MALANG, Tugumalang – Korban luka Tragedi Kanjuruhan yang mengalami patah tulang lengan kanan baru mendapatkan perawatan medis di RSUD Kanjuruhan. Ini dikarenakan yang bersangkutan takut jarum suntik, sehingga selama ini memilih pengobatan tradisional sangkal putung.
Kondisi korban berinisial L (15) ini kemudian diketahui Polres Malang berkat informasi dari Aremania Kabupaten Malang. Setelah mendapat pendekatan dari Polres Malang, korban asal Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang ini tersebut setuju untuk menjalani perawatan medis di RSUD Kanjuruhan.
“Dengan beberapa upaya penanganan psikologi, kami bisa meyakinkan (korban). Alhamdulillah pagi tadi sudah dilakukan tindakan operasi dan alhamdulillah lagi operasi berjalan lancar,” ujar Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, Jumat (6/1/2023).
Sebelumnya, pihak Polres Malang telah mengecek kondisi L dan mendapati di lengan kanannya terdapat benjolan. Dari hasil scan, diketahui benjolan tersebut merupakan tulang yang menyembul.
“Kami melihat pasien ini masih muda, masih sekolah, masa depannya masih panjang. Sehingga, kami lapor ke Pak Bupati untuk dilakukan penanganan terhadap yang bersangkutan,” kata Kholis.
Direktur RSUD Kanjuruhan, dr Bobi Prabowo mengatakan kondisi L terlihat baik-baik saat baru masuk. Hanya saja, di lengan kanannya terlihat ada benjolan yang merupakan tulang patah menyembul. Menurutnya, patah tulang ini diakibatkan trauma, bisa karena jatuh atau terinjak.
Untuk kasus patah tulang ini sendiri, Bobi mengatakan bukan termasuk kasus yang sulit. Korban akan bisa menggerakkan lengannya dalam waktu 14 hari. Tulang tersebut juga akan sembuh total dalam waktu sekitar tiga bulan.
“Sembuh total (butuh waktu) sekitar tiga bulan, tapi dua minggu sudah bisa gerak. Selama 14 hari ini, (korban) tetap kontrol dan terapi. Katanya (tangannya) nggak bisa nulis, itu nanti diupayakan bisa nulis lagi,” ujar Bobi. Untuk biaya perawatan ini, seluruhnya akan ditanggung Pemerintah Kabupaten Malang.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko