MALANG, Tugumalang.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bakal menambah jumlah guru besar atau profesor. Salah satunya, lahir dari Fakultas Psikologi yang sekaligus Dekan Fakultas Vokasi UMM.
Dia adalah Prof Dr Tulus Winarsunu MSi yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, pada Sabtu (16/12/2023) besok.
Prof Tulus Winarsunu, dalam orasi ilmiahnya mengusung penelitian berjudul Sisi Irasionalitas Pikiran Manusia dalam Pengambilan Keputusan. Penelitian ini menjelaskan tentang penyebab utama seseorang menjadi tidak rasional atau irasional dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada aspek kognitif.
Baca Juga: Sah! Vokasi UMM Resmi Naik Kelas Jadi Fakultas
Menurut Prof Tulus Winarsunu, salah satu bagian terpenting dari dunia psikologi industri adalah ketika harus membuat satu keputusan. Jika keputusan yang diambil keliru, bisa berdampak pada hancurnya industri itu sendiri. Maka tak heran, jika temuan ini penting bagi dunia vokasi.

Untuk memeroleh hasil yang optimal dalam pengambilan keputusan diperlukan rasionalitas. Ia memaparkan, bahwa rasionalitas merujuk pada kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan pertimbangan logis, analisis informatif dan tujuan yang jelas.
Sehingga dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih terarah, efisien dan responsif terhadap perubahan.
“Situasi apa yang bisa membuat keliru? Banyak. Saya bahas dari salah satu aspek sudut pandang, yaitu kognitif. Itu ada pada pemikiran manusia. Meski dalam pengambilan keputusan diperlukan rasionalitas, tapi ternyata ada juga yang irasionalitas,” ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswa Fakultas Vokasi UMM Bisa Jadi Bankir Sambil Kuliah
Pria kelahiran Banyuwangi, 12 Agustus 1964 ini mengungkapkan bahwa irasionalitas merujuk pada kecenderungan seseorang untuk membuat keputusan yang tidak selalu didasarkan pada pertimbangan logis atau analisis yang cermat.
“Dalam eksperimen saya, saya temukan adanya reference point atau titik rujukan. Bahwa berat ringan suatu benda atau masalah tidak bisa dilihat setara karena semua relatif, titik nolnya nggak sama. Pengambilan keputusan ini bisa dipengaruhi bias kognitif,” jelasnya.

Bias kognitif sendiri, merupakan penilaian yang dapat mengarah pada keputusan yang tidak rasional. Manusia rentan terhadap berbagai bias kognitif, seperti bias konfirmasi atau kecenderungan untuk mencari atau mengingat informasi yang membenarkan keyakinan dan bias ketersediaan atau kecenderungan untuk memberikan bobot lebih besar pada informasi yang mudah diingat.
Salah satu faktor yang bisa menyebabkan terjadinya irasionalitas dalam pembuatan keputusan adalah ketika terpengaruh oleh cara atau strategi penyampaian informasi.
Dikarenakan, orang cenderung bereaksi berbeda terhadap informasi yang disajikan dengan cara berbeda, meskipun substansinya sama. Konsep ini disebut sebagai efek framing atau pembingkaian informasi.
“Ada orang yang memang lebih logis, rasional analitik, jadi kalau orang yang masuk tipe ini, dia tidak akan mudah terpengaruh. Kalau orang yang lebih bermain di perasaan, tidak berpikir macam-macam, akan lebih mudah terpengaruh,” imbuhnya.
Prof Dr Tulus Winarsunu sendiri menyelesaikan pendidikan sarjana di Prodi Psikologi Pendidikan dan Bimb IKIP yang kini disebut Universitas Negeri Malang (UM).
Melanjutkan magister di Prodi Psikologi Industri dan Organisasi, kemudian doktor di Prodi Psikologi Universitas Indonesia (UI).
Selama menjadi tenaga pengajar atau dosen UMM di awal tahun 1988, Tulus pernah menduduki berbagai jabatan struktural seperti kepala humas, wakil direktur, pembantu dekan, ketua prodi sarjana maupun magister, koordinator asisten khusus rektor, hingga Direktur Pendidikan dan Pelatihan Vokasi sejak tahun 2019 yang kini berganti menjadi Dekan Fakultas Vokasi.
Akademisi yang menekuni bidang psikologi dan industri ini telah banyak mengikuti forum ilmiah, menghasilkan penelitian di jurnal ilmiah, beberapa karyanya juga banyak ditulis dalam buku dan terdokumentasikan dalam bentuk HAKI.
“Sejak awal masuk sebagai dosen sudah mengurus profesor, karena profesor kan titik akhir dari jenjang. Jadi profesor itu kumulatif, akumulasi dari perjuangan masa lalu. Mentalnya harus sudah siap, cita-cita semua yang masuk (dosen), harus menjadi profesor. Ibarat, saya sehat sekarang, karena sejak awal sehat dengan menjaga kesehatan. Tidak bisa tiba-tiba,” urainya.
Selain mengajar dan meneliti, Profesor Tulus punya perhatian besar terhadap konflik sosial. Selain tugas akademik di kampus, waktu dan pikirannya juga kerap digunakan untuk membantu masyarakat terdampak. Ia bahkan pernah bertugas dalam relawan Jaring Pengaman Sosial RI.
Tergabung dalam Tim Managemen Pusat Konseling Trauma, Prof Tulus melakukan penanganan konflik dan masalah psikososial pasca pencabutan status Daerah Operasi Militer (DOM) di Nanggroe Aceh Darussalam selama 2000-2003.
Penanganan masalah psikososial akibat konflik dan kerusuhan etnis di 8 kabupaten/kota di Wilayah RI tahun 2001-2003. Kemudian, penanganan masalah psikososial pengusiran kelompok pro integrasi korban referendum Timor Timur, Lunyuk NTB tahun 2002.
Hingga setelahnya, di tahun 2003, Prof Tulus mulai fokus berkontribusi dalam dunia pendidikan inklusi hingga vokasi. Dengan andil dalam Pendamping dan Instruktur Nasional Program Peningkatan Mutu Sekolah: School Improvement Dutch Grants Program oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI.
Juga bertugas dalam Tim Kerja Pendidikan Khusus & Layanan Khusus: Sekolah Luar Biasa, Program Cerdas Istimewa bakat Istimewa, Sekolah Luar Biasa Pendidikan Inklusif 2007-2012 oleh Direktorat Pendidikan SLB Depdiknas RI.
Sebagai Tim Pendamping dan Instruktur Nasional Penguatan Pendidikan Karakter 2016-2017 bersama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Instruktur Program Peningkatan Psychological First Aids bagi Siswa dan Guru tahun 2019 oleh Direktorat Pendidikan Keluarga – Kemdikbud RI.
Serta terlibat dalam program Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek RI yakni Pendamping Nasional Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) tiga tahun berturut-turut. Yakni, di tahun 2021, 2022, dan 2023.
Diketahui, dalam waktu yang bersamaan (16/12/2023) juga akan dikukuhkan dari Fakultas Psikologi yakni Prof Dr Iswinarti sebagai Guru Besar Bidang Psikologi. Pengukuhan akan berlangsung di Hall Lantai 9 GKB IV Kampus III UMM sejak pukul 09.00 WIB.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A