MALANG, Tugumalang.id – Tiga tahun setelah diluncurkan, pemanfaatan Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di Kabupaten Malang masih belum maksimal. Ini disebabkan masyarakat Kabupaten Malang masih belum familier dengan pelayanan berbasis teknologi.
Pengadaan ADM ini menghabiskan dana senilai Rp 6 miliar. Namun, masyarakat Kabupaten Malang lebih memilih mengurus administrasi kependudukan secara manual dengan bertatap muka dengan petugas.
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil Kabupaten Malang, Subianto mengatakan bahwa saat ini semua mesin ADM di 33 kecamatan bisa berfungsi. Hanya saja, masyarakat masih enggan menggunakannya.
“Semua 33 kecamatan bisa, tapi memang penggunaannya belum maksimal. Orang lebih memilih mengurus ke (kantor) desa dan masih belum menggunakan teknologi,” jelas Subianto, belum lama ini.
Saat ini, pengurusan administrasi kependudukan sudah bisa dilakukan di semua kantor desa dan kelurahan di Kabupaten Malang. Menurut Subianto, masyarakat lebih memilih mengurus di kantor desa karena lebih dekat.
“Nanti bisa dibantu oleh petugas di kantor desa untuk mengurus ke kecamatan,” imbuhnya.
Setiap hari, ada sekitar 2.000-2.500 pengajuan administrasi kependudukan di seluruh Kabupaten Malang. Sekitar 1.000 di antara merupakan pengajuan yang dilakukan di kantor desa atau kelurahan. “Jadi hampir 50 persen pengurusannya dilakukan di desa,” kata Subianto.
Hal senada juga diungkapkan oleh Camat Kepanjen, Yateno. Ia mengatakan bahwa mayoritas warga yang mengurus administrasi kependudukan di Kecamatan Kepanjen lebih memilih cara manual dibandingkan menggunakan ADM.
“Yang pakai ADM hanya warga yang masih muda, seperti mahasiswa atau siswa SMA. Kalau ibu-ibu atau bapak-bapak, nggak bisa mengoperasikan, rata-rata ke teman-teman (petugas) yang ada di kantor kecamatan,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini warga baru bisa mengoperasikan teknologi sebatas pesan Whataspp. Akan tetapi, apabila diminta mengoperasikan teknologi seperti ADM, mereka mengalami kesusahan.
“Jangankan masyarakat, teman-teman yang di pemerintahan belum tentu bisa semua. Masyarakat masih belum siap,” kata Yateno.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko