Tugumalang.id – Cucu Bung Karno sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan bahwa Presiden pertama RI, Ir Soekarno atau Bung Karno tetap hidup dan bersemayam di hati sanubari rakyat Indonesia.
Hal itu disampaikannya secara virtual dalam Haul Bung Karno ke-52, di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) yang diinisiasi Tugu Media Group, pada Kamis (30/6/2022).
Tak lupa, Puan memberikan apresiasinya kepada jajaran Tugu Media Group dan Universitas PGRI Kanjuruhan Malang yang menggelar peringatan wafatnya Sang Putra Fajar secara hybrid.

Menurutnya, bulan Juni adalan bulan spesial untuk mengenang sejarah Bung Karno. “Setidaknya ada tiga peristiwa penting menyangkut Bung Karno. Pertama, pada 6 Juni 1901, Bung Karno dilahirkan. Kemudian 1 Juni 1945, untuk pertama kalinya Bung Karno menyampaikan gagasannya tentang Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara Indonesia. Ketiga, pada 21 Juni 1970 adalah wafatnya Bung Karno,” bebernya.
Puan menyampaikan, nama Bung Karno tetap harum di mata rakyat Indonesia dan dunia internasional meski telah berpulang sejak lebih dari setengah abad.
Bahkan disebutkannya, nama besar Bung Karno tak pernah luntur meski digempur dengan desoekarnoisasi yang terstruktur dan sistematis.

“Bagi saya itulah ciri pemimpin sejati. Meski baru wafat dan nama baiknya dihancurkan dan dilenyapkan, Bung Karno tetap hidup dan bersemayam di hati sanubari rakyatnya,” ucap Puan.
Menurutnya, nama besar Bung Karno tak terlepas dari jasa-jasanya bagi bangsa Indonesia yang tak bisa dilupakan. Setidaknya ada enam dimensi dalam diri Bung Karno.
“Pertama, Bung Karno sebagai pejuang dan pemikir perjuangan yang telah berhasil merebut kemerdekaan Indonesia. Kedua, Bung Karno sebagai seorang ideolog bangsa yang telah menggali dan mengonseptualisasikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia,” bebernya.

Ketiga, tambah dia, ajaran Bung Karno tentang Tri Sakti, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan yang terus relevan dengan kebutuhan bangsa Indonesia saat ini.
Kemudian, tambah dia, Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan dan sebagai presiden pertama Indonesia.
Kelima, Bung Karno sebagai seorang pemimpin dunia yang menginspirasi bangsa-bangsa Asia Afrika dalam merebut kemerdekaannya sendiri melalui Konferensi Asia Afrika pada 1952 di Bandung. Keenam, Bung Karno sebagai seorang pemikir pejuang Islam.
“Tentu waktu kita tak akan cukup mengulas dimensi Bung Karno itu. Namun dalam kesempatan yang baik ini saya ingin mengingatkan bahwa dalam merawat pemikiran Bung Karno, maka kita semua perlu memaksimalkan dua kegiatan penting,” ujarnya.
Pertama, jelas dia, meningkatkan dan memudahkan akses rakyat Indonesia terhadap sumber-sumber asli dan primer sejarah yang mengandung pemikiran Bung Karno.
Kedua, dengan menggunakan analisa-analisa pemikiran Bung Karno dalam merumuskan solusi atas persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa sekarang dan masa depan.
“Sederhananya, kita perlu membaca, melihat, membahas, mendengar, dan merenungkan pemikiran Bung Karno serta mengaplikasikannya untuk mengatasi tantangan masa kini dan mewujudkan masa depan Indonesia yang Raya. Mari kita gotong royong merawat pemikiran Bung Karno,” ajaknya.
Dalam acara Haul Bung Karno ke-52 dengan tajuk “Merawat Pemikiran Bung Karno, Menapaki Jejak Perjuangan Putra Sang Fajar” ini, juga hadir secara langsung Forkopimda Malang Raya beserta jajarannya dan sejumlah penulis buku tentang Bung Karno.
Ucapan terima kasih kepada para sponsor: PT Foxstars International, Golden Playwood, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang. Didukung oleh: Grand Mercure Mirama, Perumda Tugu Tirta, dan Bagong Bus.(*)
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id