Tugumalang.id – Selalu ada cara untuk menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan, termasuk keindahan Gunung Bromo. Salah satunya ialah dengan menyaksikan panorama alam di Puncak B30 Bromo.
Puncak B30 atau P30 disebut-sebut lebih tinggi dari Gunung Bromo yang hanya memiliki ketinggian 2.329 Mdpl. Berada di sebelah tenggara Bromo, wisata ini jadi titik lanjutan setelah Anda berhasil sampai di B29.
Puncak B30 berada di lokasi yang tak jauh dengan Puncak B29, yakni Kecamatan Sukapura, Kabupaten Lumajang. Dari puncak B30, Anda akan benar-benar merasa seperti di atas awan yang terhampar di sekitar gunung Bromo dan perbukitan.
Sejak populernya wisata Puncak B29, masyarakat pun mulai berbenah dan menyadari adanya potensi wisata di desanya. Hingga akhirnya kini dilakukan berbagai perbaikan rute, termasuk penambahan jalur hingga di puncak B30.
Rute, Tiket dan Bedanya dengan Puncak B29
Rute ke Puncak B30 tak jauh berbeda dengan B29. Anda cukup melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit. Lokasi ini juga bisa di akses dari Desa Wonokerto dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Apabila Anda berangkat dari arah Surabaya, maka tinggal menuju ke arah Bromo. Setekah melalui Sidoarjo, Bangil, Pasuruan, Probolinggo, Cemoro Lawang, temukan arah menuju Puncak B29.
Baca Juga: Pesona Puncak B29 Bromo dan Legenda Negeri di Atas Awan
Hal yang sama jika Anda berangkat dari Malang. Perjalanan dimulai dengan menuju ke arah Kecamatan Tumpang atau kea rah Ranu Pane. Bertanyalah pada warga sekitar atau ikuti petunjuk jalan hingga sampai ke gerbang puncak B29.
Biaya yang dikeluarkan juga hampir sama dengan retribusi yang dikenakan untuk masuk ke Puncak B29, yaitu sebesar Rp 5 ribu per orang. Biaya tersebut terbilang sangat murah bila dibandingkan dengan keindahan alam kawasan Bromo Tengger Semeru yang akan tersaji.
Tetaplah berhati-hati karena jalanan yang Anda lalui termasuk ekstrem. Karena sebelumya sering terjadi kecelakaan, maka warga setempat berinisiatif untuk menyediakan jasa ojek yang siap mengantarkan Anda hingga ke Puncak B30.
Soal harga, Anda bisa bernegosiasi dengan tukang ojek yang ada. Namun biasanya akan dikenakan tarif tambahan sebesar Rp 25.000 untuk sampai ke B30. Sedangkan tarif ojek ke B29 berkisar Rp 75 ribu hingga 100 ribu. Ongkos ini tentu bisa berubah sewaktu-waktu.
Lalu apa bedanya Puncak B29 dan B30? Mungkin pertanyaan ini akan terjawab jika Anda mengunjungi langsung kesana. Jangan kaget jika hawa dingin akan benar-benar menembus kulit hingga tulang. Jika berkunjung ke P30, isarankan untuk menggunakan jaket tebal atau penghangat tubuh.
Selain suhu udara yang lebih dingin dan ekstrem, di Puncak B30 juga terdapat keunikan flora atau tumbuhan, yaitu buah yang dinamai Glunggung Kebo. Layaknya Edelweis, tanaman buah ini hanya bisa tumbuh di dataran tinggi minim oksigen yang gersang dan dingin.
Kepingan Sejarah Masyarakat Tengger dan Keindahan Wisata Gunung Bromo
Walau jarang tercatat dalam sejarah masyarakat Suku Tengger, Puncak B30 juga tak lepas dari lekatnya Puncak B29. Puncak yang juga disebut sebagai puncak Sangalikur itu konon merupakan tempat bersemedi Joko Niti, salah satu anak dari Joko Seger dan Roro Anteng.
Dalam cerita rakyat turun temurun Suku Tengger, asal muasal adanya orang Tengger ialah berasal dari keturunan Joko Seger dan Roro Anteng. Keduanya bertapa di Bromo agar bisa dikaruniai anak.
Doa keduanya pun dikabulkan hingga akhirnya dikaruniai 9 orang anak. Namun karena tak pernah mengunjungi kawasan Bromo lagi, maka pasangan tersebut kembali belum dikarunai anak.
Akhirnya keduanya bertapa kembali hingga akhirnya dikaruniai 6 orang anak lagi setelah anak pertama mereka berusia 20 tahun. Salah satu dari 6 anak tersebut ialah Praniti atau Joko Niti.
Baca Juga: Seruni Point Penanjakan 2 di Wisata Bromo, Destinasi Terbaik untuk Menikmati Sunrise
Dalam laporan penelitian Riska (2019), seorang Dukun Pandhita Wonokitri atau Dukun Adat bernama Supayadi pun menceritakan jika Joko Niti diperintahkan untuk menetap dan bersemedi di daerah Songolikur atau yang kini dikenal dengan Puncak B29. Cerita ini dimuat dalam laman Pemerintah Kabupaten Pasururan.
Legenda tentang Joko Niti dan runutan silsilah keluarga Joko Seger serta Roro Anteng banyak dijadikan bagian dari ritual adat Suku Tengger. Setiap jumat legi, masyarakat akan melakukan doa di Puncak B29. Begitu pula dengan upacara Kasada yang dijadikan hari besar Suku Tengger di mana dulunya anak ke-25 Joko Seger dikurbankan pada kawah Gunung Bromo.
Penulis: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A