Tugumalang.id – Tahu terbilang makanan ekonomis bernutrisi tinggi. Spesialnya lagi, ia dapat dikreasikan menjadi berbagai macam olahan yang lezat. Seperti yang sering dilakukan oleh warga Kabupaten Tegal, menjadikan olahan tahu sebagai kuliner khasnya, yaitu tahu aci dan tahu pletok.
Kedua makanan asal wilayah Jawa bagian utara ini meskipun sama-sama terbuat dari tahu dan tepung tapioka, tetapi kedua kuliner ini berbeda.
Perbedaannya terletak pada bagian tahu yang digunakan, bentuk, dan cara pengolahannya. Tahu aci terbuat dari tahu kuning yang dipotong diagonal menjadi 2 bagian.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Restoran di Kota Malang yang Cocok untuk Kulineran Bersama Keluarga
Kemudian, bagian tahu yang terbelah dibaluri adonan tepung tapioka yang telah dibumbui dan dicampur air serta potongan daun kucai. Lalu, digoreng sampai matang. Bagi pecinta pedas, bisa memakannya dengan cabai rawit hijau.
Sedangkan tahu pletok terbuat dari kulit tahu yang dilebarkan. Kemudian diberi adonan tepung tapioka yang sama seperti tahu aci. Lalu digoreng, tahu pletok digoreng lebih lama dari tahu aci agar teksturnya lebih garing dan renyah.
Makanan ini lebih lezat ketika disantap saat masih hangat karena akan terasa renyahnya. Sama halnya dengan tahu aci, tahu pletok juga disajikan dengan cabai rawit.
Baca Juga: 15 Kuliner Malang dari yang Legendaris Sampai Populer, Bisa Dikunjungi Saat Liburan Tahun Baru
Cara pengolahan serta penamaannya, tak terlepas dari sejarah dua kuliner itu. Konon kuliner ini adalah usaha yang dirintis oleh Liem Tek Lioe atau Wono Purwoto atau yang akrab disapa Opa Liem.
Dia adalah pemilik Toko Tahu Randu Alas yang didirikan pada tahun 1956. Tidak hanya Toko Randu Alas, Opa Liem juga memiliki pabrik tahu di belakang rumahnya. Saat itu, tahu aci yang dijual Opa Liem banyak yang tidak laku.
Hal tersebut membuat Opa Liem memutar otak dengan mendaur ulang dagangannya dengan membelah tahu aci yang menyerupai segitiga menjadi empat bagian tanpa terputus, lalu diberi aci, kemudian digoreng ulang sampai kering.
Saat menggoreng ulang itulah terdengar bunyi “pletok-pletok” sehingga olahan ini disebut tahu pletok.
Toko Tahu Randu Alas milik Opa Liem masih berdiri sampai saat ini di Jl Jenderal Sudirman No. 64 Slawi, letaknya di depan Vihara Buddha Sasana Dipa Slawi. Setelah Opa Liem meninggal, toko tersebut dikelola oleh anak ketiganya, Liem Git Tjo atau Wono Wijoyo.
Demikianlah sejarah kuliner tahu yang masyhur dari Kabupaten Tegal. Jika Anda berkunjung ke kabupaten ini jangan lupa untuk mencicipi dua kuliner tersebut dan rasakan perbedaan rasanya.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Oleh: Nurul Dea Amalia
Editor: Herlianto. A