Tugumalang.id – Perum Jasa Tirta (PJT) I menarget ada peningkatan pengembangan potensi bisnis di 2024. Di antaranya seperti di sektor BJPSDA (Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air), SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dan lain-lain.
Direktur Utama PJT I, Fahmi Hidayat menerangkan bahwa peluang pengembangan perusahaan tahun ini menjadi salah satu sasaran yang akan dicapai perusahaan sebagai upaya optimasi aset dan sumber daya yang dimiliki.
Baca Juga: Progres SPAM Baru Tugu Tirta Kota Malang On Track
Pengembangan potensi bisnis ini, jelas Fahmi dilakukan dengan banyak cara. Seperti di sektor pengembangan wilayah dan penerapan BJPSDA dengan Skema MIP atau Mitra Instansi Pengelola.
”Selain itu, PJT I juga menargetkan pengembangan Sumber Daya Air (SDA) yang dikelola PJT I untuk pengembangan energi baru dan terbarukan,” ungkap Fahmi di Malang, Jawa Timur, Selasa (13/2/2024).
Seperti diketahui, bahwa potensi air di bendungan yang dikelola PJT I telah digunakan untuk PLTA dan ke depan dikembangkan PLTS terapung di permukaan waduk menggunakan panel surya. Salah satunya di Bendungan Sutami, Kabupaten Malang.
Baca Juga: PJT I dan Perumda Tirta Kanjuruhan Bangun Laboratorium Air Terakreditasi
PJT I juga menyasar pengembangan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum). Saat ini SPAM sendiri telah dibangun dan dioperasikan di Kabupaten Lamongan. Hal ini juga dilakukan di Kota Malang yang saat ini dalam tahap pembangunan.
Fahmi menambahkan pengembangan hidroinformatika melalui Smart Water Management System secara online dan realtime juga dilakukan PJT I.
Bahkan terkait kredit karbon melalui kegiatan penanaman pohon juga menjadi investasi perusahaan yang akan terus dilakukan. Sekaligus menjaga ketahanan SDA.
”Tantangan hari ini bagi PJT I yakni terkait layanan pengelolaan SDA dari mulai ancaman keberlanjutan SDA yang meliputi kuantitas, kualitas, kontinuitas hingga ancaman bencana terkait air yang semakin meningkat frekuensi dan magnitudonya,” ungkap Fahmi.
Demikian pula tantangan lain yakni keberlanjutan dan kondisi infrastruktur SDA yang menua dan bahkan rusak. Untuk itu, lanjut dia, perlu adanya perbaikan dan peremajaan infrastruktur guna mengoptimalkan kinerja dan pemanfaatannya untuk pengelolaan SDA di 5 wilayah sungai yang dikelola PJT I baik di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara.
Ia menyampaikan pentingnya keberlanjutan finansial baik untuk CAPEX (Capital Expenditure) dan OPEX (Operating Expenditure) juga menjadi tantangan mengemuka yang dihadapi.
CAPEX bagi PJT I yakni pengeluaran yang dikeluarkan untuk membeli atau memperbarui sarana dan infrastruktur tetap, khususnya dalam pemeliharaan dan pengelolaan SDA.
”Sedangkan OPEX berkaitan dengan biaya operasional dari kegiatan bisnis rutin seperti gaji karyawan, listrik,” paparnya.
Ia berharap agar PJT I ke depannya dapat lebih adaptif dengan perubahan global. “PJT I harus semakin cepat bertransformasi dari segala sisi,” pungkasnya.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A