MALANG, Tugumalang.id – Cerita membanggakan berhasil diukir Jesslyn Michelle Setiobudi, siswa asal Malang yang berhasil meraih prestasi membanggakan di ajang olimpiade matematika baik di level nasional maupun internasional.
Jesslyn yang saat ini duduk di bangku Kelas X SMA Bina Bangsa School Malang itu berhasil mendapatkan beragam medali maupun trofi dari keikutsertaannya di berbagai ajang olimpiade matematika.
Terbaru, Jesslyn berpartisipasi di ajang World International Mathematical Olympiad (WIMO) Final Round 2024. Nama Jesslyn masuk dalam daftar peserta yang mendapatkan Merit Award dalam ajang tersebut.
Baca Juga: Selaraskan Kurikulum, SMKN 2 Malang Gelar Link & Match Bersama Industri
Atas pencapaian yang telah dicapai anak pasangan Yimmy Stephanoes dan Afriana Tanri Sudarno. Sebagai orang tua, Afriana mengaku bangga atas prestasi yang telah diraih Jesselyn.
Menyukai Matematika Sejak Kecil
Kepada Tugumalang.id, Afriana menceritakan sejak kecil putrinya memang tertarik dengan matematika. Meski mata pelajaran tersebut seringkali dianggap menjadi momok bagi teman-teman sebaya Jesslyn.
Dukungan penuh pun diberikan oleh keluarga agar Jesslyn semakin berprestasi di ajang olimpiade matematika di level nasional maupun internasional.
“Kalau ketertarikan matematika sejak kecil. Tapi mulai kelas tiga SMP di Kolase Santo Yusuf Malang sebelum dia pindah ke Bina Bangsa Malang. Guru matematikanya di Kolase Santo Yusuf mengenali bahwa dia (Jesslyn) ada kelebihan (potensi) di bidang matematika,” ungkap Afriana.
Baca Juga: Istimewa, STIE Malangkucecwara Kembali Kedatangan Mahasiswa Asal Jepang
Dari situlah minat dan bakat Jesslyn di bidang matematika terus terasah dan mengikuti berbagai ajang olimpiade matematika. Ia sempat mengikuti International Mathematical Kangaroo Contest (IKMC) 2023.
Ajang tersebut merupakan kompetisi matematika internasional yang diselenggarakan di Malaysia. Jesslyn pun sukses menyabet gold medal.
Setelah itu gadis berusia 14 tahun itu rutin menuai prestasi di beberapa ajang diantaranya Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) 2024 dengan meraih gold medal, Singapore Math Challenge (SMC) 2023 lagi-lagi Jesslyn berhasil mendapatkan gold medal.
Berlanjut ke event Big Bay Bei (BBB) 2023 mendapatkan silver medal. Kemudian American Mathematics Olympiad (AMO) 2023 dengan raihan silver medal. Sederet raihan prestasi tersebut mengantar Jesslyn tampil di final round WIMO 2024.
Perjuangan Tanpa Lelah
Afriana menuturkan butuh perjuangan ekstra bagi Jesslyn untuk bisa tampil di WIMO 2024. Ia harus melalui babak kualifikasi dengan syarat mendapatkan minimal dua gold medal dari tiga ajang olimpiade matematika internasional yang diikuti.
“Perlombaan kualifikasinya harus mendapatkan dua medali dari tiga. Jadi harus dua medali berupa gold medal dari tiga ajang kejuaraan baru boleh ikut WIMO,” tuturnya.
Prestasi yang didapatkan Jesslyn tidak serta diraih dengan begitu saja. Afriana mengakui ada tekad dan usaha keras yang ditunjukkan oleh Jesslyn dalam meraih prestasi di ajang olimpiade matematika internasional.
Dia banyak berlatih soal-soal matematika yang levelnya olimpiade dan berbeda dengan soal matematika pada mata pelajaran pada umumnya. Support penuh pun diberikan orang tua, keluarga, dan juga sekolah agar Jesslyn terus berprestasi di bidang yang disukainya itu.
“Semua prestasi ini ada bakat, kemudian ada usaha untuk mencapai itu. Banyak latihan dan belajar soal-soal matematika yang di atas dari diajarkan di sekolah. Terlepas dari semua itu support dari sekolah dan orang tua tetap perlu untuk mencapai prestasi yang maksimal,” ujar Afriana.
Kerasnya perjuangan untuk berprestasi pun juga dirasakan Jesslyn. Ia sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti olimpiade matematika pada level senior secondary setara SMA kelas 10 atau 11 ketika ia duduk di bangku SMP.
Kebetulan Chinese University of Hong Kong (CUHK) memberikan beasiswa penuh selama empat tahun ketika memasuki jenjang perkuliahan S1. Sayangnya kala itu, Jesslyn belum beruntung karena mendapatkan medali perunggu dan syarat mendapatkan beasiswa adalah mendapatkan gold medal.
Afriana tak kecewa dengan hasil tersebut, karena sang putri harus bersaing dengan peserta yang levelnya sudah di atas tetapi Jesslyn mampu bersaing.
Apalagi tingkat kesulitan soal-soal olimpiade matematika tersebut cukup tinggi karena proses pembuatan soal melibatkan profesor-profesor matematika dari CUHK.
Sebagai orang tua dukungan penuh pun diberikan agar Jesslyn mampu melanjutkan prestasi gemilangnya di ajang olimpiade matematika lainnya.
“Orang tua dan keluarga tetap memberi motivasi dan juga kesempatan bagi Jesslyn. Misalnya kadang-kadang perlu beli soal untuk perlombaan atau ikut bimbingan,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A