Tugumalang.id – Video yang memperlihatkan seorang pemain futsal Kota Malang menendang pemain lawan yang selebrasi sujud viral di media sosial. Diketahui, insiden itu terjadi dalam laga perempat final cabang olahraga futsal putra Porprov Jatim VIII 2023 yang mempertemukan kontingen Kabupaten Blitar dan Kota Malang di Fatkhi Futsal Center, Sidoarjo pada Kamis (14/9/2023).
Dalam video yang beredar luas di media sosial, pemain futsal yang disebut dari kontingen Kota Malang tiba-tiba menendang tubuh pemain lawan yang sedang berselebrasi sujud usai mencetak gol penalti. Sontak pemain tersebut langsung diganjar kartu merah oleh wasit.
Unggahan video itu menyantumkan keterangan bahwa bagian tubuh yang ditendang pemain futsal tersebut adalah kepala.
Baca Juga: AXIS Nation Cup 2023, Turnamen Futsal Terbesar di Indonesia Tingkat SMA Digelar di Malang
Ketua Asosiasi Futsal Kota (AFK) Kota Malang, Bagus Irmawanto, membenarkan bahwa pemain yang menendang pemain lawan itu adalah pemain futsal Kota Malang. Hanya saja, dia menyayangkan keterangan video viral yang menyebutkan bahwa pemain itu menendang bagain kepala lawan.
“Yang saya sayangkan itu viral nendang kepala. Padahal itu bahu yang ditendang,” ucapnya, Selasa (19/9/2023).
Bagus mengungkapkan bahwa sejak match pertama, cabor futsal putra Kota Malang merasa dicurangi. Di match pertama, kata Bagus, terjadi baku hantam hingga membuat salah satu pemain futsal Kota Malang mengalami patah tulang bahu. Nahasnya, 4 pemain Kota Malang juga diganjar larangan bermain di pertandingan berikutnya akibat akumulasi kartu.
Baca Juga: Hasil Akhir Penyisihan Turnamen Futsal Tugu Jatim Cup 2023
“Kami merasa dicurangi mulai match pertama sampai terakhir. Match pertama kami sujud dan dipukuli, baku hantam sampai pemain kami ada yang patah tulang bahu. Pemain kami banyak yang kena akumulasi dan match kedua pemain kami habis,” ungkapnya.
Dengan sisa-sisa pemain yang ada kontingen futsal putra Kota Malang itu terus berjuang hingga melaju ke 8 besar dan bertemu dengan kontingen Kabupaten Blitar. Di pertandingan 8 besar itu, Bagus mengatakan bahwa pihaknya banyak mendapat kartu dari wasit hingga terjadi penendangan dan viral di media sosial.
“Ya gitu, banyak dikartu. Jadi di 8 besar itu pemain kami sudah kena akumulasi kartu 4 pemain dan 1 pemain cedera bahu itu. Jadi yang absen 5 pemain,” kata dia.
Menurutnya, laga perebutan tiket semifinal itu memang berlangsung dengan tensi tinggi sejak awal pertandingan. Bahkan menurutnya, kedua tim sama-sama banyak melakukan pelanggaran di sepanjang pertandingan.
“Akhirnya dengan pemain pas-pasan, kena kartu merah 2. Lalu anak-anak defence, kecapekan lah. Namanya emosinya anak-anak labil gimana sih. Kemudian pihak lawan memprovokasi kami dengan selebrasi berlebihan hingga akhirnya terjadi itu,” bebernya.
Laga tersebut berakhir dengan skor 5-0 untuk kemenangan Kabupaten Blitar atas Kota Malang. Usai laga berakhir, Bagus menyampaikan bahwa pihaknya sudah meminta maaf secara langsung atas penendangan pemain tersebut ke pelatih futsal Blitar.
“Saya setelah pertandingan meminta maaf ke pelatih Blitar. Katanya tidak apa-apa, rivalitas hanya 20-20 menit. Selebihnya, di luar kita saudara, kata pelatihnya. Jadi masalah itu sudah clear,” kata Bagus.
Kini, untuk pemain futsal Kota Malang yang melakukan penendangan pemain lawan itu sudah diberikan pembinaan agar tak mengulangi perbuatannya.
“Kami berikan pembinaan lebih kepadanya. Jangan sampai terulang kembali lah, apalagi saat membawa nama Malang. Jadi ini juga pelajaran buat saya juga sebagai Ketua AFK Malang. Kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A