TuguMalang.id – Jika berkunjung ke Kota Malang, jangan lupa untuk mampir ke Masjid Jami. Masjid terletak di pusat kota dan berhadapan dengan Alun-Alun Kota Malang ini kerap jadi jujugan umat Islam, utamanya wisatawa untuk beribadah.
Masjid megah yang berusia lebih dari satu abad ini juga merupakan simbol toleransi umat beragama di Malang yang telah terpupuk sejak ratusan tahun lamanya. Letaknya bahkan bertetangga dengan Gereja Immanuel milik umat Nasrani.
Alun-Alun Malang sendiri dibangun pada tahun 1700, persisnya di masa Gubernur Jenderal Willem van Outhoom menjabat sepanjang 1690-1704. Kemudian, Masjid Jami’ Malang didirikan pada tahun 1890 di atas lahan seluas hampir 3.000 meter persegi. Tak jauh di sisi utara, berdiri GBIP Immanuel yang dibangun tahun 1861 silam.

Dilansir dari situs resmi Majid Agung Jami’, bangunan tempat ibadah ini dibangun dalam dua tahap. Pertama, dibangun tahun 1890 M, kemudian tahap kedua dimulai pada 15 Maret 1903, dan selesai pada 13 September 1903. Bangunan masjid ini berbentuk bujursangkar berstruktur baja dengan atap tajug tumpang dua, dan sampai saat ini bangunan asli itu masih dipertahankan keberadaannya.
Masjid Agung Jami’ Malang mempunyai dua gaya arsitektur, yaitu arsitektur Jawa dan Arsitektur Arab. Gaya arsitektur Jawa terlihat dari bentuk atap masjid bangunan lama yang berbentuk tajug. Sedangkan gaya arsitektur Arab terlihat dari bentuk kubah pada menara masjid dan juga konstruksi lengkung pada bidang-bidang bukaan (pintu dan jendela).
Pada dasarnya seluruh bagian bangunan Masjid Agung Jami’ Malang mulai batas suci adalah sakral. Hal ini tersirat dengan adanya perbedaan peil lantai yang terlihat mencolok, dimana bagian lantai bangunan yang sakral kurang lebih 105 cm dari muka tanah bangunan di sekitarnya.
Sedangkan, di bagian mihrab atau tempat imam lebih sakral lagi, hal ini tersirat dengan peninggian peil lantai pada bagian tersebut. Bahkan sampai sekarang di belakang mihrab masih ada beberapa makam leluhur pendiri masjid.
Juga terdapat tiang besar berjumlah empat buah terbuat dari kayu jati dan 20 tiang atau kolom yang bentuknya dibuat mirip dengan kolom aslinya. Empat tiang besar menggambarkan empat sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), fathonah (bijaksana), dan tabliq (menyampaikan). Sedangkan 20 tiang menggambarkan sifat wajib Allah SWT.
Ketua II Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, Drs HM Kamilun Muhtadin mengatakan, konon, di Jawa Timur ada tiga masjid yang mempunyai ‘kharisma’ atau tempat mustajabah. Yakni, Masjid Ampel Surabaya, Masjid Jami’ Pasuruan dan Masjid Agung Jami’ Malang.
“Seperti di Masjid Agung Jami’, beberapa kiai atau tokoh sepuh jika melakukan I’tikaf itu memilih di sekitar tiang bangunan utama atau di cagak besar bagian tengah,’’ kata Kamilun dalam situs website resmi masjid Agung Jami’ tersebut.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id