Tugumalang.id – Masih maraknya kekerasan anak di Kota Batu, Jawa Timur, memerlukan penanganan dan kerja sama dari berbagai lintas instansi. Salah Satunya lewat lembaga pendidikan yang punya peran strategis dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak.
Menurut Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni), sepanjang Januari hingga Mei 2023 telah terjadi 10 kasus kekerasan anak di Kota Batu.
Sebagai upaya perlindungan terhadap hak-hak anak, Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) melakukan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.
Baja Juga: 93 Anak di Kabupaten Malang Jadi Korban Kekerasan Sepanjang Tahun 2022
Sosialisasi ini digelar mulai 23 hingga 25 Mei 2023 dengan menghadirkan tenaga pendidik jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Batu.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3AP2KB Kota Batu, Amida, mengatakan sosialiasi bertujuan untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan kepada tenaga pendidik tentang pentingnya pencegahan kekerasan pada anak di Kota Batu.
“Kami berharap ada kesadaran bersama-sama untuk mencegah kekerasan terhadap anak, sehingga kasus kekerasan pada anak di sekolah bisa berkurang,” kata Amida.
Baca Juga: Lagi, Dugaan Kekerasan di Lingkungan Pesantren Terjadi di Kabupaten Malang
Melihat data kekerasan anak tersebut, langkah pencegahan memerlukan dukungan berbagai pihak, salah satunya institusi pendidikan untuk berpartisipasi dalam pencegahan kekerasan pada anak.
Sementara itu, Konselor Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kota Batu, Dra Yumei Astutik, mengatakan, selain orang tua, tenaga pendidik memiliki peran dalam pencegahan kekerasan pada anak.
Ia menekankan pentingnya memberikan pendidikan anti kekerasan terhadap anak usia dini. Pasalnya, anak termasuk dalam kelompok yang rentan mengalami kekerasan dan eksploitasi.
“Seringkali kita hanya fokus pada potensi akademik anak. Padahal banyak hal yang harus diperhatikan, karena manusia adalah makhluk holistik yang terdiri dari berbagai unsur,” kata Yumei.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian selain potensi akademik, diantaranya potensi fisik, spiritual, emosi, kreatifitas, hingga sosial budaya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A