Malang, Tugumalang.id – Seorang lansia hampir terseret longsor saat sebagian tanah yang berdiri di atasnya 15 rumah di Kelurahan Tanjungrejo, Sukun, Kota Malang ambrol pada Sabtu (29/4/2023). Detik detik mendebarkan saat terjadi longsor diungkapkan beberapa warga setempat.
Ketua RW 10, Gabriel Suripto mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 06.30 WIB. Mulanya ada 8 rumah ambrol dan disusul 7 rumah lainnya turut ambrol dan rusak.
Beberapa warga yang mengetahui ada tanda tanda rumah mereka bergerak langsung keluar menyelamatkan diri. Mayoritas warga tak sempat menyelamatkan harta bendanya.
“Pertama rumah yang ambrol ada 8, ambrol separuh. Kemudian merembet sampai 15 rumah rusak. Panjangnya sekitar 100 meter. Warga tahu bahwa rumah mereka bergerak sehingga langsung keluar menyelamatkan diri,” ungkapnya, Minggu (30/4/2023).
Dia mengungkapkan ada seorang lansia yang tengah sakit dan tak bisa berjalan hampir terseret tanah longsor itu. Lansia itu berada di kamar rumah saat peristiwa terjadi.
“Tapi dia bisa ditarik warga, setelah itu rumahnya ambrol. Hitungannya hanya sekian detik saja, 10 detik setelah ditarik rumahnya ambrol diiringi dengan suara gemuruh,” bebernya.
Dia mengaku saat itu tidak ada hujan dan luapan air sungai. Disebutkan, kondisi tanah di lokasi tersebut memang labil. Terlebih, sehari sebelumnya terjadi hujan lebat hingga sore hari.
Sementara itu, Mujiati (63), salah satu warga yang rumahnya ambrol juga membeberkan detik detik dirinya bisa selamat dari bencana tanah longsor itu. Dia mengaku ditarik anaknya sebelum rumahnya ambrol.
“Saat itu saya mendengar di bawah ada suara pasir berjatuhan. Lalu saya ditarik sama anak saya keluar rumah,” ungkapnya.
Setelah dia keluar rumah, warga sudah berhamburan menyelamatkan diri. Dia kemudian sempat menggedor gedor pintu rumah tetangganya yang juga lansia agar segera keluar rumah.
Mujiati kemudian kembali ke rumah untuk menyelamatkan cucunya yang ternyata masih tidur. “Setelah itu, bagian belakang rumah saya habis semua, ambrol,” ucapnya.
Kini, Mujiati harus mengungsi di rumah singgah gereja setempat karena rumahnya sudah tidak layak dan berbahaya untuk ditinggali kembali. “Mudah mudahan bisa tempat yang aman,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko