*Oleh Joko Sudarmawan
Tugumalang.id – Membaca tulisan Dr Aqua Dwipayana tentang tanggal penting dalam hidup beliau, yang berjudul “Hari Bersejarah, 30 September 16 Tahun Lalu” yang dimuat di tugumalang.id, saya langsung teringat sebuah tagline yang sering ditulis untuk suatu kegiatan yang luar biasa, yaitu “Tidak untuk sembarangan dilakukan, kecuali oleh yang ahli”.
Mungkin tagline tadi tidak serta merta nyambung dengan keputusan Pak Aqua mengundurkan diri dari tempat kerjanya yang sangat nyaman dan terhormat. Dengan penghasilan dan fasilitas yang lumayan pada waktu itu.
Namun nyatanya doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu tidak menuruti kata hatinya semata. Beliau tetap mengedepankan demokrasi dalam mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Sekaligus menunjukkan sikap menghargai keluarganya.
Faktanya Pak Aqua berdiskusi sangat serius dengan seluruh anggota keluarga beliau. Bahkan dengan kedua anaknya: Mbak Alira Vania Putri Dwipayana dan dan Mas Savero “Ero” Karamiveta Dwipayana yang masih kecil, belum remaja apalagi dewasa.
Pak Aqua mendengarkan pendapat istrinya Ibu Retno Setiasih dan putri putranya sebelum mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Berhenti jadi pegawai Semen Cibinong dan beralih jadi orang yang mandiri. Atasan satu-satunya hanya Allah SWT.
Belum lagi lingkungan dan teman-temannya yang memberikan berbagai pendapat. Sebagian ada yang terkesan menakut-nakuti.
Bagi sebagian besar orang memang tidak mudah memutuskan berhenti dari sebuah pekerjaan. Apalagi sudah lama berada di zona nyaman.
Berdasarkan Nurani
Kondisinya berbeda sekali dengan Pak Aqua yang selalu hidup dengan penuh keyakinan terutama pada Allah SWT. Beliau sangat yakin pada keputusannya yang diputuskan berdasarkan nurani dengan hati yang bersih.
Selain itu semakin ditakut-takuti, justru Pak Aqua makin tertantang. Ingin menunjukkan keputusan yang diambilnya adalah yang paling tepat. Meski dilakukannya dengan cara yang wajar, tidak demonstratif.
Niatnya yang sangat mulia meninggalkan zona nyaman yang telah dirasakannya sekitar 10 tahun, membuatnya mendapat banyak kemudahan dari Allah SWT untuk mewujudkannya. Apalagi semua yang dilakukannya menggerakkan banyak orang dengan melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi bukan untuk kepentingan dirinya dan keluarga. Tapi buat keperluan banyak orang yang menjadi targetnya.
Pak Aqua telah membuktikan selama 16 tahun atasan satu-satunya hanya Allah SWT, kualitas hidupnya dari semua aspek jauh lebih baik. Beliau sama sekali tidak pernah merasa berkekurangan, tapi berkelebihan. Sehingga sering berbagi rezeki dengan ikhlas kepada banyak orang.
Terkait dengan pengalaman Pak Aqua tersebut, mereka yang merasa sudah cukup memiliki bekal untuk mengisi lembar kehidupannya setelah mengundurkan diri dari tempat bekerjanya yang nyaman saat ini, agar mengikuti jejak mantan wartawan di banyak media besar tersebut. Menjadi orang yang bebas merdeka dengan atasan satu-satunya hanya Allah SWT.
Namun apabila tidak memiliki kesiapan yang mantap, tentu akan sangat banyak kendala yang akan dihadapi. Jangankan meningkatkan kualitas hidup, untuk urusan makan saja menjadi persoalan yang serius.
Seorang Bonek
Bagi saya, sosok Pak Aqua adalah seorang Bonek alias “bondo nekat” (istilah supporter Persebaya). Namun Bonek yang sudah mempersiapkan diri dengan rencana yang sangat terukur dan presisi.
Dengan tegas dan tanpa kompromi Pak Aqua memilih Allah SWT sebagai satu-satunya atasan beliau. Itu menunjukkan keyakinannya yang sangat kuat pada Sang Pencipta alam semesta beserta isinya ini.
Semoga semakin banyak orang yang terinspirasi atas semua yang telah dilakukan Pak Aqua. Tapi ingat: “Hanya boleh dilakukan oleh yang profesional”.
Teriring doa dan harapan, semoga Dr Aqua Dwipayana, Ibu Retno Setiasih, Mbak Alira Vania Putri Dwipayana, dan Mas Savero Karamiveta Dwipayana senantiasa diberikan limpahan nikmat sehat oleh Allah SWT. Karena kiprah kebaikan mereka sekeluarga sangat ditunggu oleh banyak orang, baik di dalam maupun di luar negeri. Aamiin ya robbal aalamiin…
Sebagai penutup mohon izinkan saya menulis sebuah pantun :
10 kader berlari ke samping.
Bentuk angka ganjil berjumlah ratusan.
30 September adalah hari yang penting.
Untuk Dr Aqua mengambil keputusan.
*Penulis adalah Manajer Administrasi Penjualan Kantor Regional Pos 8 Bali Nusra yang bakal promosi jadi Manajer Solusi dan Kemitraan Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero).