Tugumalang.id – Kharisma KH Abdurahman Wahid atau yang akrab dikenal Gus Dur sebagai bapak pluralisme tidak perlu diragukan. Julukan kepada Gus Dur itu karena dia sangat menghargai keberagaman terutama suku, agama, dan ras.
Hal itu juga diakui oleh salah satu tokoh agama Katolik Malang Raya yakni Pastor Paroki, Romo (Rm) Hendrikus Suwaji OCarm, saat menjadi pembicara di Haul Gus Dur ke-13, Kamis (12/1/2023).
Dikatakan Romo Hendrikus, umat Katolik memberi gelar Gus Dur sebagai bapak politik pluralitas bukan bapak politik identitas. Sebab, mantan presiden keempat itu mampu menjadi perekat bagi umat lain yang berbeda, meskipun Gus Dur sendiri adalah seorang muslim.
“Bagi kami (umat Katolik), pada waktu Gus Dur wafat di usia 69 tahun kalau tidak salah. Pemimpin kami, seorang Uskup Agung di Jakarta mengatakan bahwa bagi umat Katolik, pengaruh Gus Dur sangat besar baik secara pribadi maupun di Indonesia,” terangnya.
Gus Dur, kata dia, adalah sosok yang konsisten memperjuangkan dasar-dasar keberagaman dan mengembangkan perdamaian di antara umat beragama. “Maka pantas kalau Gus Dur disebut sebagai bapak pluralitas. Ungkapan ini ungkapan kami semua umat Katolik,” tukasnya.
Diketahui, peringatan 13 tahun meninggalnya sosok KH Abdurrahman Wahid itu bertempat di Gedung Balai Pertiwi Universitas Ma Chung. Diselenggarakan Tugu Media Group (Tugu Malang ID dan Tugu Jatim ID) bersama Universitas Ma Chung bertema ’13 Tahun Gus Dur Pulang, Bukan Pergi’. Foto
Kegiatan ini turut dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, diwakili Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim, Akhmad Jazuli; Wali Kota Malang diwakili Kadiskominfo Kota Malang, M Nur Widianto; jajaran forkopimda, jaringan Gusdurian hingga mahasiswa.
Haul Gus Dur dikemas sederhana namun bermakna. Selain diisi dialog dan diskusi, penampilan stand up comedy, ada pula doa bersama.
Dalam dialog itu menghadirkan Rektor IAI Al Qolam, Dr Muhammad Adib MAg; Pastor Paroki, Rm Hendrikus Suwaji OCarm; serta seorang budayawan dari kalangan Nahdliyin, Ngatawi Al-Zastrow sebagai nara sumber.
Kegiatan ini juga turut didukung oleh beberapa pihak terkait, yakni Pegadaian Kanwil XII Surabaya, Kopi Studio 24, Malang Studel, Grand Mercure Malang Mirama, Climate Change Frontier (CCF), Jatimpark Group, Countblok, dan sebagainya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A