Tugumalang.id – Universitas Brawijaya (UB) Kembali mengukuhkan 4 profesor lintas ilmu di penghujung tahun 2024. Keempat profesor ini meneliyi banyak hal mulai pemetaan habitat ikan hingga sistem pemerintahan desentralisasi.
Sebelum dikukuhkan, mereka berkesempatan menjelaskan tentang pidato ilmiahnya pada Selasa (26/11/2024). Keempat profesor ini datang dari ari FMIPA, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Fakultas llmu Administrasi.
Empat professor tersebut ialah Prof. Dr. rer. nat. Abdurrouf. SSi.. M.Si.yang merupakan professor aktif ke 209, Andi Kuriawan.S.Pi.M.Eng..D.Se professor ke 212, Prof. Dr. M.R. Khairul Muluk. S.Sos. M.Si merupakan professor aktif ke 215, dan Prof. Dr. Iing Abu Bakar Sambah. S.Pi. ME Yang merupakan professor aktif ke 216 di UB.
Baca Juga: Pesona Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya, Tempat Belajar Mahasiswa dengan Fasilitas Lengkap dan Nyaman
Penelitian menarik datang dari Prof. Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi, Mt terkait Fishhab-Spatial Dynamie: Model Kesusaain Habitat lkan Dengan Pendekatan Spasial-Temporal Dan Multikriteria. Profesor ke 392 di UB ini dikukuhkan sebagai profesor bidang Ilmu Pemetaan Sumber Daya Pesisir dan Laut.
Prof Sambah menjelaskan persebaran ikan di perairan dipengaruhi oleh faktor oseanografi terutama suhu permukaan laut dan kelimpahan klorofil-a. Fenomena oseanografì secara tidak langsung memengaruhi dinamika migrasi sumber daya ikan disebuah perairan.
Untuk mengidentifikasinya, ia mengenalkan konsep Upwelling yang dapat menjadi indikator untuk mengetahui perairan mana yang subur dan ikan yang melimpah.
Hal ini terjadi karena upwelling merupakan pergerakan massa anr dari dasar laut ke permukaan laut sehingga membawa banyak unsur hara dan tingkat kesuburan primer yang tinggi.
Baca Juga: Delegasi Universitas Brawijaya Raih Prestasi Internasional di Lyon Model United Nations
Perkiraan daerah terjadinya upwelling dilakukan dengan cara mengukur parameter penyebab terjadinya upwelling yaitu suhu permukaan laut dan klorofil-a.
”Kedua parameter itu saling berkaitan dalam proses upwelling. Peningkatan kandungan klorofil-a dan penurunan suhu permukaan laut mengindikasikan adanya upwelling pada daerah tersebut,” jelasnya.
Indikasi terjadinya upwelling, kata dia diikuti dengan meningkatnya produktivitas perairan yang ditandai dengan penurunan nilai suhu permukaan laut dan meningkatnya konsentrasi klorofil-a.
Intensitas upwelling akan meningkat dengan kondisi suhu permukaan laut yang rendah dan kandungan klorofil-a dengan unsur hara yang tinggi menyebabkan upwelling yang membawa nutrient ke permukaan sehingga dapat menjadikan feeding ground bagi ikan.
Sementara, Prof. Dr. rer. nat. Abdurrouf, S.Si., M.Si meneliti tentang upaya memahami interaksi Molekul dan Medan Laser menggunakan AlFT. Profesor ke 385 di UB ini memandang jika kehidupan manusia sehari-hari tidak terlepas dari perkembangan teknologi, yang dibangun di atas pemahaman dunia molekuler.
Setiap benda yang digunakan sehari-hari, dari obat-obatan hingga gawal melibatkan manipulasi materi tingkat atom dan molekul. yang sangat relevan dengan kehidupan seharı- hari.
Interaksi laser pulsa dan molekul gas adalah suatu tema besar dalam fisika dengan aplikasi yang sangat luas. Menurut Abdurrouf, tipe interaksi antara laser dan molekul dalam fase gas bergantung pada energi dạn durasi lasernya. Interaksi keduanya dapat berupa perturbasi.
“Bahkan mungkin terjadi interaksi yang lebih kompleks seperti ionisasi ganda tak berurutan (non-sequential doubleionization, NSDI). disosiasi, ataupun pembangkitan sinyal harmonik tinggi (High Harmonic Generation, HHG)”, jelasnya.
Untuk memahami bagaimana sinyal-sinyal harmonik tinggi dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengkarakterisasi tingkat penyelarasan molekul, Rouf mengembangkan model adiabatik dari teori medan intens (adiabatic intense-field theory atau AIFT).
