Aqua Dwipayana*
Selama pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sekira 15 bulan, banyak orang yang membutuhkan berbagai bantuan. Kebutuhan itu tidak melihat strata termasuk dari sisi ekonomi. Orang miskin dan kaya sama-sama butuh pertolongan orang lain.
Uang yang dimiliki seseorang tidak jadi jaminan orang itu bisa membeli apa saja termasuk kebutuhan selama pandemi Covid-19. Sudah banyak contoh tentang ini.
Salah satu contohnya ada orang kaya yang sakit Covid-19. Saat membutuhkan tempat tidur di rumah sakit, tidak mendapatkannya. Meski hanya buat dirinya. Padahal kekayaannya bisa untuk membeli rumah sakit.
Hal itu tentu sangat menyakitkan bagi yang merasakannya. Ketika sakit uang yang dimiliki tidak ada artinya meski jumlahnya banyak.
Mereka yang rajin silaturahim dengan tulus ikhlas memetik hasilnya ketika pandemi Covid-19. Merasakan kebiasaan positif itu yang selalu diniatkan sepenuhnya ibadah, semata-mata karena TUHAN, tidak sia-sia.
Saat melaksanakan silaturahim tanpa pamrih itu sama dengan “menabung”. Sewaktu-waktu “tabungannya” akan keluar dan tanpa diminta memberikan solusi atas masalah yang sedang dihadapinya atau orang lain.
Selama pandemi Covid-19 ini di manapun berada, saya telah banyak merasakan itu. Hal-hal yang sepertinya tidak mungkin dan di luar nalar manusia, atas ijin TUHAN menjadi terwujud.
Bertekad Konsisten Silaturahim
Ketika membutuhkan bantuan dalam hal apa saja, TUHAN dengan caranya begitu cepat memberikan bantuan. Sering terjadi pertolongan itu datangnya lewat banyak “malaikat” yang wujudnya manusia.
Tidak hanya itu. Atas pertolongan TUHAN, sampai sekarang alhamdulillah kesehatan kami sekeluarga prima. Setiap melaksanakan rapid tes antigen dan tes swab, hasilnya negatif.
Padahal kami sekeluarga terutama saya dan si bungsu Ero, panggilan akrab Savero Karamiveta Dwipayana banyak beraktivitas di luar rumah. Hampir setiap hari ketemu banyak orang. Bahkan jumlahnya bisa mencapai ratusan orang.
Jika bukan karena TUHAN, tidak mungkin kami bisa sehat seperti sekarang ini. Juga sekaligus tanpa pamrih membantu sesama yang membutuhkannya.
Berbagai hal terkait dengan hasil dari dahsyatnya silaturahim membuat saya makin bertekad dan semangat untuk konsisten melaksanakan silaturahim. Meski pandemi Covid-19, tetap melakukan kegiatan tersebut.
Tidak hanya itu. Bahkan saya bertekad meningkatkan intensitas silaturahim tanpa pamrih. Karena niatnya sangat baik maka saya yakin TUHAN memudahkannya. Juga selama melakukan aktivitas tersebut dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat agar tetap sehat.
Selama rutin melaksanakan silaturahim dengan ikhlas, saya merasakan imunitas tubuh saya makin meningkat. Sangat bersyukur bisa melakukan hal tersebut.
Kenapa seperti itu? Karena setiap ketemu seseorang atau banyak orang, saya merasakan mendapat energi positif. Juga membuat bahagia. Secara langsung berpengaruh pada imunitas tubuh saya.
Semoga pandemi Covid-19 tidak menghalangi niat baik untuk melaksanakan silaturahim. Juga makin banyak sesama yang bisa dibantu. Aamiin ya robbal aalamiin…
>Dari Bogor menjelang buka puasa saya ucapkan selamat berusaha mempertahankan intensitas silaturahim tanpa pamrih selama pandemi Covid-19. Salam hormat buat keluarga. 17.45 16072021😃<<<
*Motivator nasional dan penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim