MALANG – Korban jiwa Tragedi Kanjuruhan bertambah satu orang, yaitu Farza Dwi Kurniawan Jhovhanda (20). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo mengungkapkan diagnosa terakhir almarhum Farza saat dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA).
Farza dinyatakan meninggal pada Minggu (23/10/2022) sekira pukul 22.50. Salah satu diagnosa akhir Farza adalah gagal napas dan positif COVID-19.
Selain itu, Farzah juga mengalami edema cerebri (pembengkakan otak), pneumoni (infeksi paru-paru), diffuse brain injury (cedera otak), syok sepsis (infeksi yang meluas), observasi kejang, dan patah tulang sphenoidalis kiri.
“Kemungkinan korban sudah tertular (COVID-19) sebelum kejadian. Itu memperberat kerja paru-parunya yang mengalami pneumoni,” kata Wiyanto saat konferensi pers di kantor Dinkes Kabupaten Malang, Senin (24/10/2022).
Sebelumnya, Farza dirujuk ke RSSA pada Minggu (2/10/2022). Pada saat itu, ia dikategorikan dalam korban luka berat dan dirawat di HCU.
Pada Selasa (4/10/2022), petugas melakukan CT Scan pada korban dan menemukan adanya pembengkakan otak. Pada foto toraks korban juga ditemukan adanya pneumoni.
“Kemudian pasien dipindahkan ke ICU karena kondisinya menurun dan dipasang ventilator,” imbuh Wiyanto.
Pada Kamis (6/10/2022), hasil pemeriksaan PCR menunjukkan korban positif COVID-19.
“COVID-19 menyebabkan paru-paru kesulitan menyerap oksigen. Orang yang sehat saja kalau kena COVID-19 napasnya susah,” ujar Wiyanto.
Kondisi korban sempat membaik dan lepas ventilator. Namun pada Minggu (23/10/2022), kondisinya kembali buruk dan dirawat ke ICU.
“Kondisi korban mengalami penurunan dan dipasang ulang ventilator,” kata Wiyanto.
Di hari yang sama, pada sekira pukul 22.50, korban dinyatakan meninggal dunia.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko