MALANG, Tugumalang.id – Totalitas dan kerja ikhlas dalam keilmuan dirasa pas menggambarkan sosok Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) terpilih periode 2024-2028, Prof. Drs. H. Junaidi Mistar, M.Pd, Ph.D. Berbekal pengalaman mendampingi Rektor Unisma periode 2014-2024, Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si sebagai Wakil Rektor 1 Unisma yang mengurusi bidang akademik dan kerja sama membuat Prof. Junaidi layak melanjutkan visi Unisma menuju World Class University.
Pria yang mendapat gelar guru besar di bidang Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2016 itu memang memiliki totalitas yang luar biasa. Cerita tersebut dibagikan Prof. Junaidi saat ia menempuh pendidikan S-3 di Australia untuk mendapatkan gelar Ph.D dari Monash University Australia.
Selama menempuh pendidikan S3 di Australia, Prof. Junaidi bekerja secara freelance sebagai seorang peneliti. Pekerjaan tersebut diambil Prof, Junaidi untuk mendapatkan pemasukan selama berada di ‘Negeri Kangguru’ tersebut.
Baca Juga: Prof Junaidi Mistar, Guru Besar Unisma yang Pernah Bekerja jadi Patung di Australia
Bekerja sebagai seorang peneliti, dosen yang menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada tahun 1986 itu, benar-benar menunjukkan dedikasinya dalam bekerja. Membaca situasi bahwa Pemerintah dan masyarakat Australia dalam keseharian mereka selalu berpegang dengan hasil riset.
Melihat situasi dan kebiasaan di negara tersebut, Prof. Jun pernah berperan menjadi patung demi bisa mendapatkan data penelitiannya.
“Saya pernah bekerja jadi patung di perempatan. Kala itu pemerintah (Australia) hendak menentukan kebijakan mengenai durasi lampu merah. Saya bekerja menghitung jumlah kendaraan yang berbelok ke kiri, kanan, dan lurus yang telah ditentukan,” kenang Prof. Jun begitu ia kerap kali disapa rekan sejawatnya sesama akademisi di Unisma maupun mahasiswa.
Bagi orang Indonesia pekerjaan semacam itu terlihat tabu dan jarang sekali dilakukan. Tetapi di Australia pekerjaan menghitung durasi lampu merah dan jumlah kendaraan menurut Prof. Junaidi sangat lumrah karena hasil riset tersebut menjadi acuan kebijakan pemerintah setempat.
Prof. Jun memiliki pandangan bahwa seseorang yang sedang belajar di negara orang adalah sebuah privilege yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Pria yang sempat menempuh pendidikan di Jurusan Bahasa Inggris STKIP Malang itu merasa orang yang mendapat kesempatan kuliah di luar negeri harus benar-benar serius dan juga harus mencari pengalaman sebanyak mungkin agar wawasannya luas.
Baca Juga: Jelajahi Kampus di Dua Negara Asean, Rombongan Rektor Unisma Mendapat Sambutan Hangat
Ia melihat bahwa anak muda yang mendapat kesempatan menempuh pendidikan di luar negeri, kelak mereka akan menjadi leader di tempat kerjanya masing-masing. Itulah yang tengah dipetik Prof. Junaidi saat ini setelah proses perjuangan dan ikhtiar pengabdiannya yang begitu panjang.
Dengan terbiasa bekerja keras dalam menjalankan pekerjaan menurut Prof. Junaidi akan menempa seseorang untuk tidak sewenang-wenang kepada bawahannya saat dipercaya menjadi seorang pemimpin.
Prof. Junaidi pun memberi pesan kepada anak muda yang sedang mengejar mimpinya untuk tidak mudah menyerah dan terus mau belajar. Menurutnya kemauan untuk senantiasa belajar merupakan modal penting untuk menjadi seorang pemimpin.
“Janganlah kamu insecure, walau hari ini kamu tidak bisa sepintar teman-temanmu di kelas. Asal tidak berhenti belajar dan kuatkan keyakinan, kamu akan bisa menyamai. Bahkan melebihi teman-temanmu yang sekarang sedang berlari,” pesan Prof. Jun.
Kini dipercaya memegang tampuk kepemimpinan Unisma dari tangan Prof. Maskuri. Tentu Prof. Junaidi siap membawa Unisma menorehkan beragam inovasi dan prestasi yang lebih baik lagi di kancah nasional maupun internasional.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko