Silaturahim adalah oase di tengah penatnya kerja. Silaturahim adalah kegiatan yang meramaikan ruang tamu, yang sehari-hari kosong tak bertuan. Silaturahim adalah hiburan ketika kerja penuh dengan angka-angka.
Silaturahim adalah pembuka jalan rezeki, juga perantara untuk meraih umur yang panjang. Silaturahim adalah kegiatan non formal, yang kadang, justru mengalahkan hal-hal formal manfaatnya.
Ada banyak manfaat silaturahim. Ada anjuran Agama juga. Tapi, tidak semua orang suka silaturahim. Khususnya bagi mereka yang berpikir untung rugi. Silaturahim jelas tidak menguntungkan dalam waktu yang pendek. Juga, bisa jadi tidak begitu kasat mata keuntungannya dalam waktu yang panjang.

Tidak banyak pejabat, profesional, dan pengusaha suka silaturahim. Dari yang tidak banyak itu, ada nama Kepala Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Wilayah 18 (Malang) Beby Lolita Indriani.
Kami yang kenal kurang lebih sekitar enam bulan lalu, setidaknya sudah empat kali berdiskusi dan bersilaturahim dengan perempuan yang hobi bersepeda itu. Pertama, karena alasan COVID-19, Beby Lolita menerima tim Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id) berdiskusi melalui aplikasi Zoom.
Banyak hal yang disampaikan Beby Lolita waktu itu. Diantaranya, BNI Kanwil 18 (Malang), yang membawahi separuh daerah di Jawa Timur, terselamatkan karena daerah pertanian yang mendominasi. Sehingga, kredit tetap lancar karena para petani cenderung tidak terdampak COVID-19.

Selanjutnya kami kembali bertemu di acara ulang tahun Tugu Malang di kantor kami di daerah Jalan Dirgantara A1/12B, Lesanpuro, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, pada 9 Februari 2021 silam. Bersama Wali Kota Malang Sutiaji, Bupati Malang H.M Sanusi, dan sejumlah pejabat lain, Beby ngobrol gayeng di kantor kami.
Selanjutnya, pada acara Malang Jurnalis Forum yang digelar 4 Mei 2021 di kantor Tugu Media Group. Ketika itu, Beby Lolita bersama Direktur PT Agro Mitra Alimentare (AMA) Malang, Ge Recta Geson, berbicara dalam diskusi bertema Komunikasi Bisnis untuk Kemajuan Bisnis.
Paling gres, kami bertemu dengan Beby Lolita di kantor beliau pada 28 Mei lalu. Pertemuan ini dalam rangka silaturahim. Hadir dalam silaturahim gayeng sekitar satu jam itu, adalah General Manager tugumalang.id Fajrus Sidiq, Manager Marketing tugumalang.id Nurhayati, Marketing tugumalang.id Firda dan Azizah. Sedangkan Beby Lolita ditemani oleh Roulant, salah seorang pejabat di BNI Kanwil 18 (Malang).
Beby Lolita ini bisa dibilang ’perempuan’ tak biasa. Ya, saat ini, tercatat sebagai satu-satunya Kanwil perempuan yang ada di lingkungan BNI Se-Indonesia. Menjadi Kanwil di Malang yang membawahi 25 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, adalah pengalaman pertamanya.
Sebelumnya, dia pernah menjadi wakil Kanwil di Samarinda dan di Jakarta.”Perempuan menjadi Kanwil banyak yang gak kuat,” kata Beby Lolita lantas terkekeh.”Yang dicari itu yang setengah lanang (yang setengah laki-laki), casing-nya perempuan, tapi aslinya laki-laki,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, saya juga bertanya kepada Beby Lolita kenapa suka sekali bersilatutahim dengan banyak pihak, termasuk dengan media.”Media itu selalu menjadi teman, dan menjadi corong,” katanya.
Dia lantas bercerita bahwa dalam hidupnya, dia sangat percaya bahwa The Power Silaturahim sangatlah penting. Dengan silaturahim, kata Beby Lolita, kita bersahabat bukan karena embel-embel bisnis.”Tapi bersahabat karena hablum minannas, karena hubungan sesama antar manusia,” imbuhnya.
Dia lantas mencontohkan bahwa ketika kita menjalin hubungan kekerabatan, maka akan tetap berhubungan meski kelak tidak lagi menjadi pejabat.”Karena yang dibangun adalah hubungan kekerabatan, tidak hanya hubungan bisnis semata,” jelas perempuan asli Jakarta tersebut.
Menurut Beby Lolita, sebagai pejabat publik dan pemimpin perusahaan, tidak ada salahnya menjalin hubungan baik dengan media.”Meski kami sudah punya media videotron dan juga media sosial, kan itu sifatnya terbatas. Makanya perlu juga media agar program kita diketahui lebih banyak orang lagi,” jelasnya.
Beby Lolita juga bercerita kalau dia banyak mendapatkan manfaat menjalin dengan banyak orang, khususnya wartawan.”Misal dulu waktu di Jakarta, saya kalau mau ada demo, tahu duluan karena informasi dari teman-teman media, makanya ketika mau ada demo, kantor saya tutup duluan, meski kantor yang lain belum tutup,” imbuhnya.
Setelah ngobrol panjang lebar, waktu menunjukan pukul 11.15 WIB. Adzan untuk shalat jum’at segera berkumandang. Sebelum kita pamit, Beby meminta kami kita semua memakan kue yang ada di meja.”Ini saya lho yang bikin, pakai telunjuk. Ya, tinggal tunjuk, lalu bayar di kasir,” katanya berseloroh disambut gelak tawa.