MALANG, Tugumalang.id – Masjid Sabilillah Kota Malang merupakan salah satu masjid besar yang ada di kota pendidikan dan letaknya dekat dengan poros jalan utama Malang-Surabaya tepatnya di Jalan Ahmad Yani No.15, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Tidak hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Sabilillah juga menjadi saksi bisu jejak pejuang dari Malang yang angkat senjata dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Para pejuang dari Malang itu tergabung dalam Laskar Hizbullah dan Sabilillah yang direkrut dari kalangan ulama dan santri. Mereka dikumpulkan di tanah lapang yang kini menjadi kompleks Masjid Sabilillah.
Laskar Hizbullah dan Sabilillah kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) untuk bersama-sama berangkat ke Surabaya dari lokasi tempat Masjid Sabilillah saat ini berdiri.
Baca Juga: Masjid Sabilillah Malang Dinobatkan sebagai Masjid Besar Terbaik Nasional 2022
Mereka kemudian bergabung dengan sejumlah laskar lainnya di Surabaya. Bersama Arek-Arek Suroboyo mereka memberikan perlawanan terhadap sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan yang sudah diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. Mereka pertahankan dengan mengorbankan jiwa dan raga meski harus berhadapan dengan sekutu yang memiliki persenjataan tempur lengkap dan modern pada saat itu.
Para pejuang dari Malang tersebut diketahui berasal dari tokoh ulama, kiai, dan juga para santri di beberapa pondok pesantren di wilayah Malang dan sekitarnya. Rombongan para pejuang Laskar Hizbullah dan Sabilillah dipimpin oleh KH Masykur dan KH Zainul Arifin.
Kedua tokoh yang juga ulama itu merupakan penggerak Laskar Hizbullah dan Sabilillah di wilayah Malang Raya saat itu. Para pejuang kemudian bergabung dengan TKR di bawah Divisi Untung Suropati dipimpin Mayjen Imam Suja’i.
Sebelum tiba di Surabaya, barisan para pejuang itu sempat singgah di Sidoarjo untuk merancang strategi bagaimana bisa melewati penjagaan tentara sekutu dan masuk ke dalam Kota Surabaya lewat utara.
13 tahun setelah Pertempuran 10 November, tanah lapang bekas berkumpulnya para pejuang dari Malang itu mulai dibangun masjid pada tahun 1968. Inisiator pembangunan Masjid Sabilillah adalah KH Nakhrawi.
Pembangunan Masjid Sabilillah saat itu sempat mengalami kemacetan dan kembali dilanjutkan pada tahun 1974 atas prakarsa KH Masykur penggerak Laskar Hizbullah dan Sabilillah. Bentuk bangunan Masjid Sabilillah memiliki filosofi kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca Juga: Daftar Masjid di Malang yang Bagikan Takjil Gratis, Cocok untuk Mahasiswa
Memiliki tiang masjid berjumlah 17, kemudian tinggi masjid dari lantai hingga atap setinggi 8 meter serta lebar 45 meter. Angka yang menandakan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia yakni 17-8- 45 atau 17 Agustus 1945.
Kini Masjid Sabillillah menjadi salah satu pusat kajian agama Islam di Kota Malang dan di sekitar area masjid terdapat komplek lembaga pendidikan milik Yayasan Sabilillah Malang.
Demikian informasi sejarah Masjid Sabilillah di Kota Malang yang pernah menjadi tempat berkumpulnya para pejuang dari Malang dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Semoga informasi ini bermanfaat!.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko