MALANG, Tugumalang.id – Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyebut, selama diamanahi Mendagri untuk mendampingi penyelenggaraan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, ada 10 indikator yang jadi prioritasnya.
10 indikator itu digalakkan guna menuntaskan persoalan strategis seperti inflasi, penanganan kemiskinan, penurunan stunting, kemudahan berusaha hingga pengembangan ekonomi kreatif.
“Kelima agenda tersebut telah kami fokuskan menjadi 10 indikator prioritas,” ujarnya.
Baca Juga: Menolak Lupa, Pj Wali Kota Malang Napak Tilas di Sejumlah Bangunan Bersejarah dengan Naik Bemo
Indikator pertama yakni pengendalian inflasi. Dalam hal tersebut, Pemkot Malang berupaya mengendalikan angka inflasi dengan menguatkan peranan TPID, melaksanakan operasi pasar.
Kemudian, gerakan pasar dan pangan murah untuk monitoring perkembangan harga, maupun menyelenggarakan Warung Tekan (Wartek) Inflasi yang akan terus dibuka hingga H+7 Idulfitri di 3 lokasi pasar yakni Pasar Blimbing, Pasar Besar, Pasar Dinoyo.
Kedua, stunting. Penguatan kolaboratif antar berbagai perangkat terkait dengan mengintegrasikan data stunting, memberikan edukasi dan publikasi masif, serta pemberian makanan tambahan bagi balita; menjadi upaya untuk menurunkan angka stunting di Kota Malang.
Baca Juga: Naik Bemo, Pj Wali Kota Malang Kenang Masa Lalu
Tiga, BUMD. Pengembangan kerja dan kinerja BUMD senantiasa ditingkatkan. seperti halnya Perumda Tugu Tirta yang telah melakukan digitalisasi layanan terintegrasi.
Kemudian Perumda Tugu Artha dengan peningkatan penanganan kredit kurang lancar serta perumda tugu aneka usaha melalui proses restrukturisasi pengembangan peternakan.
Empat, layanan publik. Pemkot Malang berupaya menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien salah satunya melalui keberadaan Mall Pelayanan Publik (MPP) sebagai one stop service bagi masyarakat.
Lima, pengangguran. Upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan, pembinaan maupun penyuluhan bagi para pencari kerja serta bekerjasama dengan BLK Provinsi Jawa Timur dan Kemenaker, memberikan dampak penurunan tingkat penggangguran Kota Malang.
Enam, kemiskinan ekstrem. Upaya Pemkot Malang dalam menangani angka kemiskinan melalui berbagai program diantara rantang kasih, memberikan BPNTD bagi fakir miskin, lansia maupun disabiltas dan beberapa program lainnya.
Tujuh, kesehatan. Masyarakat Kota Malaang dapat mengakses pelayanan kesehatan serta kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif.
Delapan, serapan anggaran. Dalam rangka percepatan penyerapan anggaran, Pemkot Malang melakukan langkah-langkah dengan tetap memperhatikan tertib administrasi dan kepatuhan pada aturan sistem keuangan daerah.
Sembilan, kegiatan unggulan. Salah satu kegiatan bernama program “Kemis Mbois” patut diacungi jempol. Di mana, setiap Hari Kamis, para ASN dan non ASN dilingkungan pemerintah kota malang diwajibkan mengenakan pakaian keren hasil produksi UMKM Kota Malang.
Selain itu, ada upaya Pemkot Malang dalam membangun komunikasi dengan masyarakat termanifestasi pada program “ngombe” alias ngobrol mbois ilakes untuk menampung aspirasi sekaligus memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan di masyarakat.
Sepuluh, yakni perizinan. untuk menarik para investor guna menanamkan modalnya di kota malang; strategi yang telah dilakukan adalah dengan mempermudah perizinan melalui optimalisasi dan pengembangan aplikasi si-izol.
“Tentu semua yang telah dilakukan tersebut tak lepas dari dukungan dan partisipasi dari seluruh komponen masyarakat. Sehingga hal ini juga mampu menghantarkan Kota Malang memperoleh berbagai penghargaan,” tambah Wahyu.
Berbagai penghargaan itu antara lain Penghargaan Jarik Ma’siti sebagai top 45 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2023; Penghargaan Adipura tahun 2023; Penghargaan Swasti Saba Wiwerda; Penghargaan Tingkat Nasional Terbaik I sebagai Kota Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; dan masih banyak lagi.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
Editor: Herlianto, A