Tugumalang.id – Musisi asal Malang, Joko Tebon mendapat undangan bergengsi tampil di Istana Negara. Ia diundang karena merupakan salah satu pionir pemain didgeridoo, sebuah alat musik tiup tradisional suku Aborigin di Australia di Indonesia.
Ia tampil di hadapan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese MP saat jamuan makan siang pada Kamis (15/5/2025).
Pertemuan ini menjadi bagian dari rangkaian acara diplomatik mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.
Baca Juga: Kronologi Pendakian Gunung Cartenz yang Menewaskan Dua Pendaki Alumni SMA Dempo Malang
Dalam momen istimewa itu, ia membawakan karya musikal yang memadukan nuansa tradisi Australia dengan orkestra modern, berkolaborasi bersama Riyanto Orkestra by Deo Entertainment, Jakarta.
Penampilan Joko Tebon tak hanya merepresentasikan keberagaman musik dunia, namun juga menjadi simbol persahabatan lintas budaya.
Didgeridoo yang ia mainkan menghasilkan resonansi mistik khas yang memikat, berpadu harmonis dengan orkestra dan menciptakan pengalaman musikal yang menyentuh dan penuh makna.
Baca Juga: Labas Gitar Malang, Kreasi Gitar Custom dengan Kisah Perjuangan yang Tak Lekang oleh Waktu
“Sebuah kehormatan bisa tampil di hadapan dua pemimpin negara adalah momen bersejarah dalam perjalanan karier bermusik saya,” ujar Joko Tebon.
Tak ayal, penampilannya disambut hangat para tamu undangan dan menjadi sorotan utama dalam jamuan makan siang tersebut.
Joko Tebon yang memainkan Didgeridoo sejak tahun 2008, membuktikan bahwa musik tradisional, ketika diolah dengan kreativitas dan kolaborasi lintas budaya, mampu menembus batas dan menggugah dunia.
Ia berharap bisa belajar Didgeridoo langsung ke suku Aborigin agar bisa menautkan benang merah akar musikalitas Australia dan Indonesia. Ia ingin menunjukkan bahwa musik adalah bahasa universal yang menyatukan perbedaan dan merayakan keberagaman.
”Di Jawa kita punya Gong Bumbung yang terbuat dari bambu, dan hampir mirip dengan didgeridoo. Antara Aborigin dan Jawa punya pertautan bunyi yang senada,” kata dia.
Joko Tebon adalah nama panggung dari Lukman Agus Firmawan. Seniman asal Desa Tumpang, Kec. Tumpang Kab. Malang. Selain menulis lagu, Ia juga memainkan didgeridoo, melukis, praktisi yoga, artisan ecoprint dan petani.
Belajar didgeridoo sejak tahun 2008 dan mengembangkannya dengan kolaborasi teater. Bersama sutradara Anwari mementaskan Ritus Ghulur di Madura & Gedung Kesenian Jakarta pada Festival Budaya Panji 2024.
Tergabung dalam project duo bernama Joko Tebon Berbudi yang baru saja merilis album Sesaji Cinta Untuk Semesta pada Maret 2025.
Ia merupakan salah satu personil grub Panji Laras Svara, band etnik asal Kab Malang. Kini sedang mempersiapkan musik iringan teater bersama Padepokan Seni Madura tanggal 29 Mei mendatang.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A