MALANG, Tugumalang.id – Tepat di sisi Jalan Ijen yang menjadi ikon dari Kota Malang tepatnya di Jalan Pahlawan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), terdapat sebuah monumen perjuangan aksi heroik Arek-Arek Malang dalam melawan penjajah Belanda. Monumen Pahlawan TRIP menjadi saksi bisu dari keberanian para pejuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Di Monumen Pahlawan TRIP itulah terbaring para patriot-patriot bangsa yang rela berjuang hingga sampai darah penghabisan demi mempertahankan kemeredekaan. Sayangnya, aksi heroik Arek-Arek Malang itu melawan penjajah kolonial Belanda dalam Agresi Militer Belanda 1 tak banyak diulas di buku-buku sejarah.
Baca Juga: Kisah Heroik Pahlawan Trip, Para Pelajar yang Melawan Agresi Militer Belanda
Masyarakat lebih banyak mengingat tentang Pertempuran 10 November di Surabaya yang menjadi aksi perlawanan terbesar rakyat Indonesia terhadap penjajah Belanda di Jawa Timur.
Peristiwa sejarah terjadi di Jalan Pahlawan TRIP dulu bernama Jalan Salak saat para pemuda yang tergabung dalam TRIP berusaha menghalau serangan Tentara Belanda pada 31 Juli 2024.
Bentrok antara TRIP dan Tentara Belanda diawali dari aksi Agresi Militer Belanda 1 pada tanggal 21 Juli 1947. Tentara Belanda menggempur wilayah Jawa Timur mulai dari daerah Besuki dan memperluas area agresi mereka ke Porong, Tawas, Lawang, dan masuk ke Kota Malang.
Tidak ingin Kota Malang jatuh begitu saja ke tangan Tentara Belanda. Pada 23 Juli 1947 seluruh bangunan penting di Kota Malang dibumi hanguskan oleh pejuang Indonesia dan juga TKR (sekarang TNI) berdasarkan perintah Staf Divisi Untung Suropati.
Perintah tersebut juga diberikan kepada pimpinan TRIP untuk mempertahankan Kota Malang dari serbuan Tentara Belanda.
Ketika pasukan pejuang Indonesia yang ada di Kota Malang disebar dan ditempatkan paling banyak di wilayah utara tepatnya di perbatasan Lawang dan Singosari sebagai pintu masuk menuju Kota Malang.
Ternyata taktik tersebut sudah dibaca Tentara Belanda yang akhirnya menggempur Kota Malang dari wilayah selatan.
Baca Juga: Masih Berdiri Gagah, 10 Monumen Bersejarah di Kota Malang
Hal yang tak diduga oleh Komandan Batalyon TRIP 5000, Susanto karena Tentara Belanda menggempur dengan persenjataan lengkap dan jumlah serdadu mereka lebih banyak dibandingkan TRIP.
Para Tentara Belanda pun dengan mudah menggilas pasukan TRIP dengan persenjataan berat dan tak butuh waktu lama bagi mereka menguasai Kota Malang. Pertempuran antara Tentara Belanda dan pasukan TRIP berlangsung selama 5 jam dari Lapangan Pacuan Kuda Betek hingga Jalan Salak.
Tanpa belas kasihan, Tentara Belanda pun melindas jasad pasukan TRIP yang gugur dengan tank sehingga kondisi mereka sulit untuk dikenali lagi. sebanyak 35 pasukan TRIP gugur termasuk Komandan Batalyon TRIP 5000, Susanto. Sementara lainnya mengalami luka-luka cukup parah.
Seluruh pasukan TRIP yang gugur kemudian dikuburkan dalam satu liang lahat yang kini menjadi Monumen Pahlawan TRIP di Jalan Pahlawan TRIP tepat di seberang Bakso Bakar Pahlawan TRIP saat ini.
Monumen Pahlawan TRIP yang menjadi saksi bisu perjuangan Arek-Arek Malang dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut, kemudian diresmikan Presiden Soekarno pada tahun 1959.
Kemudian di ujung jalan dibangun monumen berupa patung pasukan TRIP tengah memanggul senjata sebagai pengingat. Di dalam Monumen Pahlawan TRIP juga terdapat nama-nama pasukan TRIP yang gugur dan dimakamkan di tempat tersebut.
Demikian informasi mengenai Monumen Pahlawan TRIP sebagai saksi bisu aksi heroik Arek-Arek Malang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko