Tugumalang.id – Pendamping hukum Tim Gabungan Aremania (TGA), Anjar Nawan Yusky, mengatakan bahwa berkas penyidikan 5 tersangka Tragedi Kanjuruhan telah dilimpahkan ke Kejati Jatim.
Hal itu setelah Anjar melakukan koroscek ke Kejati Jatim, ternyata berkas mereka memang telah diterima dan hanya disangkakan pasal kelalaian dengan ancaman hukuman 1 tahun penjara.
“Kemarin saat saya ke Kejati, saya kroscek apa benar ada P21 (berkas penyidikan lengkap), ternyata betul. Dari 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan, 5 tersangka sudah dinyatakan P21 dan kemarin dilimpahkan berkas beserta barang buktinya,” ucapnya, Kamis (22/12/2022).
Menurutnya, dalam berkas tersebut tidak ada rekonstruksi ulang atas Tragedi Kanjuruhan. Sebagaimana diketahui, rekonstruksi yang dilakukan di Polda Jatim beberapa waktu lalu tidak menunjukkan adanya tembakan gas air mata ke arah tribun.
Sementara dalam video yang beredar dan kesaksian para saksi, penembakan gas air mata banyak yang mengarah ke tribun.
“Setelah kami cek kemarin, berkasnya tetap, pasalnya tetap, tidak ada rekonstruksi ulang, tersangkanya itu itu aja,” ujarnya.
Dia menilai bahwa penyidik yang menangani kasus Tragedi Kanjuruhan tidak serius dalam bekerja. Padahal menurutnya, Kejati Jatim sudah pernah mengembalikan berkas penyidikan mereka karena masih belum lengkap dan belum sesuai fakta.
“Padahal Kejaksaan sudah mengakomodir apa kekurangannya. Seperti rekonstruksi ulang, penambahan pasal, pengembangan penyidikan hingga visum. Tapi kan yang melakukan itu penyidik,” paparnya.
“Faktanya, saya cek kemarin pasalnya tetap, rekonstruksi ulang tidak ada, tersangka baru enggak ada. Makanya kami kecewa, tentu semua korban dan keluarga juga kecewa. Hanya ada pasal kelalaian yang dikenakan ke aparat. Artinya, (pasal) ini tidak akan berubah lagi,” imbuhnya.
Pasal Kelalaian Tidak Layak
Dia mengungkapkan bahwa pasal kelalaian tidak layak disangkakan untuk peristiwa yang menewaskan 135 korban jiwa. Penembakan gas air mata yang dinilai tersistematis, kata Anjar harus ada sangkaan pasal pembuhunan bahkan pasal perlindungan anak. Sebab banyak anak-anak yang juga menjadi korban.
“Buat apa P21 dan ditahan kalau pasal yang disangkakan hanya pasal kelalaian,” ucapnya.
Dia menyebut akan terus mengawal persidangan terhadap 5 tersangka Tragedi Kanjuruhan yang akan dilakukan di Pengadilan Negeri Surabaya itu.
“Saya akan mengawal terus jalannya persidangan karena nanti persidangan akan digelar di PN Surabaya atas penunjukan Mahkama Agung,” tuturnya.
Dia mengaku akan berusaha menghadirkan saksi dan korban yang konkrit yang sangat erat kaitannya serta mengetahui secara langsung peristiwa 1 Oktober 2022 itu dalam persidangan 5 tersangka Tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya.
Dia berharap para saksi dan korban bisa mengungkap fakta Tragedi Kanjuruhan di persidangan.
“Karena saya dengar hasil rekonstruksinya tidak ada penembakan gas air mata ke arah tribun. Jelas itu bohong. Kalau nanti ada keterangan atau kesaksian palsu di persidangan tentu itu ada pasalnya, ancamannya 7 tahun kalau ada yang berbohong,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A