Tugumalang.id – Mungkin sebagian dari Anda sudah tidak asing lagi dengan tingkah lucu William-Bentley, Yoon Trio, dan keluarga lain dalam program televisi “The Return of Superman”.
The Return of Superman atau TROS merupakan reality show Korea Selatan yang ditayangkan di saluran KBS2 setiap akhir pekan.
Tayangan ini menampilkan tingkah lucu ayah dan anak-anak yang menghabiskan waktu selama 48 jam tanpa kehadiran sosok ibu. Pada acara tersebut, sang ibu memang sengaja tidak dilibatkan, sehingga penonton dapat melihat hubungan antara para ayah dan anak-anaknya.
Tak hanya menghibur dan mengundang tawa, ternyata ada banyak sekali ilmu parenting yang dapat diambil, lho. Yuk, simak penjelasannya.
1. Mengajarkan Etika dan Sosialisasi Sejak Dini
Dalam berbagai episode, TROS menampilkan kegiatan di luar rumah atau mendatangkan bintang tamu ke rumah. Salah satu tujuannya adalah untuk mengajari anak bersosialisasi dan menanamkan nilai-nilai etika.
Kemampuan sosialisasi anak dapat berkembang dengan baik jika orang tua mengajak anak-anak pergi ke luar rumah dan melibatkan mereka dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan begitu, orang tua secara tidak langsung dapat mengajari etika sederhana seperti mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dan tolong kepada anak-anak mereka.
2. Melatih Kemandirian
Melatih kemandirian anak sejak kecil memang sangat penting. Seperti yang diterapkan oleh para ayah di TROS. Mereka menanamkan kemandirian pada anak-anak mereka sejak kecil. Contohnya dalam hal makan. Mereka membiarkan anak-anak mereka makan sendiri, meskipun berantakan mereka tetap membiarkan anak-anak belajar. Cara ini efektif untuk mengajarkan anak agar tidak bergantung pada orang lain.
3. Tidak Mengenalkan Anak pada Gadget
Gadget saat ini merupakan penyelamat bagi para orang tua. Tidak sedikit orang tua yang menenangkan anaknya yang sedang rewel dengan mengajak menonton video YouTube lewat gadget. Namun, tahukah Anda, mengenalkan gadget sedari dini dapat menghambat tumbuh kembang anak? Tak hanya itu, mengenalkan gadget dapat mengurangi kesempatan anak untuk mengeksplor dunia luar.
Saat menonton TROS, jarang sekali melihat anak bermain gadget. Mereka lebih sering melakukan aktivitas di luar ruangan, bermain dengan ayah dan saudaranya, atau menjalankan misi-misi dari sang ayah. Dengan demikian, anak-anak akan lebih memanfaatkan tubuh mereka serta dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas mereka. Hal tersebut tentu lebih melelahkan bagi para orang tua, namun akan membawa dampak positif bagi tumbuh kembang anak.
4. Memberikan Penjelasan Baik dan Buruk Suatu Tindakan
Anak-anak relatif memiliki keingintahuan yang tinggi. Mereka akan melakukan segala cara untuk mengobati rasa penasarannya. Tidak sedikit pula orang tua yang melarang bahkan membentak anak-anak saat mengetahui anak-anak mereka hendak melakukan sesuatu. Tindakan tersebut justru akan membuat anak-anak semakin penasaran karena para orang tua tidak menyertakan alasan yang jelas saat mengungkapkan larangan.
Para ayah di TROS jarang sekali melarang anak-anaknya melakukan sesuatu tanpa alasan. Mereka lebih memilih memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai hal baik dan buruk atas tindakan yang anak-anak lakukan. Dengan memberikan penjelasan tersebut, anak-anak akan dapat lebih memahami konsekuensi dari tindakannya.
5. Mendisiplinkan Namun Tidak Berlebihan
Mengasuh anak-anak memang kadang melelahkan dan menguras emosi. Bahkan, beberapa orang tua cenderung untuk memukul, mencubit, dan melakukan hukuman fisik lain untuk memberi efek jera bagi anak-anak mereka. Namun, sebenarnya tindakan tersebut hanya akan menimbulkan trauma bagi anak-anak.
