Tugumalang.id – Seorang bocah SD asal Bareng yang dahulu kerap melintasi Rumah Dinas Wali Kota Malang pernah bermimpi untuk bisa menginap sehari saja di rumah tersebut. Kini, bocah itu telah menjadi Penjabat (Pj) Wali Kota Malang yang secara otomatis bisa meninggali rumah dinas tersebut.
Bocah asal Bareng itu bernama Wahyu Hidayat. Dia dilantik menjadi Pj Wali Kota Malang pada 24 Oktober 2023 lalu saat masih menduduki jabatan definitif sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang.
Wahyu bercerita hal tersebut saat menerima kunjungan managemen Tugu Media Group yang dipimpin Chief Executive Officer (CEO) Irham Thoriq, General Manager Bayu Eka dan Rubianto, Manager Pengembangan Bisnis Fajrus Sidiq, Konten Kreator Imam A Hanifah dan Wartawan M Sholeh. Managemen diterima di ruang wali kota sekitar 20 menit, Rabu (4/9/2023).
Baca Juga: Sambut Kunjungan DPR RI, Pj Wali Kota Malang Kenalkan Potensi Pariwisata dan Ekraf Kota Malang
Wahyu mengatakan, dirinya tak hanya terkabulkan menginap sehari saja, Wahyu kini juga bisa menyinggahi rumah itu selama setahun kedepan.
Dia menceritakan bahwa saat masih bocah, sekitar kelas 4 atau 5 SD, Wahyu kerap melintasi Rumah Dinas Wali Kota Malang saat hendak berenang ke kawasan Stadiaon Gajayana. Pasalnya, tempat tinggal Wahyu juga tak jauh dari rumah dinas itu yakni di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Saat melintasi Rumah Dinas Wali Kota Malang, Wahyu mengaku sering berhenti di depan pagar dan sesekali mengamati kemegahan bangunan rumah itu. Wahyu yang saat itu masih bocah, berpikir dan berseloroh dalam benaknya ‘Kapan saya bisa menginap sehari saja di sini’.
“Jadi dulu itu saat saya kecil sering berenang di dekat Stadion Gajayana. Saat itu pakai celana pendek, sering jalan lewat rumah dinas. Itu sama teman teman, kan orang kampung ya, jadi pas di pagar itu saya berhenti dan melihat lihat dalam Rumah Dinas Wali Kota,” ungkapnya.
Baca Juga: Tinjau Jembatan Lembayung, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Beri Solusi
“Saya berpikir waktu itu bukan ingin jadi Wali Kota, tapi mikir kapan saya bisa nginep di sini sehari aja. Waktu itu mungkin masih kelas 4 atau 5 SD. Tapi sekarang malah gak nginep aja, ternyata saya tinggal disini,” lanjutnya.
Diketahui, Rumah Dinas Wali Kota Malang yang terletak di Jalan Ijen No 2 itu merupakan bangunan cagar budaya bergaya arsitektur Belanda yang dibangun pada tahun 1930an. Rumah dinas dengan gaya arsitektur unik itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada 2018 lalu
Bangunan ini memiliki 2 pilar berbentuk oval yang kokoh menyangga atap bagian depan. Jika dilihat dari ketinggian, bangunan ini berbentuk huruf T menyerupai anak panah. Posisi rumah yang terletak di tikungan memberikan keleluasaan untuk memandang kawasan Jalan Ijen dan Jalan Kawi.
Dalam catatan sejarah Kota Malang, kawasan Ijen mulai dibangun pada tahun 1924-1929. Kawasan ini juga masih banyak menyisakan bangunan bangunan yang didirikan oleh kolonial Belanda. Meski begitu, tak semua bangunan bisa ditetapkan sebagai cagar budaya.
Wahyu mengungkapkan bahwa dirinya sebenarnya tak pernah bermimpi menjadi seorang Wali Kota Malang agar bisa meninggali rumah dinas itu. Semasa muda, Wahyu merupakan seorang konsultan tata kota dengan gaji fantastis sesuai latar belakangnya yakni Planologi atau Perencana Wilayah Kota lulusan ITN Malang.
Namun karena keinginan orang tua, Wahyu kemudian mendaftarkan diri menjadi seorang ASN dan diterima di Badan Kepegawaian Kabupaten Malang. Dia mengawali karir ASN dengan aktifitas sehari hari mulai mengetik hingga mengantar surat.
Berjalannya waktu, dia dipindah ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang. Wahyu yang memiliki potensi kemudian mendapatkan tugas untuk menempuh pendidikan di Rotterdam Belanda.
Sekembalinya ke tanah air, karir Wahyu terus melejit hingga menempati sebagai Camat Tajinan, Kepala Kantor Perumahan Kabupaten Malang, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang hingga menjadi Sekda Kabupaten Malang.
Saat bertugas di Jakarta, Wahyu Hidayat kemudian dihubungi DPRD Kota Malang untuk diusulkan menjadi kandidat Pj Wali Kota Malang. Atas persetujuan Bupati Malang dan pertimbangan matang, akhirnya dia menyanggupi usulan itu.
Pengalaman Wahyu ternyata juga dilirik Gubernur Jatim. Wahyu juga diusulkan menjadi kandidat Pj Bupati Nganjuk oleh Pemprov Jatim. Saat memasuki tahapan seleksi, Wahyu dinilai layak menjadi Pj Wali Kota Malang maupun Pj Bupati Ngajuk. Namun pada akhirnya, Presiden Jokowi menempatkannya di Kota Malang sebagai Pj Wali Kota Malang.
“Tapi sekarang jabatan definitif saya tetap sebagai Sekda Kabupaten Malang, karena Sekda Kabupaten yang sekarang kan juga PJ (Penjabat),” kata Wahyu.
Dia mengaku tak pernah memiliki ambisi untuk menjadi Wali Kota Malang atau menjadi legislatif. Dia mengatakan, masih ingin menyelesaikan pengabdiannya sebagai seorang ASN.
“Saat saya nanti menyelesaikan tugas sebagai Pj Wali Kota Malang, saya masih punya waktu 2 tahun sebelum pensiun sebagai ASN. Saya ingin menyelesaikan tugas saya sebagai ASN,” imbuhnya.
Selain berbincang soal banyak hal, Tugu Media Group dan Pemkot Malang dalam kesempatan tersebut bersepakat akan berkolaborasi dalam menggelar Haul Gus Dur pada Desember 2023.
Haul Gus Dur ini rutin digelar oleh Tugu Media Group, dan tahun ini merupakan tahun ke empat perusahaan media ini menggelar Haul untuk mengenang pejuang kemanusiaan dan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-4 itu.
“Tahun ini kita kemas berbeda, lebih anak muda, dan akan sangat keren berkat dukungan Pemkot Malang,” kata CEO Tugu Media Group Irham Thoriq.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A