Tugumalang.id – Pembangunan jalur penyelemat di jalur maut Klemuk, Jalan Rajekwesi, Kelurahan Songgokerto dikritik Dinas Perhubungan Kota Batu karena tidak melalui aspek kajian teknis. Kontan, tanggapan itu justru menuai kecaman masyarakat.
Salah seorang warga di sana Suliyanto mengaku geram atas tanggapan dari dinas terkait itu. Kata dia, justru dinas terkait itu yang harus introspeksi karena dibangunnya jalur penyelamatan secara swadaya itu merupakan bentuk sindiran.
Pembuatan jalur penyelamatan itu telah diusulkan sejak 2015 silam. Namun, tidak ada respons positif hingga kini. Bahkan peristiwa kecelakaan terus terjadi. Terbaru, kecelakaan 3 unit mobil terjadi pada Jumat (17/3/2023) lalu.
“Kami sudah tidak sabar lagi, nunggu Dishub ya kelamaan, kebanyakan teori dan wacana, tapi enggak ada aksi. Sudah banyak kecelakaan terus lo di sana,” ungkap Suliyanto, Senin (20/3/2023).
Terkait pertimbangan kajian teknis, warga juga telah membuat perhitungan yang matang pada setiap pertemuan yang diadakan. Mereka juga telah menyiapkan bahan-bahan material yang disumbang masyarakat satu per satu.
Jalur penylamatan ini dibuat menanjak pada bagian ujungnya. Sebelumnya, dibangun kolam pasir dengan kedalama 30 sentimeter hingga 1 meter lengkap dengan tumpukan ban dan karung isi serbuk kayu sebagai batas pengaman.
Warga juga telah memastikan uji coba sejumlah kendaraan yang berhasil selamat mendarat di sana. Terlepas dari itu, jika memang masih diragukan, seharusnya Pemkot Batu langsung saja ikut turun tangan .
“Kalau memang enggak sesuai teknis, harusnya mereka turun ke sini, kasih saran dan arahan. Jangan hanya sekedar ngomong saja. Sampai sekarang juga enggak ada ke sini atau apa gitu,” ujar Suliyanto.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batu, Imam Suryono, menuturkan bahwa pembangunan jalur penyelamatan harus mempertimbangkan beberapa kriteria. “Pembuatan jalur penyelamat tidak asal, harus ada kajian teknisnya,” ujarnya.
Karena tak ada tanggapan pemerintah, akhirnya warga bergotong royong membuat jalur penyelamat. Suliyanto mengatakan, sumber pembiayaan didapat dari patungan masyarakat, termasuk juga mendapat sumbangan dari beberapa pelaku sektor bisnis di Kelurahan Songgokerto.
Hal senada juga dikatakan Kabid Binamarga DPUPR Kota Batu, Eko Setiawan, bahwa langkah brilian yang dilakukan warga perlu diiringi pertimbangan dari aspek konstruksi. Jadi jangan sampai jalur itu malah menimbulkan kecelakaan lain.
Sepengetahuan dia, jalur penyelamat memerlukan kajian dan material tertentu. Menurut dia, jika mengacu dari jalur penyelamatan di ruas jalan tol itu bukan terbuat dari tanah. Namun lebih pada bahan material yang bisa menyerap energi.
”Misal bahan itu jika digunakan untuk kendaraan roda dua justru malah berbahaya,” ungkapnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A