KOTA BATU, tugumalang.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa agar seluruh kepala desa di Jawa Timur membangun desanya menjadi desa yang berdikari atau mandiri. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat di tiap desa akan meningkat.
Saat ini, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia berjumlah 1.490 desa. Diantaranya, 138 desa juga terproklamir sebagai desa devisa yang juga terbanyak.
Khofifah sangat bangga karena itu menunjukkan kualitas dan kapasitas kepala desa yang mengalami peningkatan signifikan. Menurutnya, kepala desa adalah aktor penting dalam pengembangan desa.
BACA JUGA: Gubernur Jatim Resmikan Layanan Kesehatan Baru RSUD Karsa Husada Kota Batu
“Ini semua karena peran para kepala desa yang luar biasa. Sudah hebat dan luar biasa saja masih merasa perlu meningkatkan kapasitasnya,” ujarnya usai membuka Diklat Peningkatan Kapasitas SDM Bagi Kepala Desa Angkatan I dan II Tahun 2023 oleh BPSDM Jatim di Royal Orchid Hotel Garden & Condominium, Kota Batu, Selasa (4/7/2023) malam.
Meski begitu, Khofifah mengutarakan jika kepala desa masih punya PR dalam meningkatkan capacity building yang nantinya akan berdampak pada institutional building. Artinya, tidak hanya kapasitas kepala desa sebagai individu saja yang ditingkatkan, melainkan secara institusi desa juga meningkat.
“Apalagi saat teori push and pull itu bisa diterapkan tentu akan luar biasa. Sebenarnya dari desa-desa itu sudah terkirim orang-orang hebat, kemudian ditarik lagi potensi itu ke desa untuk mengembangkan desanya,” ujar Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah mengerti jika setiap desa memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda. Sebab itu. inovasi dan kreativitas kepala desa dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi di masing-masing desa.
Dicontohkan paling dekat, seperti desa wisata di Kota Batu yang sebenarnya menyimpan banyak potensi. Dengan kepala desa yang baik, maka, desa wisata tersebut akan terus bertumbuh. Seperti sudah teraplikasikan dengan baik di Desa Wisata Pujon Kidul dengan BUMDes-nya hingga BUMDes Desa Sekapuk yang sudah cukup sukses.
“Ini menjadi bukti bahwa ketika pariwisata di sebuah desa dikembangkan, maka memiliki multiplier effect. UMKMnya berkembang, warung-warungnya, usaha souvenir, dan lainnya bisa ikut tumbuh,” ujarnya.
Selain itu, sebagai bentuk penguatan bagi desa yang memiliki potensi untuk bisa menembus pasar luar negeri, Pemprov Jatim juga berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) guna mengembangkan Desa Devisa.
“Dua tahun lalu, Desa Devisa kita hanya dua. Kini per 30 Mei 2023 Desa Devisa kita berjumlah 138 desa. Dan ini terbanyak di Indonesia,” ungkap Khofifah.
Dijelaskan, desa yang masuk ke dalam Desa Devisa akan mendapat pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Mulai dari pengembangan produknya, pengemasannya, hingga pemasarannya hingga ke pasar mancanegara.
“Kami terus berkeliling menggali potensi-potensi desa untuk bisa menjadi Desa Devisa selanjutnya,” imbuhnya.
Sebab itu, Khofifah berharap peningkatan kapasitas ini bisa menjadi inspirasi bagi para Kepala Desa untuk mengembangkan desa untuk menumbuhkan ekonomi, menyerap tenaga kerja, serta dalam penurunan stunting dan penurunan kemiskinan ekstrim.
Sementara itu, PJ Walikota Batu Aries Agung Paewai menambahkan jika di Kota Batu ada banyak sekali desa-desa yang memiliki potensi tematik. “Saya harap bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi para kepala desa untuk diterapkan di desanya masing-masing,” ujarnya.
Aries berharap dari diklat ini semakin meningkatkan kapasitas dan kompetensi kepala desa, termasuk dalam pengelolaan keuangan desa yang harus dipertanggungjawabkan.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko