Malang, Tugumalang– Memasuki musim penghujan, potensi bencana tanah longsor wilayah tepi sungai mulai diwaspadai BPBD Kota Malang. Camat dan lurah seluruh Kota Malang bakal dikumpulkan untuk mengupdate data wilayah rawan longsor, terutama wilayah tepi sungai.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno menjelaskan bahwa titik titik rawan longsor itu harus dimitigasi secara akurat untuk meminimalisir korban jika sewaktu waktu terjadi bencana alam. Dia mengatakan, titik di Kota Malang yang rawan longsor berada di wilayah tepi sungai.
“Struktur tanah akan menjadi labil ketika durasi hujan panjang. Itu akan mempengaruhi struktur tanah di kemiringan tertentu. Bahkan yang biasanya tidak rawan, kalau hujan panjang kontur tanahnya menjadi lunak dan tidak stabil,” kata Prayitno, Sabtu (5/11/2022).
Terlebih menurutnya, masih banyak warga di Kota Malang yang bertempat tinggal di titik titik rawan longsor itu. Mulai pemukiman tepi sungai di Tlogomas, Dinoyo, Penangungan, Polehan, Muharto hingga Kotalama.
Namun sejauh ini, Prayitno mengatakan bahwa titik yang sering terjadi longsor berada di wilayah Muharto, Kotalama dan Polehan. Meski begitu, bencana tanah longsor tetap berpotensi di seluruh wilayah tepi sungai ketika terjadi hujan maupun luapan air sungai.
“Itu kan memang wilayah yang kecuramannya tinggi dan banyak ditinggali warga yang seharusnya tidak dijadikan tempat tinggal,” ucapnya.
Prayitno mengatakan, BPBD Kota Malang juga telah memasang Early Warning System (EWS) di 6 titik rawan luapan air sungai di Kota Malang. “Tahun depan akan kami tambah 1 titik lagi dengan kualitas EWS yang lebih baik,” tuturnya.
Selain mengandalkan EWS, pihaknya juga akan meningkatkan literasi masyarakat agar bisa memitigasi potensi bencana tanah longsor di Kota Malang.
“Makanya besok Minggu dan Senin, kami akan kumpulkan Camat dan Lurah untuk konsolidasi. Nanti dipetakan lagi titik rawan di DAS Brantas agar lebih siaga,” imbuhnya.
Selain mitigasi dengan update data titik rawan longsor di DAS Brantas, pihaknya juga akan memberikan literasi deteksi dini luapan air sungai kepada Lurah dan Camat. Hal itu juga sekaligus untuk meningkatkan ketanggapdaruratan kecamatan dan kelurahan tangguh yang sudah ada.
“Kami juga terus menguatkan sistem informasi dengan meneruskan informasi BMKG mulai ramalan cuaca ke grup kelurahan tangguh. Sehingga informasi itu bisa membuat masyarakat lebih peduli dan waspada terutama di titik titik rawan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: jatmiko