengan tulus ikhlas. Hanya mengharapkan ridho dan balasan dari TUHAN Sang Pencipta. Hanya itu.
Semoga kita dapat secara konsisten menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga selalu mendapatkan penilaian positif dari setiap orang dan TUHAN. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>Dari Bogor saya ucapkan selamat berusaha bersikap ikhlas setiap memberikan bantuan pada semua orang. Salam hormat buat keluarga. 06.00 30042021😃<<<
* Doktor Komunikasi, Motivator Nasional, Penulis Buku Trilogi The Power Of Silaturahim