Tugumalang.id – Angka pengangguran terdidik di wilayah Kabupaten Malang masih tinggi. Dari 14 ribu lulusan tiap tahunnya, hanya sekitar 30 persen yang terserap dunia kerja. Angka ini akan terus meningkat jika tidak ada langkah intervensi yang optimal.
Problem paling mendasar ialah minimnya peluang kerja khususnya bagi lulusan SMK. Selama ini, anak-anak masih kebingungan menentukan masa depan mereka begitu lulus.
Baca Juga: Vokasi UMM Targetkan Mesin Berbasis Robot dan AI Bantu Produksi UMKM
Upaya meningkatkan kualitas dan ketersebaran angkatan kerja di Kabupaten Malang membutuhkan sinergitas banyak pihak. Baik dari pihak pendidikan vokasi, pemerintah dan Dunia Usaha-Dunia Industri (DUDI).
Kini, sinergitas yang solid tercipta antara Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, Bappeda Kabupaten Malang dan banyak perusahaan.
Baca Juga: Kenal Robotika Sejak Dini Berkat Praktik di Bengkel Vokasi UMM
Komitmen bersama itu diresmikan di Basement Dome UMM pada Kamis (11/5/2023). Total ada 300-an peserta yang hadir. Mulai dari jajaran pemerintah dari Bappeda, Disnaker, Bank Jatim, MKKS, BKK hingga perusahaan baik dalam maupun luar negeri.
Sinergitas ini bisa dikatakan lebih utuh karena juga didukung tidak hanya oleh lembaga pendidikan, tapi juga berbagai pihak seperti Bappeda, Disnaker, Dinas Pendidikan hingga Bank Jatim.
Misalnya, dari Bappeda akan membantu skema pembiayaan lulusan SMK berangkat ke Jepang. Lalu, dari Dinas Pendidikan akan memperkuat dari sisi link and match di tingkat provinsi hingga Bank Jatim juga akan mensupport dari sisi anggaran pula.
Baca Juga: Vokasi UMM Buka Peluang Lulusan SMA/SMK Kerja di Jepang Bidang Konstruksi
Sementara itu, Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Assoc Prof Dr Tulus Winarsunu MSi, menuturkan dari Vokasi UMM akan bertanggung jawab dalam hal peningkatan kualitas SDM lewat program pelatihan dan pengembangan SDM selama 1 tahun sebelum berangkat ke Jepang, termasuk proses sertifikasi resmi.
Dengan sinergitas yang baik ini diharapkan mampu menjawab permasalahan angka pengangguran di Kabupaten Malang selama ini. Ditargetkan selama 2 tahun, mereka dapat membantu 500 lulusan SMK di Kabupaten Malang meraih masa depan yang lebih layak.
“Jadi di sini sinerginya lebih utuh dan suportif. Kalau sebelum-sebelumnya kan hanya antara vokasi dan perusahaan, sekolah. Nah sekarang lebih utuh karena juga disupport Pemkab Malang dan banyak pihak,” terang Tulus pada tugumalang.id
Langkah ini merupakan bentuk kepedulian dalam membangun masa depan anak bangsa. Dengan menyediakan jalan baru bagi angkatan kerja di Indonesia bekerja ke luar negeri. Tapi bukan sebagai pekerja informal, melainkan sebagai pekerja formal dengan gaji tinggi dan terlindungi secara hukum.
Dengan mendorong mereka bekerja ke luar negeri, peluang untuk mendapat masa depan dan penghidupan yang layak bagi generasi bangsa semakin tinggi. Apalagi, saat ini sudah waktunya stigma buruk yang sering melekat terhadap pekerja luar negeri dihapus.
“Seringnya orang ini mengira bekerja di luar negeri itu sebagai pekerja informal, Padahal, kalau ditata dengan baik seperti yang kita lakukan, mereka bisa kok bekerja di sektor formal dengan penghidupan dan gaji yang layak,” jelasnya.
Tulus sendiri telah membuktikannya berkali-kali hingga berhasil mengirimkan ratusan anak didiknya bekerja ke Jepang. Hasilnya, sebagian besar dari mereka akhirnya berhasil mewujudkan mimpi-mimpi mereka dan berkehidupan secara layak.
“Ini saya sebut sebagai jalan baru bagi angkatan kerja di Indonesia. Kami ingin berbagi jalan baru ini, peluang yang kami buka lebar-lebar. Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik,” ungkapnya.
Tulus menambahkan ksempatan bekerja ke Jepang terbuka lebar. Tahun ini saja, ada 2.500 kebutuhan tenaga kerja ke negeri sakura. Tahun 2024, ditarget 3.000 orang.
Peserta juga tidak perlu khawatir dengan berbagai persyaratan karena mereka akan menempuh pendidikan terlebih dahulu di Vokasi UMM selama 1 tahun sebelum diberangkatkan ke Jepang.
Kepala Disnaker Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo menuturkan kesalutannya atas sinergitas yang solid antar berbagai lini ini. Menurutnya, kolaborasi antara Disnaker dan Vokasi UMM merupakan angin segar bagi masalah ketenagakerjaan.
“Terlebih, Vokasi UMM juga sudah melangkah lebih jauh dalam membantu permasalahan itu. Di tengah keterbatasan dana, Disnaker bisa bergandengan tangan dengan UMM dan stakeholder lain demi memberikan manfaat bagi Kabupaten Malang,” ungkapnya.
Yoyok berharap dari langkah ini tercipta kolaborasi yang apik dan persamaan visi dalam menyelesaikan masalah ketenagakerjaan, antara Disnaker, Dinas Pendidikan, sekolah, akademisi, BKK dan DUDI.
“Saya juga berharap melalui kurikulum merdeka belajar, sekolah mampu menciptakan metode pembelajaran yang muaranya untuk mempersiapkan lulusan sesuai kebutuhan DUDI sejak dini,” harap Yoyok.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A