Oleh: Dr Aqua Dwipayana*
Selama pandemi Covid-19 komunikasi di media sosial makin marak. Sebagian menunjukkan empati kepada teman dan keluarganya yang terkena musibah. Itu positif sekali dan hikmah dari cobaan yang berkepanjangan ini.
Berbagai saran bermunculan untuk membantu sesama. Terutama orang yang mereka kenal. Menunjukkan perhatian yang besar pada mereka.
Masalahnya ada yang hanya sebatas di saran. Tidak ada tidakkan nyata. Akhirnya belum ada aksi konkrit untuk meringankan beban orang yang menderita.
Ironisnya pemberi saran adalah orang yang berada. Punya kemampuan dan bisa untuk berbagi dengan sesama. Asal ada kemauan yang besar untuk mewujudkan itu.
Kalau sekedar menyarankan semua orang bisa termasuk anak kecil. Cuma apalah artinya jika hanya sebatas saran.
Terbaik adalah saran yang diikuti tindakan konkrit. Langsung membantu sejumlah dana atau wujud lainnya untuk bantu teman dan saudaranya yang sedang kesusahan dan membutuhkan pertolongan segera.
Bukan masalah jumlah atau nilai bantuannya. Paling utama adalah atensinya dan ikhlas melakukannya. Besar kecil itu relatif.
Kurangi Retorika
Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini kurangi retorika. Ngomong sampai berbusa-busa tiada artinya. Kalau tidak ada aksi nyata.
Yakinlah keteladanan yang dilandasi dengan niat baik: ketulusan dan keikhlasan akan diikuti banyak orang. Hati mereka tergerak karena melihat sudah ada yang memulai. Jadi mereka tinggal mengikuti saja.
Saat ini, ketika pandemi Covid-19 banyak orang susah. Jumlah warga miskin bertambah. Di antara mereka adalah orang yang kita kenal yakni saudara dan teman-teman.
Kinilah saatnya bagi yang mampu untuk membantu mereka. Tidak usah berpikir panjang buat melakukan itu. Apalagi menimbang untung ruginya.
Langsung lakukan semampunya dan seikhlasnya. Jadilah pioneer membantu sesama yang sedang membutuhkannya.
Buktikan Sendiri
Jika telah memberi contoh, konkrit membantu, jangan langsung puas dan berhenti. Ajak teman-teman lain yang mampu untuk berbuat kebaikan serupa.
Ceritakan kepada teman-teman itu yang telah dilakukan. Beri saran sebaiknya wujud bantuan dari mereka dan akses untuk penyalurannya.
Setelah itu biarkan mereka menentukan sendiri bentuk sumbangannya dan nilainya. Tidak usah dicampuri. Cukup diapresiasi jika mereka telah melakukannya.
Tindakan konkrit dan getok tular jauh lebih bermanfaat dibandingkan hanya sekedar retorika: menyarankan. Untuk itu biasakanlah setiap memberi masukan diiringi dengan aksi nyata.
Menolong sesama secara ikhlas, apapun bentuknya, sama sekali tidak ada ruginya. Untungnya sangat banyak termasuk untuk kesehatan jiwa dan raga. Silakan buktikan sendiri.
Semoga ke depan kita dapat membiasakan diri memberi saran yang langsung disertai tindakan nyata. Kemudian “menggelindingkannya” agar banyak yang tergugah untuk ikut melakukan aktivitas serupa. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>>Dari Bogor menjelang berbuka puasa, saya ucapkan selamat berusaha menjadi teladan membantu sesama saat pandemi Covid-19. Salam hormat buat keluarga. 17.30 26072021😃<<<
*Penulis merupakan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional