Oleh Nurcholis MA Basyari
Ketua Rombongan Umrah POS I, II, III, dan IV
Hidup mati seseorang itu misteri. Hanya ALLAH, TUHAN Sang Maha Pencipta, yang memegang kunci rahasianya. Di dalamnya termasuk umur, jodoh, dan rezeki.
Hari ini, Jumat, 8 Oktober 2021 keluarga besar Paguyuban Jamaah Umrah The Power of Silaturahim (POS) dikejutkan oleh berita duka. Anggota POS I Nurul Lutfi Nachrowi meninggal dunia pukul 07.15 WIB pada hari yang oleh ummat Islam diyakini sebagai hari baik dan penghulunya hari itu. Pria kelahiran 13 Mei 1968 itu menghadap Sang Khalik dari kampung halamannya di Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Mohon doa dan maaf atas segala kesalahan. Jika ada tanggungan atau hutang mohon hubungi no mas lutfi,” demikian postingan Alef Mufidah, istri Lutfi, di Grup WhatsApp (WA) POS I pada pukul 11.39 WIB.

Saya agak terlambat menyampaikan tanggapan dan ucapan bela sungkawa di grup, sekira 45 menit setelah postingan Alef. Saat membaca kabar duka tersebut, saya baru selesai sebagai host yang memandu acara pengayaan materi bagi peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch III. Narasumber yang kami hadirkan ialah Ketua Badan Akreditasi nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) Dr Toni Toharudin, MSc. Acara ini digelar oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) yang saya pimpin. Pesertanya 15 wartawan dari media terpilih dari Aceh hingga Ambon, Maluku, dan lima mentor pendamping dari kalangan wartawan senior media nasional terkemuka.
Bela Sungkawa dan Doa Jamaah The Power of Silaturahim
Sejurus kemudian, saya menyampaikan Maklumat Berita Duka di grup POS II, III, dan IV. Jamaah POS I sebanyak 35 orang berangkat umrah ke Tanah Suci Mekah dan Madinah, Arab Saudi, pada 8-16 Februari 2017. Jamaah POS II berjumlah 39 orang berangkat ke Tanah Suci pada 18-26 April 2018. Jamaah POS III berjumlah 50 orang berangkat pada pada 4-12 April 2019. Adapun jamaah POS IV berjumlah 43 orang sedianya siap berangkat April 2020, namun gagal lantaran teradang pandemi Covid-19 dan hingga kini belum dapat kepastian kapan bisa berangkat ke Tanah Suci.
Segera setelah postingan berita duka, grup WA POS I-IV ramai oleh respons anggota grup. Isinya ucapan duka cita, kesaksian, dan doa-doa terbaik untuk almarhum Lutfi dan istri yang ditinggalkannya. Para jamaah dari berbagai daerah Indonesia yang hubungannya sudah seperti saudara sendiri itu memberikan kesaksian bahwa Lutfi orang baik.
“Semoga akhir hayat almarhum husnul khotimah, diampuni dosa2nya, diterima amal ibadahnya, terhindar dari siksa kubur, dan mendapatkan balasan surga. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan.” Demikian rangkuman doa-doa dari para jamaah POS I-IV untuk almarhum Lutfi dan keluarga yang ditinggalkannya.
Teman Kuliah Aqua di Universitas Muhammadiyah Malang
Lutfi tergolong telat menikah. Tuhan mempertemukan Alef Mufidah sebagai jodohnya yang dinikahinya pada Sabtu, 13 Juli 2019. Akad nikah mereka di Perumahan Sutorejo Indah, Suterejo Utara 1/25, Mulyosari, Surabaya, Jawa Timur.
Adapun syukuran nikah Lutfi-Alef berlangsung pada Minggu, 28 Juli 2019 di rumah orangtua Lutfi di Jl Cokroaminoto No. 224 RT1/RW1 Desa Wajak, Kecamatan. Wajak, Malang.Saya bersama istri, Yayah Nuriyah, berangkat dari Depok, Jawa Barat, khusus memenuhi undangan menghadiri resepsi syukuran pernikahan Lutfi-Alef yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri. Sejumlah jamaah POS I dari Malang Raya, Blitar, Tulung Agung (Jawa Timur), dan Jepara (Jawa Tengah) hadir. Hadir pula pembimbing umrah Letkol Laut (KH) Chumaidi, S.Ag yang sangat dekat dan dicintai para jamaah. Ustadz Chumaidi, demikian sapaan akrabnya, datang bersama istri dan putra mereka.
Motivator dan pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana yang juga penggagas dan penyandang dana utama gerakan umrah POS hadir sehari sebelumnya bersama istri, Retno Setiasih, dan anak bungsu mereka, Savero “Ero” Karamevita Dwipayana. Mereka datang mendahului karena keesokan harinya harus bertolak ke Seoul, Korea Selatan, untuk menengok putri sulung mereka, Alira Vania Putri Dwipayana. Alira yang ketika itu berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir Korea University hendak berangkat haji bersama rombongan muslim dari Korea Selatan.
Lutfi tampak bahagia akhirnya lepas dari masa lajangnya yang panjang. Arek Ngalam -sebutan kebalikan Malang- yang murah seyum itu terus menebar senyum bersanding dengan Alef. Dia terlihat makin senang manakala saudara/saudarinya para jamaah POS I hadir. Sesekali Lutfi tampak senyum tersipu-sipu para tetamunya itu menggoda dan mencandainya..
