Malang, Tugumalang.id – Inveigh, unit band garage rock/alt-rock/indie punk asal Malang, Jawa Timur merilis debut single kedua berjudul ‘Nyala’ di pertengahan 2024. Single ini menceritakan pesan optimisme menjaga api semangat dalam mengarungi masa-masa krisis di paruh baya.
Inveigh merupakan proyek supergrup dari sejumlah musisi yang sudah malang-melintang di dunia underground Malang. Mulai Julius Rinda Bagus (Take This Life), Anizar Yasmeen (Extreme Decay), Eltria Raffi (Dazzle) dan Raditia Putra (Young Savages, Mocking My Friends).
Tidak heran jika single ini merupakan cerminan dari hidup mereka yang meski sudah hampir mencapai paruh baya, namun tetap membara semangatnya. Memulai debutnya di gelaran RE:LIVE Heartfelt Collective 2024, Inveigh kemudian merilis singlenya berjudul “Nyala” dari EP Dinamika, untuk platform DSP.
Debut single “Nyala” adalah sebuah anthem bagi semua yang tengah menghadapi tantangan krisis paruh baya. Sebuah pemantik untuk beranjak dari kenyamanan dan tetap mengejar mimpi demi menjaga nyala api semangat dalam diri.
Baca Juga: 5 Grup Band Asal Malang, Ada yang Lagunya Jadi Soundtrack Web Series
Melalui lirik yang kuat dan musik yang penuh gairah, Inveigh menyampaikan pesan bahwa usia hanyalah angka dan semangat hidup harus terus menyala, apapun rintangan yang dihadapi.
“‘Nyala’ adalah bentuk ekspresi kami tentang bagaimana menghadapi masa-masa berliku dalam hidup, terutama saat krisis paruh baya. Kami ingin mengingatkan semua orang bahwa semangat tidak boleh padam meski menghadapi berbagai tekanan hidup,” ujar Yulius, vokalis Inveigh.
Proses kreatif “Nyala” berlangsung intensif dan penuh dedikasi. Inveigh menyempatkan melakukan proses produksi di sela-sela aktivitas padat mereka sebagai bapak-bapak.
“Pelatihan pertama pada bulan November 2023. Seingat kami, pelatihan tersebut cukup intens pada akhir 2023 hingga awal tahun 2024, yang kemudian menghasilkan materi di Dinamika EP,” jelas Julius
Niat awal mereka membentuk band garage/indie punk ini berawal dari Yulius sang vokalis dan Nizar sang bassist. Masing-masing mempunyai band sendiri-sendiri.
“Aku mau bikin band rock, lalu aku ajak Nizar tapi belum terbentuk. Kemudian setelah reuni TTL pada April 2023 lalu, perasaan untuk memulai sebuah band kembali muncul. Aku bertanya pada Nizar, dia menjawab “Gas”. Lalu aku mencari anggota tersisa untuk gitar dan drum,” tambah Julius.
Baca Juga: Coldiac Band, Band Indie Pop Malang yang Terus Berkarya Menuju Panggung Nasional
Single “Nyala” mencerminkan krisis paruh baya dari sudut pandang pribadi mereka sebagai orang Indonesia, khususnya orang Jawa yang tinggal di Malang. Dinyanyikan dalam bahasa Indonesia, Inveigh mencoba menyampaikan depresi dan penawaran secercah harapan yang terucap dalam bahasa ibu sehingga itu akan secara langsung diterima oleh para pendengarnya.
Dalam melakukan itu, Inveigh berharap pendengar bisa merasakan kehidupan mereka secara langsung tanpa harus menggali makna lagi yang lebih sulit.
“Tema besar pada lirik berasal dari apa yang kami alami dan rasakan di keseharian. We’re a bunch of late 20s-late 30s guys, so it’s only normal to write things guys our age might experience. Mungkin agak klise untuk bilang ‘menulis dengan jujur’, tapi semoga beberapa orang bisa relate dengan apa yang kami tulis,” jelas Julius.
Inveigh memulai proses penulisan dan latihannya pada November 2023 hingga Februari 2024. Perekaman pada Februari lalu berlangsung di beberapa tempat: drum dan bass di Sirius, vokal di Haum, dan gitar di 202 Studio.
Akhirnya, Inveigh menyerahkan proses mixing dan masteringnya ditangani oleh Dzul Fawaid di Studio Barkah, EP Dinamika akhirnya selesai pada bulan April 2024. Untuk bandcamp, EP Dinamika sudah dirilis pada 1 Juni 2024. Untuk DSP, Inveigh menargetkan rilis 2 single sepanjang Juni-Juli 2024.
Secara sonik, musik mereka berkembang dari suara garage punk ke gaya alt-rock yang mengingatkan kita pada The Bronx, The Ghost of a Thousand, Pure Love, Gallows, dan The Damned Things yang menggabungkan kombinasi gitar reverbing yang terdistorsi lebar dan energi punk rock.
“Sebenarnya kami tidak secara khusus mengonsep musik dengan warna atau genre tertentu, meski hasil akhirnya mungkin terdengar seperti itu. Lebih pada mencoba menyalurkan minat aku untuk memainkan lagu-lagu rock seperti band-band yang kita sukai dan dengarkan seperti Bronx, Ghost of a Thousand, Gallows, Pure Love, dan sejenisnya. Punk rock dengan sentuhan garage/blues juga nggak salah, padahal itu bukan niat kita sadar dari awal,” tambah Julius.
Single “Nyala” sudah tersedia di berbagai platform musik digital, termasuk spotify via label Haum Entertainment. Lagu ini diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pendengar dari berbagai kalangan, terutama mereka yang merasakan relevansi tema krisis paruh baya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko