Songgoriti menjadi satu kawasan yang memiliki catatan historis yang panjang dalam sejarah Kota Batu, Jawa Timur. Namun kini, ketenarannya kian memudar. Seperti pepatah, hidup segan, mati tak mau. Situasi dilema itulah yang kini dialami Pasar Wisata Songgoriti
Suasana di sekitar Pasar Wisata Songgoriti siang itu, Rabu (18/1/2023) tampak sepi pengunjung. Tidak seperti sekitar 5-10 tahun lalu, setiap harinya kawasan wisata ini selalu dipenuhi wisatawan.
Di kawasan Songgoriti, terdapat banyak destinasi wisata legendaris seperti Candi Songgoriti, Taman Tirta Nirwana, sederet villa dan hotel yang tersohor sejak zaman penjajahan. Namun ketenaran kondisi kawasan ini dari waktu ke waktu makin memudar.

Pusat keramaian yang ikut terdampak seiring zaman itu salah satunya adalah Pasar Wisata Songgoriti. Sebuah pusat belanja dan oleh-oleh yang menjadi sumber pencaharian masyarakat sekitar sejak lama.
Namun kini situasinya sudah berubah. Selain kalah pamor, di sisi lain kondisi bangunan pasar di area dalam juga terkesan tak terawat. Alias tidak pernah mendapat sentuhan peremajaan terhadap bangunan sejak lama.
Di sana terdapat sekitar 200 pedagang yang berjualan. Namun banyak kini yang memilih tutup dan hanya buka saat akhir pekan. Di hari biasa, hanya tersisa sekitar puluhan bedak yang buka. Seperti Ibu Rubiatin.
Perempuan berusia 61 tahun itu tampak dengan seksama memisahkan buah-buahan dari tangkainya. Rubiatin mengaku sudah 20 tahun berdagang buah di Pasar Wisata Songgoriti.

Tidak ada harapan lain yang bisa dia lakukan selain mencari rezeki di sana. Perempuan empat cucu asal Desa Sidomulyo tak bisa berbuat banyak dengan kondisi itu. ”Ya misal dibangun lebih bagus kan enak juga. Tapi ya wis kami kan gak bisa apa-apa. Cuman bisa modal telaten,” ujar Rubiatin.
Menurut Rubiatin, pengelola pasar yang dinaungi Pemkab Malang jarang sekali berkunjung ke sana. Padahal, jika berkaca dengan destinasi wisata lainnya, Pasar Wisata Songgoriti sudah saatnya berbenah.

Dia yakin peremajaan bangunan pasar yang lebih baik bisa mempengaruhi tingkat kunjungan wisata. Kata dia, menurunnya kunjungan wisata di kawasan Songgoriti sudah terlihat sejak 2010-2012.
Situasi berbeda jika ditarik sekitar belasan tahun lalu kawasan Songgoriti selalu menjadi destinasi utama di samping Taman Rekreasi Selecta, Jatim Park dan Agrowisata. ”Gak hanya akhir pekan saja, tapi setiap hari ramai,” ungkapnya.
Bahkan saking sepinya, wajah pedagang tampak sumringah begitu mendengar suara klakson bus yang datang. Mereka tampak senang sekali dan menaruh banyak harap pada wisatawan untuk membeli dagangannya. ”Ya gini mas suasananya kalau ada bus yang datang,” ujarnya berkelakar.
Di awal tahun 2023 ini pedagang Pasar Wisata Songgoriti justru mengalami kelesuan. Kini, puluhan bedak di pasar tersebut tutup. Seperti yang terlihat kemarin (3/1), hanya beberapa pedagang yang masih bertahan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Total ada sekitar 150 bedak yang ada di Pasar Wisata Songgoriti. Kejayaan pasar wisata Songgoriti ini terakhir terlihat pada 2015. Pasar Songgoriti banyak menyediakan macam jenis cinderamata oleh-oleh khas kota wisata Batu. Mulai baju, cobek, jajanan, tanaman hias hingga buah dan sayur mayur
Pasar Wisata Songgoriti buka mulai pukul 05.00 WIB pagi hingga sore hari sekitar pukul 17.00 WIB. Lokasinya ada di dekat kawasan Kolam Renang Tirta Nirwana dan Candi Songgoriti. Untuk ke sini, anda hanya perlu mengeluarkan biaya parkir Rp 3 ribu untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko