Tugumalang.id – Pimpinan Wilayah XII PT Pegadaian Jawa Timur, Mulyono Rekso, mengungkapkan rasa optimisnya soal dicabutnya PPKM oleh pemerintah belum lama dia. Dia menilai ini menjadi momentum bagi iklim investasi bisnis di Jawa Timur untuk terbuka lebar.
Molyono menyatakan itu saat hadir di acara Optimis Jatim Bangkit di studio JTV belum lama ini. Dia hadir bersama Ketua Umum Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jawa Timur, Dr Tommy Kayatum.
Menurut Molyono, pemerintah mengambil sikap yang luar biasa kali ini di mana kebijakan PPKM akhirnya resmi dicabut setelah sekian lama berlaku untuk mengatasi Pandemi Covid-19. Hal ini menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, terutama dari pelaku bisnis dan perekonomian.
“Tentunya ini menjadi angin segar bagi kita, karena kita sudah mengalami PPKM selama 2 tahun bahkan 3 tahun di masa pandemi,” ujarnya.
Bagi Molyono, pesona yang ada di Provinsi Jawa Timur menjadi poin penting bagi investor. Untuk itu, PT pegadaian sendiri menawarkan program produk investasi yang dapat dimanfaatkan sebagai langkah antisipasi terhadap situasi mendatang.
“Contoh produknya yakni dengan berinvestasi emas dalam skala investasi untuk personal,” kata dia.
Mengapa memilih emas untuk investai? Mulyono mengatakan bahwa dengan berinvestasi emas maka masyarakat akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari nilai tukarnya. Di mana nilai harga emas lebih besar dari bentuk inflasi.
Dia juga menjelaskan bahwa peluang investasi pada tahun 2019 sebelum Covid-19 menyerang Jawa Timur ditargetkan mencapai Rp260 triliun dalam jangka waktu 5 tahun. Hal tersebut diharapkan bagi pertumbuhan ekonomi agar semakin pesat, sayang di tahun 2022 pandemi menyerang.
Namun demikian, PT Pegadaian optimis Jawa Timur akan bangkit di lihat dari demografi, serta penduduknya yang memiliki peluang besar terhadap market untuk bergerak tumbuh besar di bandingkan daerah lain.
Sementara Dr Tommy Kayatum mengatakan bahwa kebijakan pencabutan PPKM oleh pemerintah akan berdampak baik bagi Indonesia dan menjadi trobosan bagi daerah Jawa Timur untuk menjadi jujukan investasi. Jawa Timur adalah daerah menyumbang untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 25 persen.
“Pencabutan PPKM berdampak cukup serius terutama untuk mobilitas, kemudian sektor-sektor yang jalan baik itu sektor industri barang maupun jasa,” kata dia.
Dia mengatakan bahwa Provinsi Jawa Timur sendiri memiliki tingkat inflansi yang cukup tinggi yakni mencapai 6,6% persen pada tahun ini. Untuk mengimbangi tingkat inflasi ini bisa dengan cara meningkatkan produksi dan konsumsi dalam perdagangan.
Dengan cara ini kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan naik dan pastinya akan ada investor yang melirik bisnis di Jawa Timur.
“Pelaku bisnis tetap optimis, walaupun menurut orang-orang itu perlu di garis bawahi bawha IMF mengatakan Indonesia adalah sercercah terang di tengah kegelapan dunia, dan Jawa Timur ini lebih terang lagi,” tuturnya.
Penulis: Sekar Ayu & Rosiana Fani
Editor: Herlianto. A