*Aqua Dwipayana
Dari banyak topik menarik yang didiskusikan dengan para pensiunan ketika saya silaturahim ke mereka adalah mengisi waktu dengan kuliah. Umumnya melanjutkan ke jenjang S2 dan S3. Mereka menanyakan manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Saya senang sekali dengan topik itu, sehingga langsung meresponnya Saya tegaskan bahwa untuk belajar baik formal maupun informal tidak mengenal usia.
Belajar itu sepanjang hayat, sehingga bagus sekali jika berinisiatif kuliah lagi saat pensiun. Saya mendukung penuh mereka melakukan aktivitas tersebut.
Kuliah saat pensiun adalah pemikiran yang cerdas. Menunjukkan individu yang melakukannya ingin terus maju. Tidak hanya puas dengan pencapaian sampai pensiun.
Juga wujud nyata bahwa mereka selalu berpikir positif. Melakukan aktivitas mulia yakni belajar lagi secara formal.
Manfaatnya banyak sekali, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Sama sekali tidak ada ruginya apalagi bagi mereka yang melaksanakannya.
Manfaat Kuliah Lagi
Manfaat buat diri sendiri di antaranya sebagai berikut. Pertama, mengisi waktu pensiun dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Aktivitasnya jelas, terarah, dan terukur.
Kedua, saat kuliah sekaligus berbagi ilmu, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dengan teman-teman sekelas dan dosen. Terutama adalah yang pernah didapatkan semasa bekerja, yang kadangkala tidak diperoleh saat kuliah. Juga tidak semua orang memperoleh hal yang sama.
Ketiga, menambah relasi baru. Seluruh teman kuliah baik yang sekelas maupun tidak, para dosen, dan pegawai fakultas/universitas adalah kenalan baru. Mereka aset. Apalagi jika berpikir secara positif bahwa semuanya membawa rejeki dan insya ALLAH berkah.
Sedang buat orang lain termasuk keluarga inti manfaatnya juga banyak sekali. Di antaranya sebagai berikut. Pertama, memotivasi anak-anak untuk semangat belajar secara formal. Aktivitas kuliah itu adalah contoh langsung buat mereka dari orangtuanya.
Kedua, contoh nyata mengisi waktu saat pensiun. Jadi hari-harinya diisi dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Itu sekaligus menepis anggapan pensiun berarti menjadi “pengangguran”.
Ketiga, menunjukkan secara nyata bahwa belajar formal tidak mengenal usia. Setiap orang bisa melakukannya asal ada kemauan, kesungguhan, keseriusan, dan ketekunan.
Pengalaman Kuliah S2 dan S3
Kemudian mereka bertanya sebaiknya kuliah di jurusan dan fakultas apa? Saya sarannya mengambil yang sesuai dengan jurusan dan fakultas sebelumnya. Bisa juga yang terkait dengan pekerjaan formal yang pernah dilakukan sehingga semuanya sejalan.
Itu lebih memudahkan untuk adaptasinya. Tidak perlu repot untuk belajar lagi. Mendalami hal baru yang selama ini tidak dipahami.
Sedangkan universitasnya bisa perguruan tinggi negeri atau swasta. Sebaiknya yang kampusnya dekat tempat tinggal mereka agar tidak repot untuk transportasinya.
Supaya mereka makin semangat kuliah lagi saya menceritakan pengalaman saat kuliah S2 dan S3 termasuk cara terbaik menjalin hubungan dengan pihak kampus: para dosen dan pegawainya.
Setelah menyimak semua penjelasan saya, mereka jadi makin semangat untuk kuliah lagi. Ada yang merencanakan setelah Lebaran Idul Fitri ini merealisasikannya. Alhamdulillah…
>Dari Bogor saya ucapkan dengan selamat menambah ilmu baik secara formal maupun informal untuk meningkatkan kualitas diri. Salam hormat buat keluarga. 12.15 09052021😃<<<
*Pakar Komunikasi, Motivator Nasional, dan Penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim