Tugumalang.id – Video pemain futsal Kota Malang menendang pemain lawan yang berselebrasi sujud viral di media sosial. Kini, pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang meminta maaf atas insiden tersebut.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Kota Malang, Danny Agung Prasetyo, membenarkan bahwa insiden tersebut melibatkan pemain futsal dari kontingen Kota Malang. Untuk itu, pihaknya meminta maaf atas terjadinya insiden tersebut.
“Saya selaku Binpres KONI Kota Malang, memohon maaf sebesar besarnya atas insiden yang dilakukan futsal Kota Malang,” kata Danny, Selasa (19/9/2023).
Baca Juga: Pemain Futsal Kota Malang Tendang Lawan yang Selebrasi Sujud, Asosiasi Buka Suara
Dia memastikan bahwa permasalahan tersebut sudah clear dan tekah diselesaikan secara baik baik antara dua belah pihak yang terlibat.
“Yang jelas kejadian tersebut sudah diselesaikan sama internal di saat itu juga,” imbuhnya.
Danny mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi agar pembinaan bagi para atlet Kota Malang kedepan menjadi lebih baik.
“Saya tetap akan bertanggungjawab melakukan pembinaan yang lebih baik khususnya untuk futsal Kota Malang,” ujarnya.
Sebelumnya, video pemain futsal Kota Malang itu viral di media sosial usai menendang pemain lawan yang sednag berselebrasi sujud.
Baca Juga: SMA 1 Singosari Raih Juara 3 Turnamen Futsal Tugu Jatim ID Cup 2023
Diketahui, insiden itu terjadi dalam laga perempat final cabang olahraga futsal putra Porprov Jatim VIII 2023 yang mempertemukan kontingen Kabupaten Blitar dan Kota Malang di Fatkhi Futsal Center, Sidoarjo pada Kamis (14/9/2023).
Dalam video yang beredar luas di media sosial, pemain futsal yang disebut dari kontingen Kota Malang tiba tiba menendang tubuh pemain lawan yang sedang berselebrasi sujud usai mencetak gol penalti. Sontak pemain tersebut langsung diganjar kartu merah oleh wasit.
Unggahan video itu menyantumkan keterangan bahwa bagian tubuh yang ditendang pemain futsal tersebut adalah kepala.
Ketua Asosiasi Futsal Kota (AFK) Kota Malang, Bagus Irmawanto, membantah bahwa pemain futsal Kota Malang itu menendang kepala pemain lawan.
“Yang saya sayangkan itu viral nendang kepala. Padahal itu bahu yang ditendang,” ucapnya.
Menurutnya, laga perebutan tiket semifinal itu memang berlangsung dengan tensi tingi sejak awal pertandingan. Bahkan menurutnya, kedua tim sama sama banyak melakukan pelanggaran pelanggaran di sepanjang pertandingan.
Di sisi lain, kontingen futsal Kota Malang saat itu terdapat 5 pemain yang absen karena 4 pemain kena akumulasi kartu dan 1 pemain cidera patah tulang bahu akibat kemelut laga laga sebelumnya. Pihaknya juga mengaku merasa dicurangi sejak match pertama sampai 8 besar.
“Akhirnya dengan pemain pas pasan, kena 2 kartu merah juga. Lalu anak anak defence, kecapekan lah. Namanya emosinya anak anak labil gimana sih. Kemudian pihak lawan memprovokasi kami dengan selebrasi berlebihan hingga akhirnya terjadi itu,” bebernya.
Laga tersebut berakhir dengan skor 5-0 untuk kemenangan Kabupaten Blitar atas Kota Malang. Usai laga berakhir, Bagus menyampaikan bahwa pihaknya sudah meminta maaf secara langsung atas penendangan pemain tersebut ke pelatih futsal Blitar.
“Saya setelah pertandingan meminta maaf ke pelatih Blitar. Katanya tidak apa apa, rivalitas hanya 20-20 menit. Selebihnya, diluar kita saudara, kata pelatihnya. Jadi masalah itu sudah clear,” kata Bagus.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A