Tugumalang.id – Panic attack atau tiba-tiba panik terjadi secara spontan dan bukan reaksi dari sebuah situasi yang penuh tekanan. Serangan ini terjadi tanpa alasan dan tidak bisa diprediksi.
Selama serangan ini berlangsung, orang akan mengalami ketakutan luar biasa hingga merasa seperti akan mati dan kehilangan kontrol atas tubuh dan pikiran.
Inilah penjelasan soal panic attack menurut Cathy Frank MD seorang Direktur Outpatient Behavioral Health Services di Henry Ford Hospital dikutip dari Pip.unpad.ac.id.
Penyebab dari serangan panik atau panic attack sendiri belum ditemukan dan dibuktikan kebenerannya. Dokter maupun psikolog yang menangani gangguan ini hanya bisa memprediksi beberapa alasan seseorang bisa mengalami serangan panik.
Dilansir dari barendspsychology.com, serangan panik bisa terjadi karena faktor genetik dan lingkungan, seperti memiliki gen tertentu atau mengalami kejadian traumatis.
1. Faktor genetik atau keturunan
Percaya atau tidak, panic attack mungkin kondisi yang turun-temurun dalam keluarga. Artinya, jika orangtua atau saudara kandung Anda mengalami panic disorder atau gangguan panik, risiko untuk mengalami kondisi yang sama jauh lebih besar.
2. Faktor Lingkungan
Pengalaman hidup dengan lingkungan keluarga meningkatkan risiko timbulnya gangguan panik.
Pengalaman hidup yang mereka maksudkan adalah pengalaman yang berdampak negatif terhadap kehidupan seseorang.
Kejadian yang membuatnya tidak nyaman atau merasa terancam di suatu keadaan, hal ini semakin meningkatkan perkembangan gangguan internalis seperti gangguan panik.
3. Stres
Rupanya stres bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya serangan panik. Artinya, saat sedang stres, Anda semakin rentan untuk merasa cemas hingga mengalami serangan panik. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, Anda bahkan juga bisa mengalami depresi karena ini.
4. Traumatis
Secara signifikan lebih banyak orang yang mengalami gangguan panik yang melaporkan pengalaman masa kecil yang traumatis. Seperti sikap orangtua mereka yang menjadi orang yang lebih membatasi, dan kurang memberi cinta, kasih sayang, dan perhatian.
Selain itu, masih banyak gangguan kejiwaan yang menyerang pada keluarga penderita gangguan panik. Gejala panic attack atau Serangan panik tidak terduga menyebabkan ketakutan yang sangat
kuat akan ketidaknyamanan intens yang akan mencapai puncaknya dalam hitungan menit.
Gejala
Dilansir dari jurnal digilib.unhas.ac.id berikut beberapa gejala serangan panik.
1. Jantung berdetak lebih cepat
2. Berkeringat
3. Gemetaran
4. Sensasi sesak nafas atau rasa tercekik
5. Perasaan tersedak
6. Terasa nyeri di dada dan tidak nyaman
7. Mual atau sakit perut
8. Perasaan pusing atau pingsan
9. Menggigil atau sensasi panas
10. Sensasi geli
11. Perasaan tidak sadar
12. Takut kehilangan kontrol atau “menjadi gila”
13. Takut mati
Penanganan
Rumah Sakit Jiwa daerah Bangka Belitung mengungkapkan bahwa umumnya penanganan panic attack dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan psikoterapi atau bisa tergantung dari tingkat keparahan. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi panic attack, yaitu:
1. Fokus pada pernapasan
2. Diam dan mencoba untuk mengontrol pernapasan
3. Fokus pada indera (bisa dengan mengunyah permen karet atau memeluk sesuatu yang lembut
4. Mencoba Teknik Grounding (teknik khusus yang fokus untuk menurunkan intensitas trauma dengan metode pengalihan panca indera)
5. Menerapkan pola hidup sehat (rajin berolahraga serta cukup tidur, makan makanan yang sehat, serta menghindari konsumsi cafein)
Jika gejala yang dialami sudah semakin mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk meminta bantuan ahli (dalam hal ini, bisa menemui psikolog atau psikiater). Sebab, baik anxiety disorder ataupun panic attack sama-sama bisa diatasi dan disembuhkan. Semakin cepat diagnosis dan ditangani, maka akan semakin baik.
Penulis: Rizky Oktiawati B. C
Editor: Herlianto. A