MALANG, Tugumalang.id — Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, tanggapi masalah pengemplang pajak para pengusaha restoran di Kota Malang. Pemerintah bertindak tegas terhadap pelaku kemplang pajak tersebut.
“Pajak itu adalah titipan uang rakyat yang dititipkan kepada WP, Wajib Pajak,” tegas Sutiaji dengan nada meninggi.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang menyingkap lima restoran di Kota Malang yang diduga melakukan manipulasi pajak hingga capai miliaran rupiah. Manipulasi dilakukan dengan cara mengakali e-Tax. Diketahui, pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan di kasir restoran tidak terhubung ke e-Tax, sehingga pajak yang dibayarkan tidak tercatat.
“Saya mohon jangan main-main ya, karena ini ada hubungannya dengan masalah tindak pidana korupsi. Sekali lagi yang kami kuatkan, ini uang rakyat. Potensinya itu ada 8 miliar,” kata Sutiaji saat ditemui usai penyerahan bantuan di Kelurahan Ciptomulyo (12/04/2023).
Saat disinggung mengenai sanksi yang nantinya diberikan kepada pengusaha pelaku pengemplang pajak, ia mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan KPK serta memberikan peringatan kepada para pelaku. Tak hanya itu, pelaku manipulasi pajak akan terus diburu.
“Nanti InsyaAllah saya koordinasi dengan KPK. Karena uang itu amanah kita gitu, ya. Satu, ya pasti kita peringatkan. Ini terus kita sasar. Jangan pernah bermain-main, ini uang rakyat. Kasihan ya, sudah makan di sana, habisnya mungkin seratus ribu, tambahan sepuluh ribu, tapi uang sepuluh ribu itu nggak masuk ke negara, gak masuk ke rakyat,” terang Wali Kota Malang itu.
“Mereka rata-rata pengusaha itu orang yang mampu. Kok mentolo makan duwik e rakyat,” lanjutnya.
Bahkan, para pelaku ada yang melakukan aksi manipulasi pajak secara terang-terangan dan disengaja. Ada yang menggunakan double account sehingga sulit untuk dideteksi.
Wali Kota Malang juga berpesan agar para petugas pajak tidak ikut main-main menggelapkan uang rakyat.
“Jangan sampai main-main ya untuk petugas pajaknya. Kita diawasi oleh Tuhan, diawasi oleh masyarakat,” pungkasnya.
Reporter: Shinta Alifia
editor: jatmiko