Saya mulai mengenal Lutfi mendapat amanah Aqua memimpin rombongan umrah POS I. Lutfi yang merupakan sahabat karib Aqua semasa kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) termasuk salah satu anggota jamaah umrah POS I. Bersama Lutfi, Aqua juga memberangkatkan satu teman lainnya saat kuliah di UMM bersama rombongan POS I, yakni Badaruddin Boleng Arkiang asal Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Mereka bersahabat sejak Aqua kuliah Ilmu Komunikasi di UMM pada 1998.
Lutfi yang anak perwira tentara itu sepertinya terpukul ketika kehilangan sosok ayahnya yang meninggal saat dia masih kuliah di UMM. Dia yang dikenal sebagai orang baik di mata teman-teman kampusnya itu akhirnya tidak dapat menyelesaikan kuliah Ilmu Komunikasi di UMM. Lutfi kemudian berkarier di jalur yang umumnya dilakoni kaum hawa, yakni tata rias kecantikan dan pengantin atau wedding beauty.
Aqua mengenang Lutfi sebagai “teman dan saudara yang sangat baik yang banyak membantu saya saat kuliah di UMM. Orangnya ringan tangan dalam mengulurkan bantuan ke teman-temannya, termasuk saya.”
Titik Balik Selepas Setelah Umrah ke Tanah Suci
Keberangkatan Lutfi menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci bersama rombongan POS I ternyata membawa berkah dan menjadi titik balik kehidupan Lutfi. Dia kemudian makin rajin beribadah dan terus berupaya mendekatkan diri pada Tuhan. Sekira 2,5 tahun kemudian, menemukan jodohnya dan menikah. Ketika itu, saya mewakili kedua mempelai menyampaikan undangan terbuka kepada para jamaah POS I yang kemudian merespons penuh suka cita. Lutfi riang bukan kepalang, jamaah pun senang terundang.
Lutfi tampak bahagia dan kompak bersama Alef mengarungi samudera kehidupan. Pasangan suami-istri tersebut membuka usaha pembuatan kue, katering, selain salon dan tata rias pengantin. Mereka kemudian hijrah ke Kota Batu. Lutfi membuka usaha salon berbekal keahlian dan pengalaman yang dia miliki sebelumnya. Adapun istrinya menekuni profesi sebagai guru pendidikan anak usia dini (PAUD). Mereka juga melayani pesanan aneka kue kering.
Namun, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Di tengah kebahagiaan yang belum lama terasakan, mereka mendapat cobaan.
“Ketika bangun pagi mau sholat subuh, Mas Lutfi tiba-tiba merasakan tubuhnya tidak dapat digerakkan. Mati rasa separo tubuh bagian kiri. Rupanya kena stroke,” ungkap Alef saat saya dan keluarga bersilaturahim menjenguk Lutfi di rumah kontrakan mereka di Jalan Tarimin 1/9B RT7/RW6 Dusun Krajan, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, 7 September 2021.
Pertemuan Terakhir
Alef setia dan telaten merawat suaminya, membawa suami tercintanya itu berobat, dan mendampinginya saat terapi. Lutfi pun bangkit. Semangatnya bertambah oleh dukungan dan doa-doa keluarga, saudara, para sahabat, dan rekan-rekannya, termasuk jamaah umrah POS, khususnya POS I melalui grup WA yang diikutinya.
Saat kami bersilaturahim menjenguknya sebulan lalu itu, kondisi Lutfi tampak membaik. Dia bisa bangkit dari tempat tidur dan berjalan dari kamar kemudian duduk menemui kami. Wajahnya tampak sumringah, gembira, dan bergairah menerima kunjungan kejutan kami yang telah menempuh jalan darat sejauh sekira 800 km. Istrinya pun sempat kaget tidak menyangka kami datang bersilaturahim. Saat kami datang sekira pukul 10 pagi, Alef sedang mengajar di satu PAUD yang tidak jauh dari rumah kontrakan mereka. Tidak lam kemudian Alef tiba di rumah.
Saya sempatkan memberikan terapi kepadanya sekira 30 menit. Kami juga sempat berdoa untuk kesembuhan dan kebaikan Lutfi. Pasangan suami istri yang rendah hati dan santun tutur katanya itu terharu dan bahagia. Lutfi makin bersemangat. Demikian juga istrinya.
“Barokah selalu buat pak Nur sekeluarga. Sekali lagi saya syukur Alhamdulillah pak Nur sampun _rawuh_(berkunjung, Bahasa Jawa halus) bagi saya ad semangat yang memicu lagi Alhamdulillah 🤲,” demikian tulis Lutfi dalam pesan WA yang dikirimkan ke saya beberapa saat selepas kami pamit dan dalam perjalanan silaturahim ke Mbah Sriyatun, jamaah POS III yang tinggal bersama cucunya di Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, sekira 2,5 jam dari Kota Batu.
Siapa sangka, itulah pertemuan terakhir kami dengan Lutfi. Selamat jalan saudaraku. Semoga ALLAH memberikan tempat terbaik di sisi-NYA. Aamiin.