Tugumalang.id – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, Rochani, akan menyiapkan skema santunan sebesar Rp 36 juta kepada setiap petugas dan Ketua KPPS meninggal dunia.
Hal ini diungkapkan Rochani saat melayat ke rumah duka Sigit Widodo, Ketua KPPS di TPS 20 Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang yang baru saja meninggal duni pada Jumat (16/2/2024).
Sejauh ini, di Jawa Timur, menurut Rochani, sudah ada 8 petugas KPPS meninggal dunia. Di Malang Raya sendiri sudah ada 2 petugas KPPS meninggal dunia saat bertugas. Jumlah ini terbilang menurun jika dibanding pada Pemilu 2019, ada sebanyak 87 petugas.
Baca Juga: Dicari! 4.227 Petugas KPPS dan 1.222 Linmas di Kota Batu untuk Pemilu 2024
Rochani menyampaikan apresiasi kepada petugas KPPS yang telah mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu untuk kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2024. Dedikasi petugas KPPS menjadi perhatian sepenuhnya oleh KPU.
”Apalagi ini sifatnya kesukarelaan. Dedikasi para petugas KPPS sangat kami hargai,” ungkapnya.
Tak hanya di situ, KPU sedang menyusun skema pemberian santunan kepada setiap petugas KPPS meninggal dunia sebesar Rp36 juta. Begitu juga skema pemberian santunan untuk petugas KPPS yang mengalami sakit, rawat inap maupun cacat.
”Alokasi santunan sudah ada, tinggal verifikasi saja. Dalam hal ini, KPU hanya boleh memberikan dalam bentuk santunan, bukan premi asuransi,” tegasnya.
Diketahui, selain Sigit Widodo, Salmiati Ningsih (56), anggota KPPS di TPS 7 Desa Ngadirejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang meninggal dunia saat proses rekap penghitungan suara pada sore harinya.
Sigit Widodo sendiri dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (15/2/2024) sekitar pukul 19.30 WIB. Ia dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung oleh dokter di RSI Aisyiyah Malang.
Daniel Adhista, anak sulung mendiang mengaku tak menyangka bahwa ayah kesayangannya mendadak pergi. Selama ini, sang ayah juga diketahui tidak memiliki riwayat sakit kecuali diabetes.
Daniel mengisahkan sang ayah mulai sibuk bertugas sejak H-3 Pemilu 2024. Termasuk di Hari H Pemilu, sang ayah kata dia bertugas nonstop hingga pukul 05.00 WIB pagi keesokan harinya.
Baca Juga: TPS di Kota Malang Kekurangan Ratusan Surat Suara, Proses Pencoblosan Sempat Dihentikan
”Pulang jam 5 pagi itu langsung istirahat. Sempet juga ngantar ibu kerja dulu. Terus tidur sampai jam 3 sore. Jam 5 itu sempat ke kelurahan dulu sebentar katanya ada data yang gak terinput. Pulang lagi, terus mau nggendong ponakan itu ngeluh sakit, lemes dan minta diantar ke rumah sakit,” kisah Daniel.
Namun, di tengah perjalanan, mendiang dinyatakan telah meninggal dunia. Diagnosa dari rumah sakit menyatakan jenazah mengalami gagal nafas dan jantung berhenti saat perjalanan.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A