‘Pendidikan seks pada remaja mempunyai urgensi sebagai edukasi dan antisipasi terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan pada masa pubertas’ Risa LC
Penulis: Dr. Risa Elvia, S.Ag., M.Pd., Lakpesdam PCNU Kabupaten Malang
Kegiatan perdana “Lakpesdam Sambang Pondok Pesantren” di Bulan Ramadan kali ini diawali dengan sambang ke Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 (RU 2) putri yang diasuh Ketua PCNU Kabupaten Malang, KH Hamim Kholili dan Ning Hj. Umi Hanik.
Saat jelang berbuka puasa para santri putri RU 2 dari pondok bergeser ke aula SMA RU 2 yang lokasinya di depan pondok putri. Di Aula tersebut santri putri RU 2 antusias untuk menerima materi terkait Sex Education dalam perspektif Islam yang disampaikan salah satu pengurus Lakpesdam PCNU Kabupaten Malang.
Materi ini disampaikan sebagai satu preventif bagi santri terhadap fenomena yang marak terjadi yakni pelecehan seksual, pernikahan dini, dan penyimpangan seksual. Materi ini dikemas apik disampaikan dengan bahasa yang ringan, metode pengajaran modern, menyenangkan, dan mudah diterima karena disesuaikan dengan usia audience. Yakni usia remaja.
Praktisi pendidikan masyarakat atau pendidikan luar sekolah ini menyampaikan kepada mbak-mbak santri, begitu dia menyapa remaja perempuan di pondok pesantren RU 2 itu, “Remaja Perempuan atau mbak-mbak santri hari ini harus pandai, melek digital, tidak boleh baperan, dan mampu untuk skip konten-konten yang tidak sesuai dengan etika dan ajaran Islam serta budaya timur kita”. Disambut kata siap oleh para santri di Pondok Pesantren RU 2 tersebut.
Baca Juga: Lakpesdam Sambang Pesantren sebagai Strategi Pengembangan SDM Santri
Berbicara tentang Pendidikan seksual, maka hari ini, saatnya pesantren bertransformasi dengan ilmu dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman, dengan mengencangkan pendidika seksual yang sesui dengan nilai-nilai ajaran Islam, khususnya bagi santri. Untuk itu, sex education bisa dimasukkan dalam kurikulum pesantren, sebagai upaya untuk mencegah tindakan pelecehan dan kekerasan seksual (child sexual abuse) yang kerap terjadi pada remaja perempuan khususnya santri putri baik kasus itu terjadi di pesantren maupun di luar pesantren.
Salah satu fase usia yang penting dalam kehidupan manusia adalah masa remaja (pubertas). Di usia remaja ini keinginan untuk mengenal dan menyukai lawan jenis merupakan hakikat atau watak manusia yang mendasar dan itu fitrah.
Dalam Islam, pendidikan seksual adalah bagian penting dari pengajaran iman, nilai-nilai, dan pengamalan ajaran Islam. Oleh karena itu, landasan pendidikan seks, seperti halnya landasan Pendidikan Agama Islam, adalah Al-Qur’an dan Hadits.
Perubahan fisik pada remaja dapat mempengaruhi perkembangan psikologis. Oleh sebab itu remaja perlu mendapatkan informasi yang benar mengenai seksual melalui pendidikan seks yang benar dan bertanggungjawab. Pengetahuan seksual yang benar yang dimiliki remaja dapat mengarahkan perilaku seksual mereka pada hal-hal yang positif dan bertanggungjawab
Sex education dalam perspektif Islam dapat diinterpretasikan sebagai pendidikan yang dapat melatih atau membiasakan diri untuk menundukkan pandangan, menjaga aurat, kebersihan diri, serta dapat mengatur pergaulan sesama manusia.
Dalam realitas sosial, sex education tidak perlu lagi dianggap hal yang tabu atau tidak perlu untuk disampaikan oleh pendidik atau orang tua, terutama dalam memberikan analogi atau pemahaman yang sempit tentang pendidikan seks, karena pendidikan seks sangat penting diajarkan kepada anak sebelum remaja atau usia baliqh seharusnya
Nah, ketika usia remaja seperti para santri putri ini, pendidikan seks perlu disampaikan mengingat dari perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional remaja sangat berkaitan dengan sikap dan perilaku seksual remaja. Rasa ingin tahu dan fantasi seksual menyebabkan remaja ingin mempraktikan apa yang orang dewasa lakukan.
Hal ini dianggap penting bagi remaja terutama para santri putri, sehingga dapat memahami informasi yang tepat tentang seks, praktik seksual, pelecehan seksual anak, dan penyakit menular seksual.
Pada hakekatnya dengan adanya pendidikan seks terutama di pondok pesantren maupun di sekolah dapat membantu anak dan remaja untuk memahami dampak dari seks dalam kehidupan mereka. Hubungan seks bebas dapat diatasi dengan memberi dan memperluas cakrawala mereka tentang bahaya seks bebas tersebut.
Baca Juga: Rendahnya Toleransi di Kota Malang, UB Gandeng Lakpesdam NU Lakukan Indeksasi
Akhirnya pendidikan seks ini bisa menjawab semua pertanyaan yang ada dibenak mereka tentang tubuh mereka yang berubah dan lonjakan hormonal, dan dapat membantu memberi pemahaman mengenai perbedaan dan menjaga keinginan untuk mengeksplorasi seksual untuk diri mereka sendiri.
Oleh karenanya, pendidikan seks yang komprehensif akan dapat memberikan sarana bagi para remaja usia sekolah maupun remaja perempuan yang ada di pesantren sebagai media untuk mengubah remaja perempuan menjadi perempuan dewasa dan bertanggung jawab.(*)
: BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
editor: jatmiko