MALANG, tugumalang.id – Pasca penutupan Oshika Maba 2023, mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) wajib mengikuti program Halaqoh Diniyah, Kamis (21/9/2023).
Berlangsung di Gedung Bundar Al-Asy’ari, Halaqoh Diniyah turut menghadirkan salah satu ulama Nahdlatul Ulama’ (NU) KH Ahmad Muwafiq. Sebanyak 3.567 maba nampak khitmad mengikuti aktivitas keagamaan itu.
Ulama kharismatik yang akrab disapa Gus Muwafiq ini membawakan stadium general bertema Meneguhkan Islam Rahmatan Lilalamin di Perguruan Tinggi Menuju Generasi Emas.
“Ini temanya berat karena berbicara Rahmatan Lilalamin. Itu adalah stempel yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Stempel itu sudah ada sekitar 610 masehi,” kata Gus Muwafiq.

Ia melanjutkan, bahasa sederhananya masehi yakni merupakan tahun tang didasarkan pada Nabi Isa as. Namun, bukan berarti sebelum masehi tidak ada peradaban sebab peradaban sudah dimulai sejak turunnya Nabi Adam as.
Baca Juga: Bangga, Unisma Tutup Oshika Maba 2023 dengan Rekor Muri Predikat Dunia
Nabi Muhammad SAW, tambah Gus Muwafiq, lahir di tengah peradaban yang banyak. Sehingga Nabi Muhammad SAW harus bernegoisasi dengan peradaban dunia, termasuk orang-orang yang menolaknya.
“Negosiasi apa ? 6 dan 5 (rukun iman dan rukun islam) itu lah basicnya agama. Maka, sehebat apapun kita tidak boleh lupa bahwa rasulullah punya 6 dan 5,” tegasnya.

Lebih jauh, ulama yang identik dengan rambut gondrongnya itu menyampaikan bahwa salah satu persiapan Indonesia dalam era digital dengan mendaftarkan huruf nusantara dalam domain ataupun algoritma internaisonal.
Seperti kantor pos yang habis diambil oleh whatsapp, atau Cina melawan Amazon dengan Alibaba. “Ini tanggungjawan kalian manusia masa depan. Kita punya perkembangan ke depan yang masih sangat jauh,” imbuhnya.
Lanjutnya, bangsa terus bergerak, dunia sedang bergesar. “Insyaallah Unisma akan terus bergerak ke depan menjadi bagian dari perubahan Indonesia, generasi emas yang terbuka pikirannya,” tutup Gus Muwafiq.
Wakil Rektor III Unisma Dr Ir H Badat Muwakhid MP menjelaskan, Halaqoh Diniyah merupakan ciri khas Unisma dalam penyambutan maba Unisma.
“Ini merupakan kegiatan penyambutan maba khas unisma, saya kira belum ada perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan penyambutan maba. Setelah Oshika Maba, dilanjutkan dengan Halaqoh Diniyah,” kata dia.
Badat Muwakhid melanjutkan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadaptasi seluruh maba yang berasal dari berbagai macam latar belakang keluarga maupun pendidikan.
Ada yang berasal dari dalam pesantren, madrasah, aliyah, umum, sampai sekolah nom muslim.
Melalui Halaqoh Diniyah, para maba akan mendapatkan bimbingan maupun pendampingan yang mengarah pada perilaku islami di bidang etika belajar, pergaulan maupun etika berkomunikasi.
“Unisma berniat untuk menghantarkan para mahasiswa untuk menjadi sarjana yang memiliki perilaku akhlak karimah ala muslim, maka diperlukan proses standarisasi yang baik antara lain dengan melaksanakan Halaqoh Diniyah,” terangnya.
Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi meyampaikan, Halaqoh Diniyah yang diselenggarakan Unisma menjadi starting poin dalam pengembangan kehidupan keagamaan.
Serta membangun habit, menciptakan budaya cinta Al-Qur’an, sholawat, ilmu pengetahuan, dalam pengembangan spiritualitas. Bukan hanya bagi mahasiswa tapi juga dosen dan karywan.
“Maka ketika Wakil Presiden tahun 2020 tanggal 3 Maret tepatnya saya masih ingat bahwa beliau mencanangkan Unisma sebagai kampus pelopor anti radikalisme intoleran,” tegasnya.
Karena Unisma, tambah Maskuri, mengembangkan Islam Ahlussunnah wa al-Jama’ah dengan karakter tasamuh, tawassuth, tawazun, taadzun, musawah yang dilandasi dengan amar maruf nahi munkar secara istiqomah.
“Sehingga alumni Unisma diharapkan menjadi ambasador di tengah bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tukasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko