Satu juta liter lebih susu dibuang percuma. Demo mandi susu di jalanan dan buang susu di kali, penanda Indonesia sebagai kolam susu. Alih-alih sebagai aksi kecewa, akibat tidak seriusnya pengawasan pemerintah sesuai Permentan 33/2018.
Apalagi keran impor susu mengalir deras. Susunya skim atau bubuk. Yang jelas-jelas lebih segar susu murni hasil ternak. Lebih-lebih negara tetangga dapat bebas bea jual susu ke Indonesia.
Susu dari kolam jadi tak laku. Pantas jika peternak sapi perah berang. Mungkin ternaknya juga ikut meradang. Bisa demo besar-besaran keluar kandang.
Di tengah kemelut soal susu ini, kembalilah pada swasembada pangan. Specially, swasembada susu. Sesuai visi Presiden Prabowo, juga para petani, peternak, dan nelayan.
Maka diperlukan ketegasan pemerintah mengatur, mengawasi, dan membina semua kaitan persusuan nasional. Menggenjot produksi dalam negeri.
Sehingga bisa 50 persen lebih partisipatif. Yang saat ini hanya memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan susu nasional. Sedang sisanya sudah bisa ditebak. Impor.
Kasus mandi dan buang susu ini tentu jangan diredam dengan statemen pejabat saja. Seperti yang sudah-sudah itu. DPR dan Kementerian haruslah merumuskan kemakmuran peternak dan ternaknya. Yang ujung-ujungnya jadi kemakmuran bersama rakyat dan negara kita.
Ketergantungan impor janganlah terjadi di sektor yang sejatinya kaya. Apalagi jika impor hanya memperkaya sebagian kecil saja.
Soal impor memang sudah sering. Bahan pokok seperti beras, garam, hingga gula. Tapi berapa banyak kasus korupsi, bermula dari impor tadi.
Susu sapi memang produk pangan dengan permintaan yang terus meningkat. Susu haruslah berkontribusi besar bagi perekomian negara.
Baca Juga : Saatnya punya hape ESEMKA
Di India, produksi susu mencapai dua ratusan juta ton per tahun. Itu karena pemanfaatan kemajuan teknologi produksi.
Indonesia juga bisa begitu. Lebih-lebih adanya program nasional, makan dan minum susu gratis. Peternak jangan sampai malah menangis.
Modernisasi produksi peternak, seperti di negara-negara maju, bisa jadi konsentrasi pemerintah guna solusi masalah susu. Dan selanjutnya, susu di kolam bisa dialirkan ke ‘sawah-sawah’.
Fajrus Sidiq
Direktur Bisnis Tugu Media Group