Malang, Tugumalang.id – Hilirisasi industri menjadi fokus utama Presiden TI Prabowo Subianto usai dilantik. Mengawal hal tersebut, sejumlah dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB Malang melakukan penelitian tentang strategi kemitraan hexahelix untuk optimalisasi manfaat hilirisasi.
Penelitian sudah dilakukan sejak 4 bulan lalu, melibatkan 900 responden di 3 daerah kawasan industri di Indonesia. Penelitian diketuai Abdul Ghofar, Muhammad Irfan Islami dan Hendi Subandi. Hasil diseminasi penelitiannya dipaparkan pada Senin (30/12/2024).
Riset ini menjadi upaya mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam penguatan ekonomi nasional melalui hilirisasi industri. Asta Cita menekankan pembangunan inklusif, penguatan ekonomi berbasis sumber daya lokal, dan peran aktif masyarakat sebagai mitra strategis.
Baca Juga: UB Malang Kembangkan Teknologi Canggih untuk Pemantauan Perubahan Iklim di Cangar Kota Batu
Menurut Ketua Peneliti yang juga sekaligus Dekan FEB UB Andul Ghofar mengatakan, penelitian ini berusaha mencari pola kemitraan ideal untuk kawasan industri dengan pola hexa-helix. Baik antara pemerintah, masyarakat, LSM, akademisi hingga media massa.
Idealnya, inti dari kemitraan yang efektif harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, transparansi, dan keberlanjutan, sehingga semua pihak dapat merasakan manfaat hilirisasi dalam jangka panjang atau berkelanjutan.
”Kami meneliti ada 13 pola kemitraan yang bisa diterapkan mulai merekrut warga jadi karyawan, pemberian CSR sampai melibatkan UMKM setempat dalam rantai pasok hilirisasi tersebut,” ungkapnya.
Ghofar menambahkan latar belakang penelitian ini didasari dari banyak fakta penerapan pola kemitraan yang tidak tepat sehingga memunculkan dampak negatif di permukaan. Ini butuh kesadaran bersama seluruh pihak yang berkepentingan.
Dalam pola ini, perlu ada semacam dirijen untuk mengorkestrasi seluruh kepentingan. Idealnya yang mampu mengorkestrasi adalah pemerintah daerah atau pemerintah pusat agar juga dapat menambah retribusi pendapatan daerah.
”Kami melihat harus ada suatu hal atau brigging yang efektif dan ideal untuk memiliki kesadaran bersama meraih untung dari hilirisasi ini,” jelas Ghofar.
Baca Juga: Teliti Pemetaan Habitat Ikan hingga Sistem Pemerintahan, 4 Profesor Lintas Ilmu UB Malang Dikukuhkan
Sejauh ini dari hasil penelitian ini membuktikan, sepanjang pola kemitraan ini dikawal dengan baik, maka hasil keberlanjutan industri secara jangka panjang juga baik. Pendekatan dialogis antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah menjadi strategi utama untuk mengatasi berbagai kepentingan berbeda.
”Kolaborasi ini bisa menjadi role model industri yang baik. Di Gresik, CSR eksplisit, CSR implisit, dan perdagangan umum menjadi pola kemitraan yang paling sesuai. Sedangkan di Mempawah dan Batam, pola perdagangan umum, CSR eksplisit, dan sub-kontrak lebih diharapkan karena lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat,” jelasnya.
Penelitian ini juga mengusulkan model kemitraan komprehensif berbasis hexahelix, melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku bisnis, media, dan komunitas untuk menciptakan sinergi lebih luas.
Selain itu, penelitian ini juga menekankan terkait pentingnya ekosistem pendukung UMKM lokal. Kemitraan ini harus memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan terstruktur.
Program ini diharapkan menjadikan masyarakat sekitar kawasan industri sebagai mitra utama dalam rantai pasok sekaligus meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kegiatan ini diapresiasi luas oleh akademisi, praktisi, pemerintah, dan masyarakat. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan strategis menciptakan kemitraan yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan di kawasan industri Indonesia.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Redaktur: djatmiko