Pada tayangan The Return of Superman, para ayah selalu memberi tindakan disiplin saat anak-anak melakukan kesalahan. Alih-alih memukul, para ayah cenderung memberikan hukuman seperti menyuruh anak mengangkat tangan sambil memikirkan apa yang telah mereka lakukan. Dengan memberi hukuman tersebut, anak-anak akan belajar bahwa tindakan yang dia lakukan tidaklah benar.
Tak hanya menghukum, para ayah juga memberi edukasi atas kesalahannya dan mengajari anak meminta maaf. Para ayah di TROS mengakhiri hukuman dengan pelukan atau ciuman.
6. Memberi Pujian, Hadiah, dan Kejutan
Episode TROS sering menampilkan anak-anak yang menjalankan misi yang diberikan oleh para ayah. Misalnya, misi berbelanja di minimarket, mendirikan tenda sendiri, dan banyak lainnya.
Ketika anak-anak mereka berhasil menjalankan misi, para ayah akan melemparkan pujian dan tidak jarang mereka memberikan hadiah sederhana sebagai apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Bahkan, jika misi tersebut gagal, para ayah akan tetap memberi pujian dan semangat agar mereka tidak berkecil hati.
Tak hanya itu, saat anak sedang berulang tahun, para ayah akan memberikan kejutan sederhana kepada mereka, seperti membuatkan kue, mengundang teman-teman mereka, memberi hadiah, dan mengucapkan kata-kata manis. Secara tidak langsung, hal tersebut mengajari anak-anak untuk menghargai setiap momen. Dengan memberikan afeksi dan atensi sederhana semacam itu, anak-anak akan merasa lebih dicintai dan didukung oleh orang-orang terdekatnya.
7. Percaya pada Kemampuan Anak
Alih-alih takut melihat anaknya terluka atau menangis, para ayah di TROS cenderung memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengekplorasi dunia dan mengatasi ketakutannya sendiri. Para ayah menyadari bahwa mereka tidak akan selamanya mendampingi anak-anak. Oleh sebab itu, mereka cenderung mempercayai kemampuan anak-anak tanpa mengurangi intensitas pengawasannya.
Dengan demikian, anak-anak mengetahui cara untuk mengatasi rasa takut dan apa yang harus dilakukan saat dihadapkan pada situasi tertentu. Selain itu, orang tua juga dapat mengetahui kelebihan tersembunyi anak-anaknya.
8. Memberi Ruang Privasi pada Anak
Anak-anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Cara mengekspresikan keinginannyapun berbeda-beda. Dalam beberapa episode TROS, ditunjukkan bagaimana para ayah memberikan ruang privasi kepada anak saat mereka tidak ingin bermain atau belajar. Para ayah tidak akan memaksakan apa yang dikehendakinya kepada anak-anak. Mereka cenderung bertanya apa yang dirasakan anak-anaknya dan memberikan ruang privasi kepada anak-anak.
Memberikan ruang privasi bukan berarti tidak peduli. Justru dengan memberikan ruang privasi, anak akan dapat memahami dirinya sendiri dan menemukan cara untuk menyelesaikan konflik batin yang dirasakannya.
9. Mendengar Pendapat Anak
Sebagai orang tua, mendengar pendapat anak sangat diperlukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya anak inginkan atau rasakan. Hal tersebut memiliki tujuan agar anak-anak berani mengungkapkan apa yang dirasakan dan apa yang mereka inginkan. Selain itu, keterbukaan antar anggota keluarga adalah aspek penting dalam keberlangsungan komunikasi keluarga.
Para ayah di TROS selalu menanyakan pendapat anak-anak, misalnya pemilihan menu makanan. Mereka akan bertanya apa yang anak-anak ingin makan. Dengan melibatkan anak-anak dalam pemilihan menu makanan, para ayah akan dengan mudah menentukan pilihan.
Reporter: Septia
Editor: Lizya Kristanti