MALANG, tugumalang – Gilang Widya Pramana menyatakan mundur dari kursi jabatan Presiden Arema FC pada Sabtu (29/10/2022). Keputusan itu dilakukan sebagai tanggungjawab moral atas meninggalnya 135 jiwa korban Tragedi Kanjuruhan.
Gilang juga menyinggung soal saham yang dia miliki di Arema FC. Dia mengaku saham yang dia miliki di Arema FC sebagai bentuk kecintaannya terhadap tim berjuluk Singo Edan itu.
“Saham itu adalah bentuk kecintaan saya pada Arema. Dimana saya masuk sebagai investor dan saya mendapatkan saham,” kata Gilang.
Dia mengakui bahwa jabatannya sebagai presiden klub itu diberikan oleh owner dan direksi Arema FC. Namun dia mengatakan bahwa kursi jabatan itu merupakan kehormatan baginya.
“Posisi presiden ini sebenarnya adalah posisi kehormatan. Dimana saya sebagai investor diberikan jabatan presiden oleh owner, direksi dan ini merupakan kehormatan bagi saya,” ungkapnya.
Terkait kelanjutan saham yang dia miliki di Arema FC, Gilang menyebut akan membahas lebih lanjut. Namun dia menegaskan saham itu merupakan salah satu bentuk kecintaannya terhadap Arema FC.
“Kedepan seperti apa nanti dibicarakan ulang yang pasti saham itu adalah bentuk kecintaan saya pada Arema,” bebernya.
Sementara dalam catatan Ditjen AHU Kemenkumham per tanggal 10 Mei 2022, mengungkap tiga pemilik saham terbesar di PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI) yang menaungi Arema FC.
Pertama, Iwan Budianto menjabat sebagai direktur utama tercatat memiliki saham mayoritas sebesar 3.750 lembar saham atau senilai Rp 3,75 miliar.
Kemudian Gilang Widya Pramana sebagai presiden klub melalui PT Juragan Sembilan Sembilan Corp tercatat memiliki 750 lembar saham atau senilai Rp 750 juta.
Selanjutnya Rafi Ahmad melalui PT Rans Entertainment Indonesia memiliki 500 lembar saham senilai Rp 500 juta.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko