Senin sore ini (3/10/2022), awan mendung menggelayut di atas Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Lalu lalang warga cukup terasa di Stadion yang dua hari lalu menjadi ‘medan’ kericuhan yang menewaskan sedikitnya 125 orang itu.
Hari ini kondisi luar Stadion Kanjuruhan dibuka untuk umum. Sehari sebelumnya, warga masih dilarang berkunjung ke Stadion ini, meski hanya di luar stadion.
Para warga yang hadir itu mayoritas adalah warga Malang Raya yang bersimpati terhadap kejadian yang menjadi perhatian dunia tersebut. Mereka terpusat di depan Patung Singa Tegar, yang berada di pintu masuk utama Stadion Kanjuruhan.
Di tempat ini, mereka memanjatkan doa dan menabur bunga. Ada juga yang menaruh syal dan kaos sebagai wujud simpati. Tak sedikit, warga yang meneteskan air mata.”Ponakan saya meninggal dunia, yang ke sini untuk mengenang beliau,” kata Savana,19 tahun, sambil mencoba menahan air mata yang jatuh.
Dia dan temannya saat kejadian menonton di tribun 8. Sedangkan ponakannya yang meninggal berada di tribun 12.”Saya dan teman berhasil menyelamatkan diri, lari ke luar Stadion, saya tinggal sepeda motor dulu, baru setelah agak aman saya ambil motor saya di parkiran,” imbuhnya.
Abdur Rohim,35 tahun, warga Wajak Kabupaten Malang juga mengaku sedih atas tragedi ini. Karena inilah, dia ingin melihat situasi Stadion Kanjuruhan dari dekat.”Benar-benar gak tega kalau lihat video di media sosial, meski saya gak nonton tapi begitu terpukul,” katanya.
Anthok,47 tahun, warga Gondanglegi, Kabupaten Malang berharap kejadian ini bisa diusut tuntas.”Saya gak tega, benar-benar kejadian ini membuat sedih,” pungkasnya.
Sementara itu, di area patung singa tegar ini, beberapa wartawan dari stasiun televisi tampak melakukan syuting dan live. Keberadaan mereka juga cukup mencuri perhatian warga dan tak sedikit warga yang menonton mereka bekerja.
Reporter: Irham Thoriq
Fotografer : Rubianto
Editor : Fajrus Sidiq