AIFT berhasil menjelaskan hampir semua fenomena eksperimen terkait dengan pembangkitan sinyal harmonik tinggi pada molekul yang terselaraskan.
AIFT juga dapat dipakai untuk menghitung sinyal harmonik tinggi dari molekul yang diselaraskan dengan pulsa panjang yang dimatikan secara mendadak, menghitung energi deposit pada gas, menentukan intensitas pulsa dan temperatur gas jet, serta merekonstruksi orbital molekul.
Diharapkan AIFT bisa dipakai sebagai pijakan awal untuk membangun teori tentang pembangkitan sinyal harmonik tinggi pada molekul selain gas.
”Menarik juga untuk menerapkan AlFT-+FM. pada sistem termal atau sistem yang terdistorsi oleh medan luar, baik medan statis maupun medan laser intens yang dinamis. Diharapkan perpaduan tersebut mampu berkontribusi dalam perkembangan sains dan teknologi di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara, Prof. Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Se meneliti tentang Konsep Brawijaya (Biofilm As Regulator Of Adsorption-Desorption For Water Pollution, Justifiable Aquatic Yield And Sustainability) untuk Inovasi Teknologi Eko-Akuatik.
Profesor ke 388 dari seluruh Profesor yang dikukuhkan sebagai professor bidang Bidang Ilmu Ekologi Mikroba Perairan ini membahas tentang konsep bidang Ekologi Mikroba Perairan yang mendasari konsep mnovasi teknologi cko-akuatik
Keempat, Prof. Dr. M.R. Khairul Muluk, S.Sos, M.Si meneliti tentang Model Desentralisasi Dinamis: Solusi Sistemik Tantangan Pemerintahan Lokal Di Era Bani. Profesor ke 391 dari seluruh Profesor ini dikukuhkan sebagai profesor bidang Sistem Administrasi Pemerintahan Lokal Dalam orasi ilmiahnya.
Prof Khairul Muluk menjelaskan bahwa Sistem pemerintahan dihadapkan era BANI (Brittle, anxious. non-linear, incomprehensible) sebagai akibat dari globalisasi dan industry 4.0. Era ini membuat sistem yang kokoh dengan mudah menjadi rapuh.
Indonesia membutuhkan model baru untuk menghadapinya, yakni Desentralisasi Dinamis uantuk menggantikan model lama: Sentralisasi Dominan, Desen-tralisasi Radikal, dan Resentralisasi Senyap.
Model Desentralisasi Dinamis memiliki keunggulan untuk tetap menjaga keseimbangan dinamis antara kemampuan sistem pemerintahan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pemerintahan sekaligus juga mencapai kadar pemerintahan yang demokratis.
Model ini dianggap mampu memfasilitasi kebutuhan pemerintahan dalam menghadapi era BANI yang menuntut adanya pemerintahan pusat yang kuat namun disertai dengan pemerintahan daerah yang kokoh.
Pemerintahan daerah yang kokoh dapat diandalkan jika tiba-tiba sistem pemerintahan pusat ambruk karena sebab yang berkembang amat cepat di luar dugaan. Peristiwa Krisis Moneter tahun 1998 lalu menjadi contoh begitu cepatnya sebuah negara terjerembab dalam krisis tanpa dinyana setahun sebelumnya.
Kelemahan model ini terletak pada dinamisnya pergerakan pendulum desentralisasi sehingga akan selalu ada tarikan sentrifugal dan sentripetal secara terus menerus. Model ini tidak akan bertahan lama berada dalam titik equilibrium antara axis sentral dan desentral.
Namun demikian. titik keseimbangan ini akan memberikan efek psikologis sebagai patokan dasar agar dinamika pendulum desentralisasi akan șelalu mencari titik titik equilibriumnya.
Mencapai model Desentralisasi Dinamis mem-butuhkan kerelaan pemerintah pusat dan kemampuan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah yang efektif. Untuk itu sebaiknya dihindari pengawasan yang bersifat preventive control apalagi punitive control.
Selain tidak memberdayakan daerah dalam jangka panjang justru dapat memantik timbulnya ketidak-percayaan daerah kepada pemerintah pusat. Upaya mendorong tercapainya desentralisasi berimbang membutuhkan pengawasan yang bersifat promotive control.
”Pengawasan oleh pemerintah pusat merupakan alat untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam menyelenggarakan kewenangan dan urusan yang didesentralisasi ke daerah,” paparnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A