Tugumalang.id – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) menggelar pelatihan public speaking dengan tema The Art of Public Speaking | Etika Pengembangan Diri FEB Unisma 2023 pada Selasa (31/01/2023).
Acara ini menghadirkan Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi, Branch Manager PT Bank Mandiri Malang, Dito Bhirowo, dan Aditya Permana selaku Mandiri Best Facilitator 2021 sebagai narasumber.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana, dalam sambutannya menekankan pentingnya public speaking di era revolusi industri 4.0 dan era 5.0.
Menurut Diana, public speaking adalah kemampuan berkomunikasi yang dibutuhkan saat berinteraksi seorang komunikator dengan audien yang nanti bisa mendapatkan feedback.
“Kemampuan public speaking sering kita gunakan dalam penyampaian materi, kegiatan MC, dan presentasi memimpin rapat, dalam melakukan hal ini kita tidak ada ruginya karena ketika kita menyampaikan informasi harus bisa mempengaruhi orang yang kita ajak berinteraksi,” kata dia.
Menurutnya, public speaking akan meningkatkan rasa percaya diri untuk membangun image branding dan komunikator harus memiliki kemampuan menyampaikan informasi secara terstruktur dan mudah dipahami.
“Hasil riset Mc Kinsey menyatakan bahwa kebutuhan kompetensi lulusan sarjana itu sudah mulai meningkat. Sebelumnya, lulusan sarjana bisa masuk pada pekerjaan level low yang sifatnya repetitif, menekankan pada hardskill dan klerikal,” tambahnya.
Namun saat ini, kata dia, pada level pekerjaan tersebut sudah digunakan teknologi robot, automatization, cloud, artificial intelegence dan sebagainya. Maka dari sebagai mahasiswa zaman now harus memiliki skill yang tambahan atau softskill yang dibutuhkan pada era 4.0 dan era 5.0 adalah public speaking.
Aditya Permana RFS CHt sendiri adalah seorang First Senior Manager Bank Mandiri Cabang Malang. Dia memiliki pengalaman sebagai seorang mentoring di berbagai lembaga, serta memiliki sertifikat dari BNSP.
“Setiap orang pasti mempunyai keinginan agar mampu tampil berbicara di depan khalayak orang banyak dengan hasil yang sempurna,” kata Aditya Permana.
Public speaking, menurutnya, lebih kepada pesan atau maksud apa yang ingin disampaikan kepada audien. Kemudian, akan dikatakan sukses jika informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh audien.
“Public speaking sangatlah penting bagi mahasiswa, karena di saat presentasi membutuhkan keahlian tersebut untuk bisa menyampaikan apa yang telah ditugaskan dengan baik dan dapat diterima oleh teman-teman dan dosen,” kata dia.
Sementara Dito Bhirowo mengatakan bahwa public speaking bukan hanya dalam kelas, jika mahasiswa terjun di lingkungan masyarakat keahlian public speaking sangatlah penting. Terlebih, mahasiswa dipandang oleh masyarakat orang yang pandai berbicara atau berpidato.
“Kemampuan public speaking bagi mahasiswa bisa untuk memaksimalkan potensi yang telah melekat dalam diri. Memiliki kepercayaan diri saat berhadapan dengan audien. Tentu, ini merupakan modal yang baik ketika akan berbicara di hadapan orang banyak,” tuturnya.
Dengan kepercayaan diri yang telah dimiliki, ditambah dengan gestur yang bagus, memiliki kharisma, memiliki suara yang enak didengar, memerhatikan intonasi, serta tinggi rendah nada suara, maka kesempatan untuk sukses dalam berkarir akan semakin besar.
“Zaman sekarang dan bahkan beberapa tahun ke depan diyakini perusahaan dan dunia industri di bidang apapun cenderung memilih pencari kerja yang memiliki skill tambahan yakni public speaking,” paparnya.
Reporter: Manda
Editor: Herlianto. A