Tugumalang.id – Sumber Polaman merupakan salah satu pemandian di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang diduga peninggalan pada masa kerajaan dulu. Salah satu pemandian alami yang dapat melepaskan rasa penat dari aktivitas sehari-hari ini berada di Jalan Indrokilo, Dusun Polaman, Desa Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Air kolam pemandian Polaman ini terasa sangat sejuk karena bersumber langsung dari Gunung Arjuno. Kalau Anda ke sana, ada tiga kolam besar yang bisa digunakan untuk mandi. Ada juga pohon atau tumbuhan yang masih subur serta rimbun, biasanya digunakan sebagai penyejuk mata yang menjadikan tempat ini lebih terlihat alami dan sejuk.
Daerah ini masih merupakan kawasan yang asri, sehingga sering didapati hewan-hewan liar semacam monyet dan kupu-kupu yang cantik berkeliaran di sekitarnya. Warga setempat meyakini bahwa nama Polaman berasal dari kata pa-ulam-an atau tempat memelihara ikan.
Baca Juga: 6 Keunikan Kecamatan Sumbermanjing yang Jarang Diketahui
Dalam bahasa jawa, ulam adalah ikan. Sementara bagian dalam banyak sekali ikan, macam-macam ikan memiliki perbedaan ukuran yang cukup besar dan menjadi salah satu objek foto bagi pengunjung yang datang. Selain itu, pengunjung bebas memberikan makan ikan-ikan di Sumber Polaman.
Menurut legenda, Polaman dulunya menjadi tempat pengasingan Raja Kediri yang bernama Jayakatwang. Dalam kitab Pararaton dan lagu Harsyawijaya, Jayakatwang dikenal penakluk Raja Singosari yang bernama Kertanegara.
Yang kemudian penaklukan itu dibalas oleh Raden Wijaya sebagai menantu Raja Kertanegara, yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit di hutan Tarik Mojokerto. Dalam penaklukan inilah konon disebutkan, Jayakatwang diasingkan di Polaman.
Baca Juga: Healing di Sumber Sirah, Adem dan Murah Meriah
Tak jauh dari lokasi Sumber Polaman, terdapat sebuah gua di pinggir sungai. Gua tersebut menjadi tempat meditasi Jayakatwang dalam pengasingan hingga usia lanjut. Raja Gelang-Gelang itu kemungkinan bertapa di kawasan ini karena letaknya dekat Polaman.
Untuk mencapai kawasan ini tidak terlalu sulit, pengunjung bisa menuju ke sana dari Jalan Malang-Surabaya, kemudian setelah Pasar Lawang berjalan ke arah barat dan masuk ke Jl. Pembunuh Indro. Lokasi Sumber Polaman sendiri berada di tepi jalan, untuk memasuki pemandian ini pengunjung tidak dipungut biaya, cukup mengeluarkan uang Rp2.000, untuk biaya parkir saja.
Namun sangat disayangkan pemandian ini masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat, padahal masih cukup banyak pengunjung yang mendatanginya tiap akhir pekan.
Pemandian ini dikelola dan dikembangkan secara mandiri oleh warga setempat. Terdapat penjaga air atau juru kunci yang menempati sebuah gubuk di bawah pohon beringin yang sejuk.
Di atas sumber air juga terdapat perbukitan yang berfungsi sebagai hutan lindung alami seluas 5 hektare dengan beberapa batu besar di sekitarnya. Ada mitos yang mengatakan bahwa apabila ada sepasang kekasih berpacaran di tempat ini, maka keinginannya untuk menikah akan tercapai.
Pemandian Sumber Polaman juga dianggap memiliki nilai-nilai luhur yang kuat. Terbukti pada malam-malam tertentu, banyak orang yang bersemedi atau melakukan ritual tertentu dengan maksud tertentu (lelaku) sambil memberi makan ikan yang hidup di sumber mata air Polaman.
Bahwa menurut cerita turun-temurun, diyakini bahwa pelindung mata air ini adalah tiga remaja putri cantik bernama Sekartaji, Hendrosari, dan Siti Muninggar. Mereka dikatakan turun ke air mancur setiap malam setelah jam 12, dan beberapa orang yang melakukan mediasi atau bertapa mempunyai kesempatan untuk dapat melihatnya.
Penulis: Chisma Haryati Kartika (Magang)
Editor: Herlianto. A